FADE OUT
FADE IN
24.INT.DIDALAM MOBIL REYHAN-MALAM HARI.
Reyhan, Dinda dan Rini kemudian selesai makan di restoran dan kemudian mereka pulang dengan menaiki mobil Reyhan.
Rini
Kakak di depan saja, biar aku sendirian di belakang.
Dinda
Kakak mau menemani kamu adik.
Rini
Tadi saat kakak menjemput Rini, kakak duduk di depan kenapa sekarang kakak mau duduk dibelakang?
Dinda
Tadi hanya berdua sekarang ada kamu.
Rini
Udah kakak didepan saja, kak Reyhan nanti kayak supir yang mengantar kita makan kalau semuanya di belakang. Udah kakak, gak usah cerewet lagi.
(Menutup pintu dan menarik pegangannya biar tidak terlepas karena dipegang Dinda dari luar.)
Dinda
Maaf ya Reyhan atas keributan ini dan aku duduk di sampingmu sekarang.
(Membuka pintu mobil dan duduk.)
Reyhan
Iya gak papa Dinda, kamu duduk di sampingku sekarang maupun nanti di masa depan. Aku pasti menerimanya.
(Memegang kemudi dan menatap jalan.)
Rini
Apa?
Dinda menatap Reyhan dan kemudian mengawasi Rini yang berteriak terkejut dengan perkataan Reyhan.
Reyhan
Maaf kelihatanya aku salah bicara ya.
Dinda
Reyhan gimana sih? adik aku masih kecil jangan bilang seperti itu didepan adikku.
Rini
Aku setuju kok kak kalau kak Reyhan nanti jadi suami kakak.
Dinda
Rini kamu jangan seperti itu
(Melotot sambil melihat ke belakang menatap Rini.)
CUT TO:
25.DEPAN RUMAH DINDA-MALAM HARI.
Mobil yang dikendarai Reyhan sudah sampai di depan rumah Dinda.
Reyhan
Sudah sampai? Cek barang-barang kalian ya jangan sampai ada yang ketinggalan.
Rini
Yang ketinggalan mungkin hati kak Dinda terhadap kakak.
(Membuka pintu dan tertawa.)
Reyhan tertawa dan kemudian Dinda membuka pintu dan menatap Reyhan sambil turun dari mobil.
Dinda
Terimakasih Reyhan, aku permisi dulu ya kamu hati-hati dijalan. Assalamualaikum.
Reyhan
Walaikumsalam. Tunggu Dinda.
Dinda
Ada apa?
Reyhan
Nanti kalau ada kesempatan lagi kita jalan ya. Aku akan memberitahumu kalau mengajakmu pergi.
Dinda
Iya, baiklah.
(Menganggukan kepala.)
Rini
Aku tidak diajak nih.
Reyhan
Iya, nanti kita jalan bersama lagi seperti hari ini.
Rini
Wah makasih kak Reyhan yang ganteng pacar kakak Dinda ini.
Reyhan
Ya udah kalau gitu, aku permisi dulu ya.
Reyhan kemudian mengemudikan kendaraan mobilnya dan menghilang dari pandangan Dinda dan Rini yang mengawasinya.
Rini
Haduh kak Dinda menatap kepergian kak Reyhan sampai segitunya.
(Berbisik di belakang Dinda.)
Dinda
Kamu itu hanya buat kakak malu saja. Lain kali jangan seperti itu Rini.
Rini
Aku akan mendukung kakak dengan kak Reyhan. Janji. Semoga aja ayah tidak tahu kalau kakak pacaran dengan kak Reyhan bisa-bisa ayah marah.
Dinda
Siapa juga yang pacaran?
Rini kemudian membuka pagar dan terlihat tidak tergembok dan terkunci seperti yang sudah dilakukannya sebelum pergi tadi.
Rini
Tadi sudah aku kunci, Kenapa sekarang terbuka?
Dinda
Seriusan? Terus siapa yang membukanya?
Rini
Apa jangan-jangan ada maling atau perampok di rumah kita kak?
CUT TO:
26.DEPAN PINTU RUMAH-MALAM HARI.
Dinda kemudian menutup mulutnya dan Rini kemudian membuka pagar dengan pelan-pelan tidak menimbulkan suara. Dinda dan Rini kemudian masuk berbarengan.
Rini
Kak di ruang tamu kelihatannya ada orang. Apa kita masuk dari ruang belakang saja.
Aku bawa kuncinya dan kemudian menyergap orang itu dan diserahkan ke petugas keamanan.
(Berbisik sambil melihat jendela ruang depan yang terlihat cowok yang hanya terlihat kepalanya sedang duduk santai.)
Dinda
Kakak takut Rin, apa tidak lebih baik lapor polisi atau aparat keamanan di komplek
kita
(Berbisik.)
Rini
Kelamaan kak, keburu maling atau perampoknya kabur. Kakak tidak usah kuatir Rini pernah ikut pencak silat. Nanti Rini bakal melakukan sesuatu buat mereka yang sudah masuk ke rumah kita tanpa ijin dan permisi menyesal dan kesakitan.
CUT TO:
27.DAPUR-MALAM HARI.
Dinda kemudian mengangguk dengan usul Rini dan kemudian mereka berdua mengendap-endap menuju ruang belakang. Mereka sudah sampai di ruang belakang yang merupakan dapur di rumah mereka.
Rini
Haduh kenapa gak ada apa-apa disini. Ya udah pakai wajan dan sapu saja.
Dinda
Rini, seriusan kakak takut.
(Memegang pundak Rini.)
Rini
Kalau gitu kakak berada di belakang kalau nanti ada apa-apa kakak langsung menelepon polisi atau kak Reyhan. Biar Rini yang menghadapi penjahat itu.
CUT TO:
28.RUANG TAMU-MALAM HARI.
Dinda kemudian berada di belakang untuk mengawasi Rini dan Rini kemudian mengendap-endap. Saat itu cowok yang tadi dilihat Rini dan Dinda sudah berpindah posisi tempat duduk sekarang membelakangi dapur sambil memegang vas bunga. Segera Rini kemudian memukul cowok itu pakai sapu berkali-kali dan terlihat sekarang siapa cowok itu ketika menoleh kepada Rini.
Pak Rio
Haduh sakit, kenapa aku dipukul?
Rini
Ayah, ayah sudah pulang. Ya ampun ayah maafin Rini. Kenapa ayah tidak menghubungi aku atau kak Dinda kalau ayah sudah pulang?
(Rini memeluk pak Rio.)
Pak Rio
Kenapa ayah harus menghubungi kalian. Ayah punya kunci rumah ini, Dimanakah Dinda?
Dinda kemudian muncul dari belakang dan segera juga memeluk pak Rio seperti Rini.
Dinda
Seharusnya ayah menghubungi kami sehingga kejadian pemukulan seperti hari ini tidak terjadi. Hampir saja Dinda lapor polisi. Ayah sendiri bukannya bilang sampai dua minggu pergi ternyata tidak sampai seminggu ayah kembali.
Pak Rio
Perusahaan mitra itu ternyata lebih mudah untuk diajak bergabung di perusahaan kita. Sehingga ayah tidak perlu berlama-lama di luar kota. Lagipula kenapa kalian tidak ada dirumah dan baru pulang jam-jam malam ini? Ayah sudah bilang kepada kalian untuk tidak pulang malam-malam. Darimana saja kalian berdua?
Dinda
Tadi..
(Gugup.)
Rini
Ayah tidak usah kuatir, tadi kak Dinda dan Rini sedang membeli sesuatu kemudian tidak terasa sudah malam karena kebiasaan mau cari diskon dan harga miring biar tidak banyak uang yang keluar sehingga sampai rumah kemalaman karena kendaraan taxi juga susah tadi.
Pak Rio
Apa begitu Dinda?
Dinda hanya terdiam ketika pak Rio melihatnya. Rini yang melihat kak Dinda kemudian menatap pak Rio.
Rini
Ayah, kak Dinda lagi kecapekan karena sepulang dari kuliah harus langsung mengantar Rini beli keperluan Rini. Ayah harus percaya sama anak ayah.
Pak Rio
Baiklah, bukannya ayah tidak percaya kepada kalian hanya saja ayah ingin kalian ingat untuk harus belajar bukan pacaran. Kalian harus meraih cita-cita bukan cinta-cintaan. Kalau gitu ayah ke kamar dulu. Mau beristirahat.
Pak Rio kemudian berdiri dan menuju ke kamarnya sedang Rini dan Dinda saling bertatapan.