FADE OUT
FADE IN
61.EXT.JALAN-MALAM HARI.
Jefri kemudian mendengar suara teriakan Ria. Jefri membalikan badan dan berlari kearah Ria. Ada tiga orang cowok yang menggoda Ria.
Ria
Tolong, saya akan teriak kalau kalian macam-macam.
Jefri yang berlari kemudian menendang satu orang cowok yang ditengah dan kemudian menarik tangan Ria yang sekarang Jefri berada di depan Ria.
Jefri
Kalian jangan keroyokan kalau dengan cewek. Sini maju berhadapan denganku.
Cowok yang terjatuh kemudian berdiri dan bersama kedua temannya maju menyerang Jefri bersamaan. Jefri kemudian mengeluarkan tendangan dan juga pukulan kepada ketiga orang itu hingga mereka berceceran darah. Mereka bertiga kemudian lari untuk kabur.
Jefri
Kalian jangan kabur.
(Teriak kemudian menoleh kepada Ria.)
Ria
Aku takut mereka menggangguku lagi malam ini.
(Menghampiri Jefri dan memeluk Jefri dari depan sambil menangis sesegukan.)
Jefri
Maafkan aku.
(Mengelus kepala Ria dan menghapus air mata Ria.)
Ria
Jangan pergi meninggalkanku sendiri lagi.
Jefri
Sudahlah, ayo kita pergi dari sini. Aku akan antar kamu pulang. Sudah jangan menangis lagi.
(Melepaskan pelukan Ria dan menghapus air mata Ria.)
Ria
Bolehkah aku melihat sebentar. Aku ingin mengulang tahun lalu saat bersamamu merayakan ulang tahun klub motor ini.
Jefri
Baiklah.
(Menarik tangan Ria menuju tongkrongan klub motor.)
CUT OUT:
62.RESTORAN-MALAM HARI.
Di restoran Rini masih menunggu sekarang sudah jam delapan malam.
Pegawai restoran
Jadi pesan apa kak?
Rini
Sebentar ya teman saya belum datang. Saya pesan dulu jus jambu satu.
(Tersenyum kepada pegawai restoran.)
Pegawai restoran
Siap kak akan saya buatkan tunggu ya kak.
Pegawai restoran pergi dan tingal Rini sendiri di meja itu dan menoleh ke kanan dan kekiri sambil melihat jam tangan.
CUT OUT:
63.TEMPAT NONGKRONG ANAK MOTOR-MALAM HARI.
Di tempat nongkrong anak klub motor Doni yang melihat Jefri dan Ria yang sedang melihat kembang api kemudian menghampiri mereka.
Doni
Aku senang kalau kalian sudah baikan.
Jefri
Kamu bicara apa?
Ria
Terimakasih Don. Aku dan Jefri memang pasangan yang cocok bukan.
Doni
Iya aku suka kalau lihat kalian. Ngomong-ngomong kamu tidak jadi pergi? Katanya ada urusan mau keluar. Lihat sekarang sudah jam delapan.
(Menunjukan angka jam di handphonenya.)
Jefri
Ya ampun aku sampai lupa kalau mau pergi. Aku tadi tidak melihat jam dan tidak sadar kalau sudah jam delapan.
Doni
Bagaimana bisa kamu bawa handphone bukan? Seharusnya kamu sadar kalau sudah jam delapan malam.
Jefri kemudian mengeluarkan handphonenya dan terlihat lima panggilan tidak terjawab dari Rini. Jefri kemudian menjauh dari Ria dan Doni mencoba menghubungi Rini tapi tidak diangkat. Jefri kemudian menghampiri Ria dan Doni kembali.
Jefri
Ayo pulang, aku akan antarkan dirimu pulang.
(Menarik tangan Ria.)
Ria
Tidak bisakah aku dan kamu tetap disini menikmati malam ini bersama teman yang lain.
Jefri
Tidak bisa, aku ada urusan. Aku harus pergi.
Ria
Urusan apa?
Jefri
Pokoknya aku ada urusan kita harus pergi.
Doni
Kurasa aku harus pergi. Kalian lanjutkan saja pertengkaran kalian mau tetap disini atau pergi. Aku harus menyiapkan panggangan untuk ayam bakar. Ada acara bakar- bakar.
(Pergi melangkahkan kaki meninggalkan Jefri dan Ria.)
Jefri
Ayo cepat kita harus pergi.
Ria
Sepuluh menit menit lagi. Beri aku waktu sepuluh menit lagi untuk melihat kebahagiaan ini.
(Menatap Jefri.)
Jefri
Baiklah.
(Melepaskan tangan Ria dan duduk di samping Ria melihat kembang api lagi.)
CUT OUT:
64.RESTORAN-MALAM HARI.
Di restoran, pegawai restoran menghampiri Rini.
Pegawai restoran
Maaf kak, restoran kita mau tutup.
Rini
Sekarang.
Pegawai restoran
Iya kak sekarang, kita mau bersih-bersih dulu sebelum tutup. Kakak bisa datang lagi besok. Kami buka dari jam tujuh pagi hingga sembilan malam.
Rini
Ah, iya. Baiklah terimakasih jus jambunya disini enak. Saya bayar dulu baru pergi.
Pegawai restoran
Iya kak, kakak bisa pergi kekasir untuk membayarnya.
CUT OUT:
65.TEMPAT NONGKRONG ANAK MOTOR-MALAM HARI.
Di tempat nongkrong klub motor. Jefri memperhatikan jam dan sudah sepuluh menit.
Jefri
Waktunya kita pergi, ayo.
(Menarik tangan Ria.)
Jefri dan Ria kemudian menaiki sepeda motor milik Jefri. Ria kemudian memeluk perut Jefri dari belakang. Jefri kemudian memacu sepeda motornya.
CUT OUT:
66.JALAN DEPAN RESTORAN-MALAM HARI.
Di depan restoran, Rini keluar dan kemudian melihat handphonenya dan ada tiga panggilan dari Jefri.
Rini
Dasar monster. Bagaimana aku bisa percaya denganmu? Kamu sengaja memberikan kertas itu untuk datang ke restoran supaya bisa mengerjaiku bukan. Sudah kuduga kamu menelepon hanya untuk bilang maaf aku tidak bisa datang. Bisa-bisanya aku percaya. Sudah jam malam juga, bagaimana aku pulang semoga ayah masih di kantor?
(Berbicara sendiri sambil menatap handphone.)
Andy
Rini, kamu sedang ngapain disini? Kemana Jefri.
(Melihat Rini dan sedang menghentikan sepeda motornya.)
Rini
Oh, dia sudah pergi. Tadi kami sudah bertemu sampai jam segini.
Andy
Dia tidak mengantarkanmu pulang.
Rini
Ah tidak. Aku tidak mau. Dia kusuruh pulang duluan dan biar aku naik taxi saja.
Andy
Biar aku yang antar kamu, kamu tidak perlu khawatir. Lagipula taxi disini agak susah apalagi jam segini.
Rini
Iya baiklah makasih ya Andy. Maaf selalu merepotkanmu.
Andy
Pakai helmya aku bawa dua.
(Mengulurkan helm kepada Rini.)
Rini
Iya makasih.
Andy
Pegangan kepadaku. aku mau ngebut biar kamu sampai rumah dan tidak dimarahi ayahmu karena pulang malam.
Rini
Ah tidak usah lagian aku sudah pegangan kok.
Andy
Pegangan dimana?
(Menoleh kepada Rini.)
Rini
Pegangan jok belakang.
Andy
Oh, oke baiklah.
Andy dan Rini kemudian berboncengan dan meninggalkan restauran.
CUT OUT:
67.DEPAN RUMAH-MALAM HARI.
Jefri dan Ria sudah sampai di depan rumah Ria.
Ria
Terimakasih sudah mengantarkanku sampai rumah. Aku harap kita dapat bertemu lagi seperti ini saat waktu kita masih bersama.
Jefri
Aku tidak janji dan jangan terlalu berharap. Aku pergi dulu.
Ria
Tunggu.
(Memegang tangan Jefri yang sedang memegang setir sepeda motor.)
Jefri
Apa lagi?
Ria
Aku obati dulu. Ada luka di bibirmu tadi aku tidak sempat memperhatikan dengan jelas karena di tempat klub motor agak gelap disini kena cahaya terlihat jelas sudut bibirmu ada luka.
Jefri
Tidak usah diobati aku bisa sendiri.
Ria
Sudah diam. Biar aku yang mengobatinya.
Ria kemudian mengeluarkan kasa dan betadine serta plester dari dalam tasnya dan kemudian mengobati sudut bibir Jefri dan memberikan plester di sudut bibir Jefri yang terluka.
Jefri
Sudah selesai dirimu sudah mengobatinya. Aku pergi.
Ria
Tunggu.
Jefri
Ada apa lagi?
Ria
Dirimu masih menyukaiku bukan. Kamu tidak ingin melihatku terluka dan kamu masih peduli denganku. Kamu masih mencintaikukah?
Jefri
Tidak kamu salah. Aku sudah tidak menyukaimu dan peduli denganmu lagi.
Ria
Kalau kamu tidak peduli, kamu tidak akan kembali hanya untuk membuat dirimu terluka untuk melindungiku dan kamu akan tetap pergi meski aku memintamu bertahan. Tetapi kamu tidak melakukan itu karena kamu masih menyukaiku.
Jefri
Sudahlah lupakan. Aku pergi.
Jefri kemudian memacu sepeda motornya meninggalkan Ria.