Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Opera Cinta Lusiana
Suka
Favorit
Bagikan
6. Pesona Anggara

6. EXT & INT, VARIOUS LOCATIONS, SIANG. 


Cast: 

Lusiana, Iqmal, Ester, Rosa, Dirga, Femila, Tasya, Niken, 14 belas mahasiswa lainnya, Anggara, Pak Feriadi Akbar (ayah Lusi, 47 tahun), Ibu Lini (ibu Lusi, 43 tahun). 


FLASH BACK

- Pagi hari, di lapangan kampus, Lusi dan seluruh mahasiswa baru Fikom angkatan 2015 berbaris rapi. Semuanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Rambut Lusi dikucir satu. Seorang senior membubarkan barisan. Lusi berjalan ke pinggir lapangan sendirian. Anggara menghampiri Lusi, mengajaknya berjabatan tangan sambil tersenyum ramah. Anggara mengeluarkan permen kojek dari saku jaket dan memberikannya pada Lusi yang menerima sambil tersenyum manis. 

- Keesokan hari, Lusi berlari-lari kecil di bawah hujan di trotoar kampus. Sebuah mobil sedan menepi. Anggara keluar dari mobil, membawakan Lusi payung. Anggara menunjuk ke mobilnya. Lusi menggeleng, mengucapkan terima kasih. Anggara kembali ke mobil. Lusi berdiri di bawah payung hingga mobil Anggara berlalu.

- Keesokan hari, di lapangan, Lusi berjalan bersama Ester dan Rosa. Ketiganya mengenakan jaket kampus di luar kemeja putih mereka. Dari arah berlawanan, Anggara berjalan mendekat, dan berhenti di depan Lusi, lalu menunjuk pada ikatan tali sepatu Lusi yang terlepas. Anggara berjongkok diikuti Lusi. Setelah Lusi selesai mengikat tali sepatu, Anggara mengulurkan tangan, membantu Lusi berdiri. Ester dan Rosa saling bertukar pandang sambil tersenyum. 

- Seminggu kemudian, Lusi berjalan di selasar menuju ruang kuliah. Di dekat tiang selasar, Lusi melihat Anggara berdiri berhadapan seorang mahasiswi baru yang cantik. Anggara menatap lekat sambil menyodorkan permen. Mahasiswi baru itu menerimanya sambil tersenyum malu-malu. Dari jarak tiga meter, Lusi menatap terpaku, kemudian bergeleng pelan, dan pergi berlalu. 

End Flashback.

 

Lusi masih duduk melamun di kantin, tidak menyadari Rosa, Ester, Dirga, dan Iqmal memandangnya sambil senyum-senyum. Rosa menepuk punggung Lusi keras.

Lusi tersentak, kaget.

Rosa

Waah begini ini! Korban racun si Angga! 
Susah fokus!

 

Lusi menyipitkan mata, menatap galak pada Rosa. Ester tertawa.

 

Ester

Bukan racun kali! Tapi korban pesona Anggara.

  

Ponsel milik Lusi di atas meja berdering. Lusi mengambilnya, menekan tombol accept, lalu mulai bicara. 

  

Lusi

Loh, Papih? Kok pakai hape Mamih? 


Pak Feriadi dan Bu Lini, ayah-ibu Lusi duduk di ruang keluarga di rumah mereka. Pak Feriadi memegang telepon dengan mode speaker on


Lusi

Enggak kok, aku lagi di kantin.
Papih lagi jalan-jalan, ya sama Mamih?


Pak Feriadi

Papih di rumah, mau packing.


Lusi

Ooh, jadi Papih nelepon mau ngajak liburan?


Pak Feriadi

Bukan, Usi. 
Papih harus berangkat ke Kalimantan. Pesawat jam satu. 


Lusi

Pergi lagi? Terus kapan dong kita liburan keluarga?


Pak Feriadi

InsyaAllah, pulang dari Kalimantan, kita liburan.


Lusi

Asyiiik!


Pak Feriadi

Kamu temani Mamih, ya!
Jangan lupa belajar! Tapi, jangan di kasur, nanti malah ketiduran kaya kemarin. 


Lusi tertawa kecil.

Lusi

Tenang, Papih! Aku sekarang mulai rajin, kok. Tanya aja, Mamih!


Pak Feriadi

Papih berangkat, ya. 


Lusi

Hati-hati, Papih. I love you!
Wa’alaikumsalam.


Lusi menekan tombol off, tersenyum pada Ester yang menatap lembut. 


CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar