FADE OUT
FADE IN
99.INT.KAMAR-PAGI HARI.
Esok hari di hari Minggu, Rini sedang melihat pantulan wajahnya di depan kaca.
Rini
Waktunya berangkat.
(Membuka pintu kamar dan kemudian melangkahkan kaki menuruni anak tangga sambil mengendap-endap.)
Pak Rio
Mau kemana anak ayah yang satu ini.
(Menatap Rini.)
Rini
Hari ini.. Rini. ada tugas kelompok ayah. Rini harus berangkat karena teman-teman sudah menunggu Rini di rumah Ani.
(Terkejut dan berbicara gugup menatap pak Rio.)
Pak Rio
Kerja kelompok buat kerajinan boneka beruang lagi.
Rini
Tidak ayah, hari ini ada tugas kelompok yang harus segera dikumpulkan dan diselesaikan. Ayah harus percaya pada Rini. Lagipula Rini sudah janji kalau akan belajar, lulus dengan nilai sempurna dan meraih cita-cita sesuai keinginan ayah dan janji Rini kemarin.
Pak Rio
Baiklah kalau begitu. Pergilah hati-hati di jalan. Jangan pacaran.
Rini
Iya ayah. Rini berangkat dulu.
(Membuka pintu dan kemudian melewati pagar rumah berlari menuju halte bis segera duduk di bis yang sedang menunggu penumpang.)
CUT OUT:
100.JALAN-PAGI HARI.
Rini kemudian sudah sampai di halte bis berikutnya di jalan Florest. Untuk menuju toko buku Rini harus berjalan kaki melewati beberapa lorong dan tempat sepi. Saat berjalan kaki ada tiga orang yang membututi Rini si sepanjang jalan.
Rini
Sepertinya ada yang mengikutiku.
(Menoleh kebelakang tetapi tidak ada siapa-siapa.)
Rini kemudian berlari dan ternyata tiga orang tersebut mengikuti Rini berlari. Rini kemudian bersembunyi di lorong jalan sepi sambil mengintip tiga orang tadi.
Rini
Sudah jam segini. Tinggal lima menit lagi. Jefri pasti sedang menungguku sekarang. Tapi kenapa tiga orang itu mengikutiku?
(Bersembunyi di lorong sepi sambil mengintip tiga orang yang sedang kebingungan mencarinya.)
Aku harus menelpon Jefri. Kenapa tidak diangkat padahal nomernya aktif? Awas saja ya kalau mengerjaiku lagi.
(Berbicara sendiri menatap layar handphone dan kemudian mengintip tiga orang yang sedang mencarinya.)
Sudah jam sepuluh. Aku harus keluar sampai kapan aku disini? Kenapa juga orang itu tidak pergi. Kenapa mereka malah menuju kesini? Jalan buntu lagi.
(Mengintip tiga orang tadi dan kemudian Rini berjalan mundur.)
Cowok1
Ternyata kamu disini rupanya.
(Melangkahkan kaki bersama kedua temannya menghampiri Rini.)
Rini
Jangan mendekat. Aku akan teriak.
(Berjalan mundur hingga tiba di dinding dan tidak ada celah keluar.)
Cowok 2
Teriak saja. Disini tidak akan seorangpun yang menolongmu. Ini jalan sepi.
(Tertawa dan melangkahkan kaki kepada Rini.)
Rini
Sebenarnya kalian mau apa?
(Meraba dinding dan melihat dinding yang tinggi.)
Bagaimana bisa aku meloncat ke dinding itu dan kabur?
Cowok 3
Kamu mau loncat dan kabur. Tidak mungkin.
(Mendekat kepada Rini bersama kedua temannya.)
Jefri
Hay kalian berhenti. Jangan hanya berani keroyokan sama cewek. Sini lawan aku.
(Berada di belakang ketiga cowok yang sekarang menoleh kepada Jefri.)
Rini
Jefri kamu disini.
(Terkejut.)
Jefri
Sebentar kelihatannya aku masih ingat wajah kalian. Bukankah kalian yang kemarin tiga hari yang lalu datang mengganggu.
Cowok 1
Akhirnya kita bertemu lagi. Waktunya pembalasan dendam. Rasakan ini.
(Menghampiri Jefri dan kemudian mengeluarkan pukulan dengan tangan kanannya.)
Jefri kemudian menghindari pukulan dan menendang cowok 1 dengan tendangan kaki yang tepat berada di kepala hingga terjatuh. Kemudian Jefri berlari menghadapi cowok 2 dan cowok 3 dan memukul serta menghindari pukulan.
Jefri
Cepat kamu menghindar.
(Berteriak.)
Rini
Bagaimana bisa menghindar mereka menghalangi jalanku?
(Berteriak dan melihat Jefri bertarung dengan dua cowok itu.)
Jefri
Tunggu aku.
Jefri kemudian memukul dan membenturkan cowok 2 di didinding lorong dan kemudian menendang kepala cowok 3 hingga terjungkal. Jefri kemudian menarik tangan Rini dan berlari berbarengan. Ketiga cowok tersebut bangun dan mengejar Rini serta Jefri. Jefri kemudian bersembunyi dengan Rini duduk berjongkok di balik tempat sampah di lorong selanjutnya sambil mengintip tiga orang cowok itu.
Rini
Kukira kamu akan mengerjaiku lagi dan tidak akan datang. Pada akhirnya kamu malah datang untuk menyelamatkanku. Terimakasih.
Jefri
Sudah kubilang aku pasti datang.
Rini
Tapi dimana motormu?
Jefri
Motorku lagi diperbaiki ada kerusakan di tangki oli. Aku tadi naik bis.
Rini
Sama, aku juga kesini naik bis.
Jefri
Kenapa kamu datang lebih awal?
Rini
Yah karena aku tidak mau telat. Lagipula aku dari dulu selalu datang tepat waktu kalau ada janji. Aku lebih senang menunggu daripada ditunggu.
Jefri
Lain kali jangan menungguku. Biar aku yang menunggumu. Karena menunggu adalah bagian dari perjalanan yang memberikan pengharapan diantara ketidakpastian. Aku tidak ingin kamu menungguku seperti kemarin. Biarkan lain kali aku yang menunggumu.
(Menatap Rini.)
Rini
Yah, oke baiklah kalau kamu sadar dengan kesalahanmu kemarin. Tapi bagaimana bisa kamu tahu posisiku berada dimana?
Jefri
Yah tahu lah, lihat panggilan telponmu masih terangkat di handphoneku dan juga aku melacak posisimu menggunakan GPS yang masih aktif dari nomermu.
(Menunjukan panggilan telepon dari Rini yang berada di handphonenya.)
Rini
Aku menelponmu tiga kali. Aku tidak menyangka kamu akan mengangkat panggilan ketiga dari telponku. Kukira tadi kamu bakal mengerjaiku lagi. Aku sangat ketakutan melihat ketiga cowok yang membututiku.
(Mengambil handphone di tas dan mematikan sambungan panggilan telepon kepada Jefri.)
Jefri
Aku tadi di jalan. Handphoneku di tas. Aku tadi saat mengangkat panggilan teleponmu terlihat kamu berteriak ketakutan. Aku sangat khawatir. Aku sudah berjanji pada ayahmu untuk menjagamu tidak celaka sehingga tidak terjadi apa-apa. Aku berusaha sebisa mungkin berlari sampai menemukanmu setelah turun dari bis. Kamu tidak perlu takut lagi sekarang, aku ada bersamamu. Aku juga sudah tahu siapa dalang dari ketiga orang itu.
Rini
Memang siapa?
Jefri
Kamu tidak perlu tahu. Besok aku akan mengurusnya.Kalau seperti ini kapan kita keluar dari persembunyian ini?
Rini
Apakah kita harus berlari sampai di keramaian dekat toko buku Florest.
Jefri
Baiklah. Kalau kamu masih sanggup berlari ayo kita berlari. Jika nanti kamu capek kita berhenti. Biar aku melawan mereka bertiga. Kelihatannya mereka sedang mencari di lorong yang lain. Sebelum mereka kesini ayo kita keluar.
(Melihat Rini.)
Rini dan Jefri kemudian berlari dari persembunyian dan ketiga orang yang sedang mengawasi lorong yang lain tidak sadar kalau Jefri dan Rini sudah keluar dan berlari dari tempat itu.