Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KETIKA CITA TERBENTUR CINTA
Suka
Favorit
Bagikan
31. Ketika Cita Terbentur Cinta

FADE OUT

FADE IN

124.EXT.TEMPAT NONGKRONG ANAK MOTOR-MALAM HARI.

Jefri    

Go.

(Berteriak.)

Doni dan kawan motor yang lain pergi meninggalkan Jefri.

Andy  

Kalian kejar mereka. Biar aku dan tiga orang yang sudah kutunjuk untuk tetap disini.

(Melepas helm dan berdiri melangkahkan kaki menuju Jefri begitupula tiga orang yang dimaksud Andy.)

Jefri   

Jadi tiga orang yang kemarin adalah suruhanmu. Kukira kamu rabun jauh ternyata kamu bisa melihat dengan baik meski tidak pakai kacamata.

Andy  

Aku hanya menggunakan kacamata di sekolah. Iya mereka suruhanku untuk membuat rencana-rencanamu gagal hanya saja kamu selalu bisa menuntaskannya dengan baik. Saat itu aku berharap dengan tiga orang suruhanku menggoda Ria kamu akan melupakan janjimu dengan Rini dan tidak menemuinya sehingga kamu terlihat seperti orang yang tidak dapat dipercaya. Kedua aku tahu rencanamu saat kamu mengajak Rini ke toko buku Florest tapi aku menyuruh tiga orang suruhanku kemarin dan berharap pertemuan kalian gagal. Tapi ternyata kamu tetap bisa pergi dengannya.

Rini   

Jadi apakah rencanamu kemarin tidak berhasil sehingga kamu sekarang akan bertarung dengan Jefri disini?

(Berdiri di tengah-tengah Jefri dan Andy.)

Jefri   

Apa yang kamu lakukan kenapa kamu bisa ada disini? Siapa yang memberitahumu? Ini terlalu berbahaya minggir menghindar dari sana?

Rini    

Ria memberitahukanku dimana tempat kamu biasa nongkrong. Aku tahu kamu pasti membuat keputusan dengan membuat dirimu berjuang sendirian. Kamu tidak ingin menyesal kembali dengan kejadian kemarin kehilangan sahabatmu. Andy, jujur aku benar-benar tidak percaya kamu merencanakan semuanya dengan rapi hingga aku tidak tahu siapa sebenarnya dirimu. Jujur aku agak kecewa dengan sikapmu itu.

(Menoleh kepada Jefri kemudian menoleh kepada Andy.)

Andy  

Kamu yang membuatku seperti ini. Jadi siapa yang kamu pilih aku atau dia?

(Berteriak.)

Rini    

Sampai kapanpun aku tidak akan menerimamu. Aku pilih Jefri.

Andy terlihat kesal dan kedua tangannya mengepal dan kemudian dia berlari bersama ketiga kawannya.

Jefri    

Rini awas.

(Berlari mendekati Rini.)

Jefri kemudian menarik Rini hingga dia terdorong terjatuh terduduk. Jefri kemudian bertarung melawan tiga orang dan juga Andy. Jefri terlihat kewalahan darah sudah mengucur dari bibir dan hidungnya. Ketiga orang sudah terkapar tinggal Andy yang kuat berdiri dan Rini yang masih terduduk memperhatikan pertarungan.

Andy  

Masih merasa jagoan. Lihatlah dirimu sekarang. Melindungi dirimu sendiri saja tidak bisa. Kamu mau melindungi Rini. Sudah kubilang berkali-kali Rini tidak cocok untukmu.

(Berteriak dan membawa kayu mendekati Jefri.)

Jefri 

Aku tidak akan membiarkanmu meyakiti Rini. Kamu boleh memukulku berkali-kali tapi aku tidak akan membiarkanmu mendekati Rini.

(Berdiri terhuyung-huyung darah keluar dari mulut dan hidungnya.)

Andy  

Kamu masih belum menyerah.

(Berada dihadapan Jefri dan mengayunkan kayu.)

Rini  

Tidak.

(Berlari mendekati Jefri dan kayu mengenai lengan kanan Rini hingga terjatuh.)

Jefri 

Rini kamu tidak apa-apa.

(Mendekati Rini yang terlihat kesakitan.)

Andy  

Rini kamu tidak apa-apa.

(Mendekati Rini dan memegang lengan kanan Rini.)

Jefri 

Jauhkan tanganmu darinya.

(Mencengkram kerah baju Andy dan kemudian meninjunya.)

Andy  

Masih belum menyerah juga dirimu. Aku akan habisi kamu.

(Mendekati Jefri dan memukulnya berkali-kali.)

Andy kemudian memukul Jefri berkali-kali hingga dia terjatuh. Tiba-tiba terdengar suara sirene.

Cowok 1

Bos kita harus pergi sebelum ketangkap.

Andy   

Pergi cepat.

(Naik ke sepeda motor dan pergi bersama ketiga temannya.)

Rini mendekati Jefri yang terjatuh dengan luka di wajahnya cukup parah.

Rini    

Jefri bertahanlah. Polisi sudah datang aku akan panggilkan ambulan.

Jefri  

Jangan khawatirkan aku. Aku takut terjadi sesuatu dengan lengan kananmu.

(Napas terengah-engah dan darah masih keluar dari hidung dan mulut.)

Ria   

Itu bukan sirene polisi. Itu aku menggunakan panggilan alarm polisi dari handphone. Aku tadi bertanya kepada Doni. Kamu mau mengorbankan dirimu sendiri untuk teman-temanmu. Jangan seperti itu. Kamu tidak tahu betapa khawatirnya aku dan Rini. Aku akan menelpon ambulan. Rini tolong jaga Jefri sebentar.

CUT OUT:

125.RUANGAN RUMAH SAKIT-MALAM HARI.

Rini, Ria dan Jefri sudah tiba di rumah sakit sekarang. Jefri perlu mendapatkan perawatan lanjutan sedang Rini di ruang berbeda dengan Jefri sudah diperiksa. Ria kemudian muncul ke ruang tempat Rini berada.

Rini    

Bagaimana keadaan Jefri?

Ria     

Semoga baik saja. Dia perlu perawatan lanjutan. Banyak luka di wajahnya. Baru kali ini aku melihat luka yang cukup parah pada Jefri biasanya selama dia bertarung dia yang selalu menang. Aku tidak menyangka Andy seperti itu. Aku dengar dari Ani bahwa Andy tiba-tiba mengajukan pengunduran diri dari sekolah. Dia katanya mau pindah sekolah. Bagaimana dengan lengan kananmu?

Rini    

Keadaanku baik saja. Kata dokter lenganku tidak ada luka di dalam ketika dilakukan rontgen. Ini semua memang kesalahanku. Terimakasih Ria kamu sudah datang disaat yang tepat.

Ria    

Tidak perlu dirimu mengucapkan terimakasih. Sudah memang seharusnya aku datang membantu temanku yang sedang dalam bahaya. Tolong berjanjilah kepadaku untuk menjaga Jefri. Mulai sekarang aku tidak akan mengejar Jefri lagi. Jefri pernah bilang kepadaku dia mencintaimu hanya saja dia belum mengungkapkannya kepadamu. Dia mungkin gengsi dengan perasaannya sendiri. Aku sadar bahwa Jefri sangat bahagia bersamamu dia seperti memiliki semangat untuk terus bangkit jika mengingatmu dan melihatmu.

Rini   

Terimakasih sudah membantu dan mengatakan semuanya kepadaku.

Ria     

Kalau begitu aku pergi dulu.

(Melangkahkan kaki meninggalkan Rini.)

Tiba-tiba di ruang perawatan Pak Rio muncul.

Pak Rio

Apa yang terjadi denganmu? Ayah tadi mencarimu dan tidak menemukanmu di kamar padahal hari sudah malam dan tadi kamu sedang ada dirumah. Ayah tadi mencarimu melalui GPS dan terlihat kamu sedang berada di rumah sakit.

Rini   

Aku tidak apa-apa ayah.

Pak Rio

Ini pasti ulah anak motor itu.

Rini  

Ini bukan kesalahan Jefri ayah.

Pak Rio

Besok ayah akan memindahkan sekolahmu keluar kota. Di rumah nenek supaya kamu fokus dengan cita-citamu. Sekarang ayo pulang.

Rini   

Ayah bolehkah aku menemui temanku. Baru aku akan pulang kerumah.

Pak Rio

Baiklah cepatlah.

Rini kemudian menemui Jefri di ruang perawatan lanjutan.

Jefri

Kamu baik-baik saja. Aku khawatir kepadamu hanya saja aku masih tidak boleh keluar dari sini.

Rini

Jefri apakah ada hal yang ingin kamu sampaikan kepadaku?

Jefri

Tidak, ada kenapa?

Rini

Ayah besok akan memindahkanku ke sekolah diluar kota. Besok pagi aku akan menaiki pesawat. Ayah tidak ingin aku bersekolah disini lagi. Kalau gitu aku pulang dulu. 

(Rini pergi meninggalkan Jefri yang terdiam menatapnya.)

CUT OUT:

126.BANDARA-PAGI HARI.

Esok hari di bandara terlihat Rini, Pak Rio dan Dinda sedang menunggu pesawat yang memberangkatkan Rini.

Pak Rio

Pesawatmu akan berangkat. Cepat naiklah.

Rini    

Ayah setelah aku pikir, Aku masih ingin sekolah disini. Aku masih ingin disini. Aku tidak ingin pindah ayah. Maafkan aku kali ini aku memutuskan jalan hidupku sendiri tidak sesuai dengan keinginan ayah.

(Berlari meninggalkan pak Rio.)

Pak Rio

Rini tunggu.

(Akan mengejar Rini tapi tangannya dipegang oleh Dinda.)

Dinda 

Ayah cukup Dinda yang menuruti keinginan ayah. Biarkan Rini menentukan jalan yang diinginkannya. Ayah tidak perlu khawatir kami sudah dewasa bisa menentukan pilihan kami masing-masing. Ayah jangan terlalu mengekang kami. Kami berbeda dengan ibu. Kami selalu ingat ayah dan tidak akan meninggalkan ayah seperti ibu yang lakukan terhadap ayah. Jadi ayah kali ini biarkan Rini menentukan jalannya sendiri.

(Menatap dan memegang tangan pak Rio.)

Pak Rio

Dinda, maafkan ayah kalau kalian menjadi terkekang. Ayah hanya ingin yang terbaik  bagi kalian.

Dinda 

Kalau begitu ayah dukunglah kami dengan jalan yang ingin kami pilih. Bisa bukan.

Pak Rio hanya menganggukan kepala tidak mengucap kata satupun. 

CUT OUT:

127.BALKON RUMAH SAKIT-PAGI HARI.

Di balkon rumah sakit terlihat Jefri sedang menatap langit. Tiba-tiba Rini berada di belakang Jefri.

Rini    

Apa yang kamu nantikan?

Jefri    

Aku hanya menunggu pesawat yang pergi.

Rini    

Jadi kamu menyesal.

Jefri    

Iya aku belum mengungkapkan perasaanku.

Rini    

Jadi apa yang ingin kamu katakan?

Jefri    

Kamu tidak jadi pergi. Kukira tadi kamu perawat yang akan mengantarkanku kembali ke ruangan.

(Menoleh kebelakang melihat Rini dan kaget.)

Rini    

Seperti yang kamu lihat, aku sekarang berada disini dihadapanmu. Apa yang ingin kamu katakan?

Jefri melangkahkan kaki kepada Rini dan memegang rambut Rini.

Jefri    

Aku cinta kamu. Maukah kamu jadi pacarku? Aku mengungkapkan perasaanku sekarang. Aku tidak ingin menyesal lagi. Rasanya hampa ketika kamu mengatakan akan pergi.

(Menatap Rini.)

Pak Rio tiba-tiba muncul bersama Dinda.

Pak Rio

Ingat kalian masih sekolah fokus belajar.

Rini    

Ayah.

(Melihat pak Rio.)

Pak Rio

Baiklah ayah tidak jadi menyekolahkanmu keluar kota. Kamu sekolah disini saja.Kamu anak muda tolong jaga anakku jangan macam-macam. Ayah titip Rini kepadamu.

(Menatap Rini kemudian menunjuk Jefri.)

Rini kemudian menghampiri ayahnya memeluknya begitupula dengan Dinda. Jefri tersenyum melihat pemandangan itu.

Pak Rio

Ayo pulang.

(Membalikkan badan bersama Dinda menuruni tangga.)

Rini    

Aku menerimamu karena aku juga mencintaimu.

(Berteriak dan menatap Jefri.)

Jefri kemudian menghampiri Rini tersenyum dan memeluknya.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar