Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KETIKA CITA TERBENTUR CINTA
Suka
Favorit
Bagikan
7. Cinta Terbentur Cita

FADE OUT

FADE IN

24.INT.DIDALAM MOBIL REYHAN-MALAM HARI.

Reyhan, Dinda dan Rini kemudian selesai makan di restoran dan kemudian mereka pulang dengan menaiki mobil Reyhan.

Rini

Kakak di depan saja, biar aku sendirian di belakang.

Dinda

Kakak mau menemani kamu adik.

Rini

Tadi saat kakak menjemput Rini, kakak duduk di depan kenapa sekarang kakak mau duduk dibelakang?

Dinda

Tadi hanya berdua sekarang ada kamu.

Rini

Udah kakak didepan saja, kak Reyhan nanti kayak supir yang mengantar kita makan kalau semuanya di belakang. Udah kakak, gak usah cerewet lagi.

(Menutup pintu dan menarik pegangannya biar tidak terlepas karena dipegang Dinda dari luar.)

Dinda

Maaf ya Reyhan atas keributan ini dan aku duduk di sampingmu sekarang.

(Membuka pintu mobil dan duduk.)

Reyhan

Iya gak papa Dinda, kamu duduk di sampingku sekarang maupun nanti di masa depan. Aku pasti menerimanya.

(Memegang kemudi dan menatap jalan.)

Rini

Apa?

Dinda menatap Reyhan dan kemudian mengawasi Rini yang berteriak terkejut dengan perkataan Reyhan.

Reyhan

Maaf kelihatanya aku salah bicara ya.

Dinda

Reyhan gimana sih? adik aku masih kecil jangan bilang seperti itu didepan adikku.

Rini

Aku setuju kok kak kalau kak Reyhan nanti jadi suami kakak.

Dinda

Rini kamu jangan seperti itu

(Melotot sambil melihat ke belakang menatap Rini.)

CUT TO:

25.DEPAN RUMAH DINDA-MALAM HARI.

Mobil yang dikendarai Reyhan sudah sampai di depan rumah Dinda.

Reyhan

Sudah sampai? Cek barang-barang kalian ya jangan sampai ada yang ketinggalan.

Rini    

Yang ketinggalan mungkin hati kak Dinda terhadap kakak.

(Membuka pintu dan tertawa.)

Reyhan tertawa dan kemudian Dinda membuka pintu dan menatap Reyhan sambil turun dari mobil.

Dinda

Terimakasih Reyhan, aku permisi dulu ya kamu hati-hati dijalan. Assalamualaikum.

Reyhan

Walaikumsalam. Tunggu Dinda.

Dinda

Ada apa?

Reyhan

Nanti kalau ada kesempatan lagi kita jalan ya. Aku akan memberitahumu kalau mengajakmu pergi.

Dinda

Iya, baiklah.

(Menganggukan kepala.)

Rini    

Aku tidak diajak nih.

Reyhan

Iya, nanti kita jalan bersama lagi seperti hari ini.

Rini    

Wah makasih kak Reyhan yang ganteng pacar kakak Dinda ini.

Reyhan

Ya udah kalau gitu, aku permisi dulu ya.

Reyhan kemudian mengemudikan kendaraan mobilnya dan menghilang dari pandangan Dinda dan Rini yang mengawasinya.

Rini   

Haduh kak Dinda menatap kepergian kak Reyhan sampai segitunya.

(Berbisik di belakang Dinda.)

Dinda 

Kamu itu hanya buat kakak malu saja. Lain kali jangan seperti itu Rini.

Rini    

Aku akan mendukung kakak dengan kak Reyhan. Janji. Semoga aja ayah tidak tahu kalau kakak pacaran dengan kak Reyhan bisa-bisa ayah marah.

Dinda

Siapa juga yang pacaran?

Rini kemudian membuka pagar dan terlihat tidak tergembok dan terkunci seperti yang sudah dilakukannya sebelum pergi tadi.

Rini    

Tadi sudah aku kunci, Kenapa sekarang terbuka?

Dinda 

Seriusan? Terus siapa yang membukanya?

Rini    

Apa jangan-jangan ada maling atau perampok di rumah kita kak?

CUT TO:

26.DEPAN PINTU RUMAH-MALAM HARI.

Dinda kemudian menutup mulutnya dan Rini kemudian membuka pagar dengan pelan-pelan tidak menimbulkan suara. Dinda dan Rini kemudian masuk berbarengan.

Rini   

Kak di ruang tamu kelihatannya ada orang. Apa kita masuk dari ruang belakang saja.
Aku bawa kuncinya dan kemudian menyergap orang itu dan diserahkan ke petugas keamanan.

(Berbisik sambil melihat jendela ruang depan yang terlihat cowok yang hanya terlihat kepalanya sedang duduk santai.)

Dinda

Kakak takut Rin, apa tidak lebih baik lapor polisi atau aparat keamanan di komplek
kita

(Berbisik.)

Rini 

Kelamaan kak, keburu maling atau perampoknya kabur. Kakak tidak usah kuatir Rini pernah ikut pencak silat. Nanti Rini bakal melakukan sesuatu buat mereka yang sudah masuk ke rumah kita tanpa ijin dan permisi menyesal dan kesakitan.

CUT TO:

27.DAPUR-MALAM HARI.

Dinda kemudian mengangguk dengan usul Rini dan kemudian mereka berdua mengendap-endap menuju ruang belakang. Mereka sudah sampai di ruang belakang yang merupakan dapur di rumah mereka.

Rini  

Haduh kenapa gak ada apa-apa disini. Ya udah pakai wajan dan sapu saja.

Dinda

Rini, seriusan kakak takut.

(Memegang pundak Rini.)

Rini  

Kalau gitu kakak berada di belakang kalau nanti ada apa-apa kakak langsung menelepon polisi atau kak Reyhan. Biar Rini yang menghadapi penjahat itu.

CUT TO:

28.RUANG TAMU-MALAM HARI.

Dinda kemudian berada di belakang untuk mengawasi Rini dan Rini kemudian mengendap-endap. Saat itu cowok yang tadi dilihat Rini dan Dinda sudah berpindah posisi tempat duduk sekarang membelakangi dapur sambil memegang vas bunga. Segera Rini kemudian memukul cowok itu pakai sapu berkali-kali dan terlihat sekarang siapa cowok itu ketika menoleh kepada Rini.

Pak Rio

Haduh sakit, kenapa aku dipukul?

Rini     

Ayah, ayah sudah pulang. Ya ampun ayah maafin Rini. Kenapa ayah tidak menghubungi aku atau kak Dinda kalau ayah sudah pulang?

(Rini memeluk pak Rio.)

Pak Rio 

Kenapa ayah harus menghubungi kalian. Ayah punya kunci rumah ini, Dimanakah Dinda?

Dinda kemudian muncul dari belakang dan segera juga memeluk pak Rio seperti Rini.

Dinda   

Seharusnya ayah menghubungi kami sehingga kejadian pemukulan seperti hari ini tidak terjadi. Hampir saja Dinda lapor polisi. Ayah sendiri bukannya bilang sampai dua minggu pergi ternyata tidak sampai seminggu ayah kembali.

Pak Rio

Perusahaan mitra itu ternyata lebih mudah untuk diajak bergabung di perusahaan kita. Sehingga ayah tidak perlu berlama-lama di luar kota. Lagipula kenapa kalian tidak ada dirumah dan baru pulang jam-jam malam ini? Ayah sudah bilang kepada kalian untuk tidak pulang malam-malam. Darimana saja kalian berdua?

Dinda   

Tadi..

(Gugup.)

Rini    

Ayah tidak usah kuatir, tadi kak Dinda dan Rini sedang membeli sesuatu kemudian tidak terasa sudah malam karena kebiasaan mau cari diskon dan harga miring biar tidak banyak uang yang keluar sehingga sampai rumah kemalaman karena kendaraan taxi juga susah tadi.

Pak Rio

Apa begitu Dinda?

Dinda hanya terdiam ketika pak Rio melihatnya. Rini yang melihat kak Dinda kemudian menatap pak Rio.

Rini      

Ayah, kak Dinda lagi kecapekan karena sepulang dari kuliah harus langsung mengantar Rini beli keperluan Rini. Ayah harus percaya sama anak ayah.

Pak Rio 

Baiklah, bukannya ayah tidak percaya kepada kalian hanya saja ayah ingin kalian ingat untuk harus belajar bukan pacaran. Kalian harus meraih cita-cita bukan cinta-cintaan. Kalau gitu ayah ke kamar dulu. Mau beristirahat.

Pak Rio kemudian berdiri dan menuju ke kamarnya sedang Rini dan Dinda saling bertatapan.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar