Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KETIKA CITA TERBENTUR CINTA
Suka
Favorit
Bagikan
8. Jangan Pergi

FADE OUT

FADE IN

29.INT.KAMAR DINDA-MALAM HARI.

Dinda kemudian menuju kamarnya dan Rini menyusul ke kamar Dinda.

Rini    

Kakak hampir saja kita ketahuan, kenapa kakak tidak menimpali perkataan Rini tadi.

Dinda

Maafkan kakak Rin, kakak tidak mau ayah kecewa lagi. Kakak tidak ingin melihat wajah sedih ayah lagi. Ayah sudah pernah dikecewakan oleh ibu. Jadi sekarang kita
harus membuat ayah bangga dengan kita.

(Mengelus lengan Rini.)

Rini   

Iya Rini tahu, setelah sidang perceraian itu Rini menghampiri ayah ke kamar. Rini melihat ayah menangis dan itulah baru pertama kali Rini melihat sosok ayah yang tegar menangis karena kecewa.

Dinda

Karena itulah kita harus membuat ayah tersenyum dengan apa yang kita lakukan
sesuai dengan keinginan ayah.

Rini   

Apakah maksud kakak dengan mengorbankan kebahagiaan sendiri? Rini tahu kakak
terpaksa melepas impian kakak menjadi koki dan masuk ke jurusan perkulihaan sekarang karena paksaan ayah.

Dinda 

Sudahlah Rin, kita tidak perlu membahas yang sudah terjadi dan sekarang kita jalani. Kakak capek mau istirahat.

Rini    

Baiklah kak.

CUT TO:

30.KAMAR-PAGI HARI.

Rini kemudian melagkahkan kakinya pergi menuju kamarnya. Hari telah berganti esok hari. Rini yang sekarang sedang menyisir rambutnya itu sambil terduduk kemudian tergopoh-gopoh membuka pintu.

Pak Rio

Rini cepat turun, waktunya berangkat. Kita sarapan dulu masakan buatan Dinda.

(Teriak.)

CUT TO:

31.RUANG MAKAN-PAGI HARI.

Rini turun dari tangga dan kemudian menuju meja makan yang sudah ada pak Roni disana, sedangkan Dinda yang masih berada di dapur tidak ikut makan bersama.

Rini   

Masakan kak Dinda memang tidak ada tandingannya ayah, sayang kak Dinda tidak melanjutkan mimpinya menjadi koki.

Pak Rio

Melanjutkan perusahaan ayah itu lebih baik. Waktunya kita berangkat nanti kamu terlambat. Dinda, ayah dan Rini berangkat dulu. Assalamualaikum.

Dinda 

Walaikumsalam, ayah dan Rini hati-hati di jalan.

(Keluar dari dapur dan kemudian melambaikan tangan kepada pak Roni dan Rini dari balik pintu rumah.)

CUT TO:

32.DEPAN SEKOLAH-PAGI HARI.

Mobil yang ditumpangi Pak Rio dan Rini kemudian sudah tiba di sekolah. Pak Rio dan Rini kemudian turun dari mobil.

Pak Rio  

Sudah Rin, tidak ada yang ketinggalan.

Rini      

Tenang yah, Rini sudah menyiapkannya dengan teliti dan sempurna. Ayah tidak perlu khawatir.

(Mencium tangan Pak Rio.)

Pak Rio  

Baguslah kalau begitu, ayah pergi dulu.

Tiba-tiba datanglah Jefri memakai sepeda motornya melihat kearah Rini dan pak Rio dan kemudian pak Rio melihat Jefri.

Pak Rio   

Motor itu…

Rini     

Ada apa dengan motor itu yah?

Pak Rio  

Tidak apa-apa. Apakah dia temanmu?

Rini     

Iya yah, dia teman menyebalkan yang aku kenal selama sekolah.

Pak Rio mengangguk dan kemudian masuk ke dalam mobil melambaikan tangan kepada Rini.

Pak Rio 

Cepat masuk nanti kamu terlambat.

CUT TO:

33.RUANG KELAS-PAGI HARI.

Rini kemudian berlari menuju ke sekolah ketika pak satpam akan menutup gerbang sekolah. Rini sudah sampai di kelas dan akan menduduki bangku yang berada di sebelah Ani tetapi Andy berada duduk di bangku tersebut.

Rini    

Kenapa kamu pindah lagi kesini Andy? Apakah kamu tidak kelihatan dari belakang pojok itu?

Andy hanya menunduk

Ani     

Tadi ada pertengkaran antara Jefri dan Andy. Jefri memegang kerah baju Andy dan melarang duduk di bangku lamamu. Katanya bangku itu keramat hanya siluman saja yang boleh duduk disana.

Rini    

Apa?

Andy  

Sudah kamu diam, kenapa kamu bicara seperti itu.

(Berbisik dan menyengol lengan Ani.)

Rini kemudian melihat kearah Jefri yang lagi tertidur di bangku itu selanjutnya Rini menghampiri bangku Jefri.

Rini   

Apa yang kau lakukan kepada Andy? Kenapa kamu jadi cowok kasar banget?

Jefri terbangun melihat wajah Rini yang sekarang berdiri berada disebelahnya.

Jefri    

Sudah kubilang berkali-kali jangan pergi. Sudah kamu duduk disini saja bersamaku.
Kamu itu mengganggu tidurku. Sampai mana tadi mimpinya?

(Menarik tangan Rini hingga Rini terduduk di kursi dekat jendela.)

Rini   

Sampai dirimu sudah menjadi monster.

Jefri    

Apaan sih tidak jelas banget?

Rini    

Dirimu itu yang tidak jelas. Aku sudah pergi dari hadapanmu seharusnya kamu senang.

Jefri    

Tidak, aku tidak senang.

Rini    

Kenapa?

Tiba-tiba Ria datang ke kelas XII 2 dan menuju ke tempat duduk Jefri.

Ria     

Jadi kalian sebangku. Kalian pacaran?

Jefri dan Rini kemudian menoleh kepada Ria dan Jefri serta Rini langsung berdiri.

Jefri    

Ya kami dari awal sebangku, memang kami pacaran.

(Merangkul pundak Rini.)

Rini    

Apa?

(Menoleh Jefri.)

Teman-teman sekelas Jefri dan Rini menoleh kepada mereka bertiga dan terlihat di mata Rini, Andy terlihat terdiam mendengar pengakuan Jefri seakan terkejut.

Ria   

Tidak mungkin kalian pacaran, kalian pasti lagi bermain drama bukan?

Jefri   

Tidak ada yang bermain drama, ini sesuai dengan apa yang dirimu lihat sekarang.

(Menarik pundak Rini hingga Rini menubruk dada Jefri.)

Rini  

Bukan seperti itu.

(Menginjak sepatu Jefri.)

Jefri   

Aduh, Iya bukan seperti itu yang dikatakan teman-teman kita bertengkar terus-terusan.

(Membungkam mulut Rini.)

Ria    

Kamu tahu Jefri?

Jefri    

Tidak, aku tidak tahu.

Ria    

Jangan memotong pembicaraanku.

Jefri    

Oh maaf, lanjutkan saja.

Ria     

Cewek ini mengatakan hal buruk tentangmu. Dia mengatakan kamu monster dan kasar. Dia tidak benar-benar sayang kepadamu seperti diriku yang menyayangimu.

Jefri    

Kemarin kita lagi bertengkar. Jadinya seperti itu, sayangku ini kenapa mengatakan
hal-hal buruk tentangku. Sebenarnya kita baik-baik saja.

Jefri melihat Rini dan Rini menatap Jefri dan kemudian Rini menggigit telapak tangan Jefri.

Jefri    

Aduh.

(Memegang tangannya.)

Rini    

Dirimu membekapku dengan telapak tanganmu yang bau itu. Aku tidak bisa napas.

Jefri 

Dasar siluman lihat ini bekas gigitanmu sakit sekali. Aku lupa tadi belum cuci tangan habis makan gorengan.

(Menunjukan tangannya yang ada bekas gigitan.)

Rini  

Apa?

Tiba-tiba Pak Boni masuk dan dari depan kelas dengan kumisnya yang bergetar-getar.

Pak Boni

Ada apa di belakang itu ribut-ribut?

Rini    

Tidak ada apa-apa pak.

Pak Boni

Baiklah kalau begitu kita lanjutkan pelajaran kita.

Ria pun kemudian beranjak dari tempatnya berdiri dan akan keluar kelas.

Pak Boni

Mau kemana kamu?

Ria    

Saya mau keluar pak, saya bukan murid di kelas ini.

Pak Boni

Jadi kamu nyasar salah masuk kelas.

Ria tidak menjawab pertanyaan pak Boni dan meninggalkan pak Boni.

Pak Boni

Dasar anak muda sekarang tidak ada sopan santun. Baiklah mari kita buka halaman 121. Kita berdiskusi sekarang.

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar