Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Opera Cinta Lusiana
Suka
Favorit
Bagikan
15. Rumah Masa Depan

15. EXT – TAMAN PEMAKAMAN KRISTEN, PAGI. 

 

Cast: 

Lusiana, Ester, Nathan (mahasiswa Fakultas Filsafat semester 6, kakak kandung Ester), seorang penjaga makam. 


Ester mengendarai motor dengan Lusi membonceng di belakang. Lusi menengok ke kiri-kanan, memandang rumah-rumah yang dilewati. Motor berbelok ke sebuah Taman Pemakaman Kristen.

Lusi 

(Berteriak)

Est, kita mau kemana?


Ester 

(Lantang)

Kantor Bokap, sebentar!


Motor melewati jalan beraspal dengan pemandangan hamparan makam di dua sisi jalan. Di halaman kantor pemasaran, Ester memarkir motornya. Lusi turun.


Ester

Kamu mau ikut masuk?


Lusi

Enggak, deh. Gue mau lihat-lihat di luar.


Ester masuk ke kantor pemasaran. 

Lusi berjalan-jalan ke area pemakama. Setelah beberapa meter, Lusi berhenti melangkah. Matanya menyapu barisan makam yang terbentang di sisi kiri jalan. Dari arah kanan jalan, terdengar suara seorang pria.


VO – Penjaga Makam

(Logat Sunda kental)

Ini bagus, A! Tanahnya padat, jadi enggak usah ditambah!


Lusi membalikkan badan dan melihat ke seberang, terlihat seorang pemuda berkulit sawo matang (Nathan) tengah berdiri di antara barisan makam, bersama seorang penjaga makam yang membawa arit dan selembar karung. Penjaga makan menunjuk pada dua makam kecil kembar di dekat kaki mereka. Pakaiannya yang kotor karena terkena tanah terlihat kontras dengan jaket coklat muda Nathan yang bersih. Tangan kanan Nathan memegang kantung plastik hitam. 


Nathan

Enggak bakal ambles, Pak?


Penjaga makam

Enggak, A! 


Nathan

Terima kasih, Pak Cecep!


Penjaga makam berlalu pergi. 

Nathan menunduk, menatap pada dua makam kecil kembar dengan nisan salib di dekat kakinya. Selama beberapa detik, Nathan menutup mata, dua telapak tangannya saling bertemu. Nathan terlihat tenang dan misterius. Dari seberang jalan, Lusi terus memperhatikan tanpa kedip. 

Selesai berdoa, Nathan mengeluarkan dua tangkai bunga lili dari kantung plastik, dan meletakkannya satu persatu di atas makam kembar. Ia mengelus kedua nisan sekilas, kemudian berdiri tegak, dan melihat ke arah Lusi. 

Lusi terkejut dan langsung membuang muka. Kemudian, tanpa menoleh lagi, Lusi berjalan kembali ke arah area parkir dengan bibir tersenyum lebar. 


CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar