21. INT. RUANG KULIAH, SIANG.
Cast:
Pak Binsar, Lusiana, seluruh mahasiswa FIKOM semester 2.
Di dalam kelas, Lusi dan teman-temannya tengah tekun menyimak materi kuliah dari bangku masing-masing. Pak Binsar Lubis berdiri di depan papan tulis. Ester, Rosa, dan Iqmal duduk di barisan belakang. Lusi dan Dirga di barisan depan.
Pak Binsar
Saya terkesan! Di ruangan ini banyak mahasiswa tangguh yang sudah berani terjun ke dunia nyata. Ada model, pekebun, penjaga stand, pekerja sosial, youtuber. Kalian telah beberapa langkah lebih maju!
Pak Binsar melangkah maju beberapa langkah, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh mahasiswa.
Pak Binsar
Untuk yang belum pernah merasakan bekerja, belum terlambat! Anda bisa mulai dari sekarang!
Saya akan beri bonus nilai bagi yang bisa mendapatkan pengalaman kerja di Semester 3 dan 4, part time atau wirausaha.
Anda bisa mencontoh Saudara Iqmal yang menjual hasil kebun atau Saudari Ariani yang berjualan puding secara online.
Dunia kerja, dunia usaha! Adalah tempat terbaik mempraktikkan ilmu komunikasi secara persuasif. Ingat! Belajar tidak cukup hanya di ruang-ruang kuliah!
Pak Binsar berjalan ke mejanya, lalu duduk, dan mulai menulis di agenda. Para mahasiswa beranjak dari bangku dan meninggalkan ruangan.
JUMP CUT TO
Lusi tidak beranjak dari bangkunya, duduk sendirian, menulis-nulis di halaman diktat miliknya.
Pak Binsar beranjak dari bangkunya, menenteng tas, lalu berjalan menghampiri Lusi.
Pak Binsar
Mengantuk, Saudari Lusi?
Lusi tertawa lesu.
Lusi
Bapak iih! Ngeledek.
Pak Binsar
Anak muda, kenapa lesu?
Lusi
Sedih, Pak. Tiga kali interview, gagal semua.
Pak Binsar
Berarti bidangnya tidak sesuai dengan modal anda. Coba lagi! Jangan putus asa!
Lusi
Iya, Pak.
Pak Binsar
Menurut saya, anda itu punya kecerdasan bahasa dan komunikasi. Suara anda juga renyah!
Lusi
(Tanpa semangat)
Terima kasih, Pak.
Pak Binsar
Anda jangan berpikir saya cuma menghibur!
Semua kelebihan anda yang saya sebut tadi, itu bisa jadi modal yang bagus untuk karir! Tinggal anda cari peluang yang sesuai dengan kelebihan anda itu!
Ayo, semangat!
Lusi tersenyum.
Lusi
Siap, Pak! Saya pasti coba lagi!
Pak Binsar pergi meninggalkan ruangan. Lusi terus menatap Pak Binsar dengan tatapan sayang.
CUT TO