Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Opera Cinta Lusiana
Suka
Favorit
Bagikan
1. Mahluk Kikuk dalam Bus

1. EXT & INT. HALTE & BUS, PAGI

 

Cast: 

Lusiana (19 tahun, mahasiswi Ilmu Komunikasi semester 2), Pak supir bus, 9 orang pria berseragam (23 – 35 tahun).


Pemandangan jalan raya pukul 07.30 pagi, mobil lalu-lalang di dua jalur seberang halte. Lusiana (Lusi) berdiri di halte mengenakan blus warna soft fuchia dengan celana panjang putih, syal bergaris dengan warna senada melilit leher. Rambut sebahu, dijepit di kiri dan kanan. Di bahu kanan, tersampir tas besar berisi buku-buku kuliah, tangan kanannya memegang sebuah map berwarna biru. 

Sebuah bus Patas mendekat dan berhenti tepat di depan halte. Lusi berjalan menuju pintu. Dari arah belakang, seorang pria muda mengenakan kemeja biru muda dan celana pantalon biru tua menabrak Lusi.


JUMP CUT TO

Di dalam bus, Lusi duduk di bangku baris kedua, di dekat jendela kiri, sambil membaca pesan di ponsel. Lima baris bangku terdepan kosong. Dari barisan bangku belakang terdengar celetukan-celetukan.


VO (Penumpang pria 1)

Dek, mau ngelamar kerja? Saya mau ngelamar Adek!


Terdengar tawa beberapa orang pria. Lusi tetap tidak menoleh.


VO (Penumpang pria 2)

Mapnya kasih saya aja, Mbak!
Abang bantuin, deh!


Kembali terdengar tawa beberapa orang pria. Lusi tetap menunduk melihat pada ponsel. Map birunya tertindih tas di pangkuan. Supir bus menoleh pada Lusi.


Supir bus

(Lantang)

Neng, mau ke mana?


Lusi

Mangga Dua, Pak!


Supir bus

Eneng buru-buru ya? Sampe salah naek bis!
Ini bis karyawan, Neng!


Lusi terkejut, lalu menengok ke belakang.

Di barisan bangku, bagian belakang, terlihat sembilan orang pria berseragam celana pantalon biru tua dan kemeja biru muda dengan logo dan nama sebuah perusahaan di saku kanan. 

Lusi cepat-cepat berdiri, berjalan ke pintu, dan menoleh ke pengemudi bus. 


Lusi

Pak, berenti, Pak! Saya turun di sini!


Supir Bus

Ga boleh, Neng! Bisa ditilang nanti! 
Nanti di halte, Neng! Duduk aja dulu!


Lusi kembali duduk, menahan malu.

 

CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar