Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KETIKA CITA TERBENTUR CINTA
Suka
Favorit
Bagikan
29. Sandaran Bagimu

FADE OUT

FADE IN

117.EXT.LAPANGAN-SORE HARI.

Bis yang mereka tumpangi sudah sampai di lokasi.

Bu Rika   

Anak-anak dengarkan dulu apa yang ibu sampaikan waktunya kita membangun tenda hari sudah hampir gelap disini. Teman satu tenda adalah yang sudah ibu bagikan kemarin.

Rini kemudian membangun tenda dengan Ani dan Andy membangun tenda dengan Jefri.

Jefri    

Pasang yang benar di pojok sana.

Andy  

Tidak perlu kamu suruh aku sudah tahu berapa sudut yang diperlukan untuk membangun tenda diukur dari panjang tiang dan lebar tenda.

Jefri    

Terserah.

Ketika tenda sudah selesai. Ria kemudian menghampiri Jefri dan memegang tangan kanan Jefri dari belakang.

Ria     

Jefri ikut aku. Ayo kita berfoto bersama di taman itu.

Jefri    

Tidak mau. Pergi kamu.

(Melepaskan tangan Ria.)

Ria     

Kamu kok gitu sama aku.

(Memegang dagu Jefri.)

Jefri   

Apaan sih?

(Melangkahkan kaki meninggalkan Ria dan menghampiri Rini yang sedang berjalan sendirian.)

Ria     

Jefri, Tunggu.

(Mengikuti langkah kaki Jefri.)

Jefri    

Ayo ikut aku. Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu.

(Menarik tangan Rini.)

Rini    

Kamu kenapa sih? Lepaskan.

(Menghempaskan tangan Jefri dan melihat Ria di belakang Jefri.)

Ria    

Rini.. bisa minta tolong fotokan kami memakai handphoneku.

(Menyerahkan handphone kepada Rini dan kemudian menggandeng tangan Jefri.)

Jefri   

Kamu apa-apaan sih?

(Berbisik kepada Ria yang memegang tangannya.)

Ria     

Sudah diam ayo pose yang mesra.

Rini kemudian mefoto Jefri dan Ria dengan adegan mesra dan sesekali wajah Jefri terlihat kesal.

Rini    

Kukira aku sudah mefoto terlalu banyak. Aku mau pergi dulu.

(Mengulurkan tangan kepada Ria dan membalikkan badan di hadapannya ada Andy.)

Ria     

Tunggu Rini, kamu harus mefoto kembali kami. Fotonya masih kurang.

Rini akan membalikkan badan menghadap Jefri dan Ria kembali tetapi Andy menarik tangan Rini hingga terjerembab di dada Andy.

Andy  

Jangan membalikkan badan dan membuat dirimu sakit hati. Jangan meyakiti dirimu sendiri untuk membuat orang lain bahagia.

(Berbisik kepada Rini sambil memegang pundak Rini.)

Rini    

Andy..aku …baik.

(Mata berkaca-kaca dan tergagap.)

Andy  

Kalian berdua bersamalah. Biar aku yang bersama Rini.

(Menarik tangan Rini pergi melangkahkan kaki meninggalkan Jefri dan Ria.)

Ria     

Oke baiklah. Kalian berdua cocok.

(Berteriak dan melambaikan tangan kepada Andy dan Rini.)

Jefri    

Aku mau pergi. Lepaskan aku.

(Berusaha menghempaskan tangan Ria yang pegangannya kuat di lengannya.)

Ria     

Tidak bisa. Sekarang kamu bersamaku dan kamu tidak boleh mengganggu mereka yang mungkin sedang kasmaran. Ayok.

(Memegang tangan Jefri dan menariknya.)

Jefri kemudian mengikuti Ria pergi.

CUT OUT:

118.HUTAN-SORE HARI.

Andy yang masih menggandeng tangan Rini sudah masuk di rimbunan pepohonan dan kemudian melepaskan tangan Rini sambil mendudukan Rini di tanah.

Andy  

Kurasa kamu hanya butuh ketenangan. Alam selalu memberikan kedamaian di jiwa.

Rini    

Maaf Andy. Maafkan aku selalu menyusahkanmu.

Andy  

Tidak..aku tidak merasa terbebani ketika membantumu. Tidak bisakah kamu melihatku walau sejenak saja.

(Melihat Rini.)

Rini    

Andy..aku sudah mengatakannya kepadamu. Aku tidak bisa menerimamu karena aku sudah berjanji pada ayah untuk..

Andy  

Belajar dengan rajin, lulus dengan nilai sempurna dan meraih cita-cita. Tidak itu bukanlah alasanmu yang sesungguhnya. Kenapa kamu mengharapkan seseorang yang tidak mengharapkanmu sedangkan ada seseorang yang disini sedang menunggumu. Meskipun diriku menurutmu bukan rumah yang nyaman bagimu tapi setidaknya diriku selalu hadir sebagai sandaran bagimu.

Rini    

Maafkan aku Andy..aku tidak bisa menerimamu.

Andy  

Aku selalu berharap menjadi orang yang akan mendampingimu dan selalu ada di pikiranmu. Tapi ternyata itu adalah khayalan terbesarku yang tidak mungkin aku gapai. Meskipun begitu aku akan selalu menunggumu supaya dirimu membuka hati untukku bukan untuk orang lain.

Rini    

Aku tidak tahu. Perasaan tidak bisa dipaksa dan aku tidak bisa memaksakan hatiku untuk menerimamu.

Andy  

Sudah kuduga kamu menyukai Jefri bukan?

Rini    

Maafkan aku Andy. Rasanya sesak sekali melepaskan disaat ada didepan mata.

(Menangis.)

Andy  

Tidak mengapa menangislah. Aku akan selalu menjadi sandaran ternyaman bagimu kapanpun itu.

(Menaruh kepala Rini di pundak kirinya.)

CUT OUT:

119.LAPANGAN-MALAM HARI.

Andy dan Rini kemudian kembali ke tempat tenda dan bertemu Jefri yang terlihat berlari sendirian.

Jefri    

Kamu kenapa? Kenapa matamu bengkak?

Andy  

Ini bukan urusanmu.

(Langsung maju di depan Rini dan menatap Jefri.)

Jefri    

Rini jika ini semua karena Ria katakanlah. Apakah kamu diancam olehnya?

Andy  

Ayo pergi.

 (Melangkahkan kaki dan menarik tangan Rini.)

Jefri    

Aku sedang berbicara dengannya lepaskan Rini.

(Memegang tangan Rini.)

Andy  

Tidak akan.. Tidak akan pernah aku lepaskan.

Rini    

Andy..Maaf kali ini biarkan aku bersama Jefri.

(Melepas tangan Andy.)

Jefri kemudian menarik tangan Rini meninggalkan Andy yang kedua telapak tangannya mengepal terlihat kesal.

Jefri kemudian menghampiri Ria bersama dengan Rini.

Jefri    

Kamu mengancamnya bukan?

Ria     

Mengancam apa? Aku tidak melakukan apapun.

Jefri    

Aku yakin kamu mengancamnya dengan bermuka duamu dan kelicikanmu itu ular.

Ria     

Kenapa kalau aku mengancamnya?

Jefri   

Apa kamu mengancamnya?

Ria     

Iya, dasar wanita ular sudah kubilang berkali-kali tidak membicarakan ini kepada Jefri soal di balkon.

(Menunjuk Rini.)

Jefri    

Balkon?

Ria     

Dia pasti membicarakan tentang aku yang akan bunuh diri mau loncat dari atas balkon bukan. Aku tidak ingin loncat saat itu karena aku sedang mencari dirimu. Tapi dirinya mengira aku akan bunuh diri. Sehingga aku terpaksa mengatakan iya.

Jefri    

Loncat. Kamu mengatakan akan loncat. Bukankah kamu takut ketinggian? Kalau gitu ikut aku.

(Menarik tangan Ria dan meninggalkan Rini menuju jurang di rerimbunan pepohonan di hutan.)

Ria     

Jefri kamu mau ngapain?

(Menoleh kebawah jurang.)

Jefri    

 Katamu kamu sudah tidak takut ketinggian cepat turuni jurang itu.

Ria     

Jefri aku takut. Jangan seperti itu.

(Teriak.)

Jefri    

Kalau kamu macam-macam dengan Rini lagi dan melakukan pengacaman seperti itu lagi. Aku tidak akan memaafkanmu lagi.

(Meninggalkan Ria.)

Ria    

Jefri tunggu aku. Jangan tinggalkan aku sendiri. Aku takut gelap.

Ria kemudian mengikuti langkah kaki Jefri.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar