FADE OUT
FADE IN
41.INT.PERPUSTAKAAN-SIANG HARI.
Rini
Jadi begitu caranya, belajar denganmu terlihat sangat mudah sekarang.
(Melihat Andy yang sedang memegang pulpen dan buku perpustakaan.)
Andy
Aku senang dirimu mudah memahami penjelasanku.
(Tersenyum dan menatap buku perpustakaan yang dipinjamnya.)
Rini
Jadi ingat dulu, waktu kita masih sekolah menengah pertama. Kita selalu satu kelompok dan dirimu yang selalu mengajariku pelajaran-pelajaran yang tidak aku mengerti. Penjelasanmu lebih mudah daripada yang diutarakan teman-teman yang lain. Oh ya, ngomong-ngomong soal pembicaraanmu tadi. Apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku?
Andy
Apakah benar gosip tentang dirimu itu?
(Menatap Rini)
Rini
Gosip. Gosip apa?
Andy
Apakah kamu dengan Jefri memang berpacaran?
Rini
Tidak, itu tidak benar. Cowok itu hanya ingin supaya cewek dari kelas XII 5 itu tidak menggangunya. Kamu tahu dia itu monster yang menyebalkan.
Andy
Ah, begitukah. Berarti aku masih ada kesempatan.
Rini
Kesempatan apa?
Andy
Rin, sebenarnya aku menyukaimu sejak dulu. Saat kita selalu satu kelas sejak kelas satu sampai kelas tiga waktu masih sekolah menengah pertama dulu.
(Memegang telapak tangan Rini.)
Rini
Terus apa yang ingin kamu sampaikan?
Andy
Maukah kamu menjadi pacarku? Jika memang gosip itu tidak benar dan dirimu tidak berpacaran dengan Jefri berarti aku ada kesempatan untuk menjadi pacarmu bukan.
Rini
Aku..Aku tidak tahu harus menjawab apa?
Andy
Kamu tidak perlu menjawab sekarang. Kamu jawab besok saja tidak apa-apa.
Rini
Beri aku waktu seminggu untuk memikirkannya aku akan menjawabnya nanti kalau sudah jatuh tempo.
(Melepaskan pegangan tangan Andy)
Andy
Kelamaan, aku takut seseorang akan merebut dirimu dariku.
Rini
Kalau gitu lima hari.
Andy
Tiga hari.
Rini
Lima hari.
Andy
Tiga hari, aku tidak bisa menunggu terlalu lama.
Rini
Ya udah besok saja aku memberikanmu keputusan. Kalau begitu aku pergi dulu ya.
Ada yang perlu aku urus.
(Berdiri dan meninggalkan Andy)
Andy
Kenapa terburu-buru? Kita bisa ke kelas bersama.
(Memegang tangan Rini.)
Rini
Aku harus pergi sebentar yang jelas bukan ke kelas. Berhubung sebelum bel masuk aku harus buru-buru.
(Menghempaskan tangan Andy hingga pegangan tangannya terlepas dari tangan Rini.)
Andy
Mau kuantar?
Rini
Tidak usah. Aku bisa sendiri
(Membalikan badan dan melangkahkan kaki.)
Andy
Rin, aku harap dirimu tidak menghindariku.
Rini
Tidak, aku tidak akan menghindarimu. Kamu adalah sahabat terbaikku selama ini.
(Menoleh kepada Andy dan kemudian melangkahkan kaki kembali menuju pintu keluar perpustakaan dan meninggalkan Andy yang menatapnya pergi.)
CUT TO:
42.BALKON-SIANG HARI.
Rini kemudian berlari menaiki tangga menuju balkon sekolah.
Rini
Ya ampun, Bagaimana bisa suka denganku? Bagaimana kalau aku menolaknya? Dia pasti akan menjauhiku dan menghindariku. Nanti kalau aku butuh bantuan dan tidak bisa mata pelajaran tidak ada yang membantuku. Bagaimana kalau aku menerimanya? pasti nanti jadi canggung dan kalau nanti putus kita tidak akan bisa berteman lagi. Jadi bingung.
(Berbicara sendiri.)
Jefri
Hay, dirimu menghalangi pemandanganku.
(Melempar botol air minum dan terkena punggung Rini yang menoleh kepadanya.)
Rini
Bagaimana bisa dirimu berada disini?
Jefri
Ini tempat favoritku. Aku selalu disini melihat langit biru.
Rini
Kenapa dirimu selalu ada dimana-mana? Kamu membututiku dari tadi.
Jefri
Seharusnya itu yang aku tanyakan kepadamu. Kenapa kamu berada disini tempat yang selalu aku kunjungi dan jarang ada anak yang pergi kesini. Kamu mengikutiku lagi sekarang.
(Berdiri dari posisi duduk dan melangkahkan kakinya menuju Rini.)
Rini
Terserahmu aku lagi pusing.
Jefri
Ya ampun, Bagaimana bisa suka denganku? Bagaimana kalau aku menolaknya? Dia pasti akan menjauhiku dan menghindariku. Nanti kalau aku butuh bantuan dan tidak bisa mata pelajaran tidak ada yang membantuku. Bagaimana kalau aku menerimanya? pasti nanti jadi canggung dan kalau nanti putus kita tidak akan bisa berteman lagi. Jadi bingung.
(Menirukan gaya bicara Rini.)
Rini
Jangan menirukan pembicaraanku semuanya.
(Teriak.)
Jefri
Kenapa? Lagipula mana ada cowok yang mau sama siluman bawel sepertimu. Pasti matanya lagi bermasalah butuh untuk asupan vitamin A dan pergi ke dokter mata.
Rini
Semakin lama aku disini. Semakin diriku kesal. Aku turun.
Jefri
Ya udah turun saja.
CUT TO:
43.RUANG KELAS-SIANG HARI.
Rini kemudian turun dari balkon dan Jefri kembali ke posisi duduk semulanya hingga kemudian terdengar bel masuk pelajaran berbunyi dan Jefri kembali ke ruang kelas dan duduk dekat Rini yang berada di bangku belakang.
Rini
Ingat batasanmu.
(Mengambil buku tulis dan menyiapkan pulpen diatas mejanya tanpa menoleh kepada Jefri.)
Jefri
Tidak perlu dirimu katakan, aku masih ingat.
(Menoleh kepada Rini dan Rini menoleh kepadanya.)
Ibu guru Rika kemudian masuk dan membawa lembaran kertas.
Ibu Rika
Waktunya kita ujian.
Teriakan teman-teman bersorak keras karena ujian tersebut dadakan.
Ibu Rika
Diam semua. Kalau ada yang bersuara lagi keluar dari pelajaran saya hari ini sampai seterusnya hingga semester depan. Saya akan bagikan kertas ujian.
Teman-teman XII 2 kemudian sunyi senyap dan ibu guru Rika membagikan kertas ujiannya. Teman-teman termasuk Jefri dan Rini kemudian mengerjakan soal ujian yang sudah dibagikan.
Jefri
Hah...Sial.
Rini
Jangan melebihi batas dan menoleh kepadaku kalau soalnya susah menurutmu.
(Berbisik sambil mengerjakan soal di lembar jawaban tanpa menoleh kepada Jefri.)
Jefri
Aku berkata seperti ini bukan karena aku tidak bisa. Pulpenku tiba-tiba tidak berfungsi. Bolehkah aku pinjam pulpenmu. Kelihatannya kamu bawa banyak pulpen tadi.
Rini
Selalu saja merepotkan. Ini.
(Mengambil pulpen di tempat alat tulis yang berada di meja dan menyerahkan pulpen di atas tas Jefri)
Jefri
Terimakasih.
Bel pulang akhirnya berbunyi. Beberapa teman sudah mengumpulkan lembar jawaban dan lembar soal kepada ibu guru Rika termasuk Rini dan Jefri.
Ibu Rika
Yah, saya akan mengkoreksi jawaban-jawaban kalian. Saya harap kalian lebih giat lagi dalam belajar karena kalian sudah kelas tiga dan akan menghadapi ujian akhir untuk penentu kelulusan dan masuk universitas. Kemungkinan saya akan memberikan ujian dadakan kembali seperti hari ini. Kalian boleh pulang.
Ibu guru Rika dan teman-teman keluar kelas untuk pulang.
Rini
Hay, kamu mau kemana?
Jefri
Pulanglah.
Rini
Kembalikan dulu pulpennya baru pulang. Dirimu mau bawa kabur pulpenku.
(Sambil mengadahkan tangan.)
Jefri
Dasar siluman pelit. Pulpen saja ditagih.
(Menyerahkan pulpen Rini dan kemudian keluar kelas disusul Rini yang berjalan di belakangnya.)