FADE OUT
FADE IN
55.INT.KELAS-PAGI HARI.
Rini dan Andy kemudian sudah sampai di ruang kelas. Hanya mereka berdua yang berada di kelas. Andy kemudian mendudukan Rini di kursi belakang pojok.
Rini
Terimakasih ya Andy, sudah mengobati lukaku.
Andy
Iya sama-sama, oh ya aku akan membelikanmu air minum dulu di kantin.
(Pergi meninggalkan Rini keluar kelas.)
Tiba-tiba kemudian datanglah Jefri ke dalam kelas dan kemudian menghampiri Rini.
Jefri
Bagaimana kakimu apakah sudah agak baik?
(Posisi berdiri.)
Rini
Ini semua karena ulahmu.
Jefri
Kamunya aja yang selalu jatuh di depanku. Kamu pingin aku gendong kayak kemarin ya.
Rini
Jangan kepedean, aku aja sebenarnya ogah dekat dan duduk disampingmu.
Jefri
Terus kenapa kamu mau duduk disampingku?
Rini
Karena dirimu yang minta. Ingat batas.
(Teriak.)
Jefri
Iya udah aku minta maaf. Ini buatmu. Sekalian aku juga mau kamu datang di tempat ini jam tujuh nanti.
(Meletakkan sesuatu yang terbungkus plastik hitam dan kertas kecil kemudian mengambil tas dan melangkahkan kaki pergi keluar kelas.)
CUT TO:
56.BALKON-PAGI HARI.
Rini kemudian membuka bungkusan plastik hitam tersebut dan terlihat dua sapu tangan. Rini kemudian membuka kertas kecil yang diberikan Jefri dan berisi nama restoran. Rini segera keluar dari kelas mencari Jefri dan kemudian mengingat balkon di lantai atas atap gedung. Ternyata Jefri sedang duduk sambil memperhatikan langit biru dan minum air putih didalam botol.
Rini
Ternyata kamu disini.
(Posisi berdiri di belakang Jefri.)
Jefri
Kamu, kenapa kamu mengikutiku lagi? Kamu pura-pura sakit ya kakimu. Untuk orang yang sakit kakinya, langkahmu cukup cepat mengejarku.
(Menoleh kepada Rini sambil menutup botol air putih dan memasukannya ke dalam tas.)
Rini kemudian melangkahkan kaki dan duduk di samping Jefri.
Rini
Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih untuk saputangan yang kau belikan untukku. Kenapa kamu membelikannya dua.
(Menatap Jefri.)
Jefri
Iya, karena aku sudah berjanji untuk meganti saputanganmu yang kemarin.
(Menatap ke langit di arah depan.)
Rini
Seharusnya kamu hanya membelikanku satu saja.
Jefri
Kalau kamu tidak suka buang saja satunya. Gitu saja repot.
(Menatap Rini.)
Rini
Masih saja menyebalkan padahal dirimu sedang meminta maaf.
Jefri
Iya sudah maaf aku yang salah. Kamu selalu bikin aku kesal. Apa yang kulakukan selalu salah di matamu.
Rini
Aku hanya tidak ingin pacar kamu itu cemburu terhadapku.
Jefri
Dia bukan pacarku. Sudah kujelaskan bolak balik kepadamu aku dan dia sudah tidak ada hubungan lagi. Kami sudah putus.
Rini
Oh jadi dia mantanmu. Kenapa kalian putus?
Jefri
Ada hal yang tidak bisa aku ceritakan sekarang. Ada hal-hal yang tidak seharusnya dikatakan dan lebih baik diam saja jangan mencampuri urusan orang lain.
Rini
Tapi kamu masih menyukai dia bukan?
Jefri
Bagaimana kamu tahu aku masih menyukainya?
Rini
Ternyata benar kamu masih menyukainya. Tetapi kenapa kamu malah menghindarinya Bukankah kamu suka dengan dirinya?
Jefri
Iya aku memang masih sayang dan cinta dengan Ria tapi ceritanya panjang dan sekarang siluman ini lagi pingin tahu ceritanya ya? Jangan-jangan dirimu yang cemburu kalau aku balik dengan mantanku.
Rini
Mana ada? Yang ada kalau kita pacaran, kita itu hanya tengkar saja dan membuat aku jadi darah tinggi karena selalu tengkar denganmu?
Jefri
Ya bagus lah kalau dirimu tengkar dengan diriku?
Rini
Bagus apanya?
Jefri
Katanya yang benci bisa nanti jadi jatuh cinta. Awas dirimu suka dengan diriku.
Rini
Apaan sih? Tapi apakah dirimu tidak menyesal kalau kamu membenci orang yang masih kamu suka?
Jefri
Iya menyesal tetapi terkadang kita harus memilih jalan yang tidak kita ingini.
Rini
Katanya kalau kita tidak mengungkapkan apa yang kita rasa dan apa yang hati kita pendam dan ingin sampaikan yang ada nanti hanyalah penyesalan dan kesedihan.Kukira kamu lebih baik mengungkapkannya sebelum semuanya terlambat dan kamu akhirnya menyesali keputusanmu hari ini.
Jefri
Terkadang dirimu yang bawel ini membuatku sadar.
(Berdiri.)
Rini
Sadar kenapa?
(Posisi duduk dan menatap Jefri dengan mengadahkan kepalanya.)
Jefri
Iya, aku menyadari bahwa kamu sebenarnya selalu memperhatikanku dan peduli denganku. Jadi tanyakan kepada dirimu sendiri apakah dirimu menyukai diriku sebelum semuanya terlambat dan dirimu menyesal.
Rini
Apa?
Jefri
Ya udah aku pergi dulu. Jangan lupa datang jam tujuh malam ini dan dandan yang cantik.
(Berjalan melangkahkan kaki sambil membawa tas.)
Rini
Memang kamu mau kemana?
Jefri
Boloslah.
(Berhenti melangkahkan kaki dan menoleh menatap Rini.)
Rini
Ternyata sifat lamamu muncul juga akhirnya. Kukira kamu sudah sadar.
Jefri
Mana mungkin aku jadi anak rajin? Aku ada keperluan. Sudah ah, aku pergi dulu.Jangan pedulikan diriku awas dirimu nanti jadi suka denganku kalau suka mengikutiku.
(Melangkahkan kaki dan meninggalkan Rini menuruni tangga.)
Rini menoleh kepada Jefri yang hilang menuruni tangga meninggalkannya pergi.
Rini
Ah masak, aku suka dengan monster itu? Mana mungkin? Tidak…tidak boleh terjadi.
(Berbicara kepada diri sendiri.)
Bel masuk berbunyi dan kemudian Rini berdiri dan menuruni tangga kembali ke kelas. Ketika Rini sampai didepan kelas Andy sedang duduk di depan kelas menunggunya. Andy kemudian melihat Rini dan berdiri melangkahkan kaki menghampiri Rini.
Andy
Aku tadi mencarimu di kelas tidak ada, di lapangan juga tidak ada begitu pula di perpustakaan tidak ada sehingga aku menunggumu disini. Ini minumlah jus jambu kesukaanmu.
(Menyerahkan gelas jus jambu kepada Rini.)
Rini
Makasih ya Andy. Aku akan meminumnya nanti. Ayo kita masuk ke kelas sebelum guru datang.
Rini dan Andy kemudian berbarengan memasuki ruang kelas.