Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MATA HATI
Suka
Favorit
Bagikan
45. #45. Saat menegangkan Untuk Surya

140 EXT. SUASANA TEGANG. — 17.30 SORE 

Cast :Musa,Helmi, 2 orang Polisi,Herman,Syamsul

soundtrack tegang

Dari kejauhan dibawah jalan utama tidak jauh dari keberadaan Surya terjatuh, nampak Musa, Helmi dan dua orang polisi bergegas seakan mendengar suara benda yang jatuh dan menabrak ranting pohon.

Suara Asbi menangis, meyakinkan mereka ada orang diatasnya yang terlihat seperti kebun banyaknya pohon di sekitarnya, dan Musa melihat Surya tidak jauh berjarak 30 meter sedikit terhalang pohon dari pandangan mereka.

Musa

Itu seperti Surya..

Belum berapa langka mereka berjalan, dari balik pohon terdengar Suara orang berlari dari atas gundukan tanah, terlihat dua orang ingin menghampiri Surya, langkah mereka juga berhenti, ternyata dua orang berdiri, mereka Pak Herman dan Pak Syamsul yang begitu tergesa-gesa mendekati suara Asbi menangis, namun wajah Pak Herman terlihat kaget dan berhenti dengan matanya tertuju melihat dua orang polisi, begitu juga sebaliknya Musa, Helmi dan polisi wajah mereka juga kaget melihat dua orang berdiri di tanjakan lebih tinggi dari Surya.

Antara posisi,Musa,Helmi dan Pak Herman di atas, wajah mereka terlihat saling curiga, dan di antara mereka Surya yang sedang menahan sakit, terlihat sesak nafasnya terengah-engah akibat tubuhnya menabrak pohon, Surya sambil memeluk Asbi, seakan dia sudah benar-benar terkuras tenaganya dan suara petir membuat suasana semakin mencekam, hujan pun membasahi mereka.

Pak Herman

Suryaa.. siapa mereka! kenapa ada polisi..

Terdengar suara Pak herman berteriak begitu jelas dari atas dia berdiri, suara rintikan hujan membasahi daun membuat sedikit berisik terdengar, polisi terlihat siaga dengan sikap pak Herman yang terlihat seakan garang terhadap Surya. Dalam posisi yang tegang Surya hanya berusaha bangun untuk menjelaskannya.

Polisi

Siapa mereka? 
menanyakan kepada Musa di sebelahnya 

Musa 

Saya juga tidak tahu..

Gerakan Polisi terlihat mulai memegang senjata di pinggangnya, begitu juga dengan Pak Syamsul sudah ada gerakan tangan di balik bajunya, namun Pak Herman mencegahnya, suara Surya yang masih merintih kesakitan, posisi yang sudah berdiri, dan Asbi memeluk kaki Surya, perlahan tangannya Surya seakan ingin memberikan tanda seperti stop.

Dengan guyuran hujan membasahinya, Surya memandangi mereka, perlahan bibirnya bergetar ingin menyampaikan sesuatu.

Surya

Saya mohon..! hikhik
jangan ada kesalahpahaman..
Demi anak ini!
teriak Surya
Demi kedamaian tanah Aceh! untuk negeri yang kita cintai.. Saya berharap Jangan ada korban lagi..! saya mohon.. hikhik!

Surya terbatah batah dengan terisak dan lemah, Surya kembali bersimpuh ke tanah sambil memeluk Asbi, rambut yang basah sedikit menutupi wajahnya, terdengar isakan tangis suaranya yang serak terus menerus, ditambah suara petir dari kejauhan, seakan posisi mereka begitu tegang, Surya memeluk dan mencium kening Asbi.

Di sela-sela wajah mereka yang terdiam, terdengar suara memanggil

Ibu Inong

ASBII..

Lara

SURYAA...

suara terdengar dari ibunya Inong dan Lara yang berlari dari jalan utama, dan disusul Pak Nasir dan Muti di belakangnya, mendengar suara memanggil, tubuh Surya kembali bersimpuh seakan ketenangan sedikit dari pikirannya. 

Ibu Asbi segera memeluk anaknya sambil menangis dan menciumi pipi Asbi yang begitu rindu, pelukannya yang erat, seakan tak percaya bahwa dirinya akan bertemu anaknya kembali, dan Surya perlahan memandang Pak Herman Sambil tersenyum dan menganggukan wajahnya mengabarkan rasa senangnya, begitu juga wajah pak Herman yang terharu dan menyeka air matanya melihat Surya.

Suasana begitu haru terlihat dari polisi yang sudah tenang dan juga pak herman dan Syamsul yang selalu melihat Surya, Dan Lara mendekati Surya di susul oleh Pak Nasir dan perlahan membangunkan tubuh Surya membawanya turun kembali menuju kendaraannya.

FADE OUT.

141 EXT. KETENANGAN MENUJU PULANG. 17.40 — SORE

Cast :Musa,Helmi, 2 orang Polisi,Herman,Syamsul,Lara,Muti 

Pak Nasir,Ibu Inong

Backsound tenang

Hujan perlahan mulai berhenti, terlihat motor becak yang di kendarai oleh Musa, Surya dan Lara duduk di atas kursi becak, sedangkan Asbi berada di antara mereka, wajah Surya begitu tenang memandang ke depan arah jalan, dan tangannya masih memegang dada seakan masih menahan rasa sakit, perlahan wajah Surya melihat Asbi tangan kirinya sambil memeluknya, wajah Surya juga melihat Lara dengan sedikit tersenyum.

Di belakang Surya mobil bak terbuka di dalamnya Muti, Ibu Asbi, pak Nasir terlihat sambil menyetir serta iringan polisi dan Helmi di belakangnya, kendaraan mereka perlahan berjalan menuruni bukit perkampung dengan cuaca yang mulai terang disambut senja dengan keelokanya.

FADE OUT.

142 EXT. PERPISAHAN — PAGI

Cast :All tim Word C.Ibu dapur,Pak Nasir, anak perempuan

Anak laki

Dua minggu berlalu kondisi Surya sudah mulai pulih kembali, di dalam tenda Surya begitu sibuk merapikan pakaiannya untuk dimasukkan kedalam tas ranselnya, sejenak matanya tertuju pada secarik kertas yang pernah iya tulis sambil memegang dan membacanya, Surya sedikit tersenyum terbayang saat dukanya, dan perlahan ia pun memasukkannya kedalam kantong depan ranselnya. Ada bayangan saat tirai pintu tenda terbuka, suara langkah menginjak lantai terpal membuat Surya menoleh kearah pintu tenda nampak Helmi dengan pelan berjalan masuk, Helmi hanya berdiri terdiam seakan ada sesuatu yang ingin dia sampaikan, dan Helmi tersentak saat suara Surya menyapanya.

Surya

Hay ada apa kang?

sapanya sambil tersenyum Surya masih sibuk merapikan tas ranselnya.

Helmi

Saya mau minta maaf kang!

dengan suara pelan Surya nampak sedikit tertegun mendengar apa yang disampaikan Helmi.

Surya

Kenapa harus minta maaf.. tidak ada yang salah!
wajar dalam kelompok pasti ada perselisihan.. 
dan itu biar lebih erat dan saling memahami..

Sambil mengenakan tas ranselnya di punggung Surya perlahan berdiri mendekati Helmi, lalu tangan Surya menepuk bahu Helmi, wajah Surya melihat Helmi sambil tersenyum.

Surya

Kamu tetap sahabat aku Mi. Persahabatan kita sudah dimulai ketika kita turun dari pesawat.. kita begitu senang. Kamu ingat? 
itu yang harus selalu kita ingat.. tidak ada kesedihan untuk kita..

Tidak beberapa lama terdengar suara anak-anak menyanyikan lagu Bungong Jeumpa terdengar dari luar tenda, wajah Surya terdiam sambil tersenyum terharu, sambil menoleh keluar tenda, Surya Menganggukkan Helmi Untuk mengajak keluar tenda melihat suasana di luar tenda.

Surya perlahan membuka tirai pintu tenda, wajah Surya tertegun saat melihat anak-anak, Arif, Rizki, Arie, abu, Khairul, berdiri di belakang Kumala, Intan , Gebrina, Syarifah., Rayeh, asmih, Nanda serta beberapa ibu-ibu dapur di sebelah kanan, sedangkan Lara sambil memegang bahu Agam, Muti, Musa dan Pak Nasir disebelah kiri anak-anak.

mereka menatap Surya dengan kesedihan akan kehilangan Surya, suara anak-anak bernyanyi mulai berhenti saat Agam berjalan mendekati Surya terdiam di depan tendanya dengan jaket gunung dan ransel yang sudah di punggung siap meninggalkan tempat yang selama ini selalu bersama dalam suka dan duka. 

Perlahan Agam memegang tangan Surya, perlahan Surya menurunkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Agam, tangan Surya mencubit pipi agam dari wajah Agam terlihat mata sebelah kanannya sudah tidak diperban lagi.

Agam

Bang mata agam sudah sembuh.. Abang mau kemana? tanya Agam

dengan suaranya yang polos.

Surya

Abang mau pulang dulu yak.. nanti insyaallah abang balik lagi..

Dari wajah anak-anak terdiam dan kawan-kawan serta ibu-ibu dapur mereka larut dalam kesedihan dan Surya perlahan mendekati anak Laki dia mendekati Arif yang paling besar sebagai komandan tim khususnya.

Arif

Gak ada lagi dong bang, yang main harmonika! tanya Arif, dengan wajah sedih.

Surya sedikit tersenyum melihat arif lalu mengeluarkan harmonika dari kantong jaketnya dan diberikan kepada Arif.

Surya

Kamu sekarang yang memainkannya Rif hibur Kak Lara kalau dia nangis..
sambil melirik Lara.

Wajah Lara sedikit tersenyum mendengarkannya namun mencoba berpaling dari kesedihannya.

Dan janji yak Rif untuk abang! Jangan jahil lagi dengan anak perempuan.
pinta Surya sambil tersenyum

Arif

Iya bang Arif janji.. dan akan menjaga mereka!

Surya

Tetap semangat belajar yak mumpung ada kakak-kakak dimari!

Surya sambil menatap semua anak-anak. Sontak membuat anak-anak semuanya memeluk Surya, Surya Hanya bisa terdiam dalam pelukan anak-anak, Dan perlahan Surya menuju kawan-kawannya, Surya terdiam saat di depan Lara sambil tetap tersenyum dari wajah Surya.

Backsound Keisya Levronka - Tak Ingin Usai

Lara

Aku tidak bisa mencegah kamu untuk sebuah karir, aku tidak bisa memaksa mu untuk perpanjang kontrakmu disini.
Ya! aku mendoakan semoga kamu sukses dengan pekerjaan mu nanti, tapi kalau kau pulang karena menyerah.. Aku pasti sudah menyuruh anak-anak mengikat kamu di dapur.
lirihnya

wajahnya sambil tersenyum sedikit kesedihan, Surya hanya bisa tersenyum

Surya

Aku yang berharap agar anak-anak mengikat kamu selamanya di sini, karna mereka lebih membutuhkan kamu!

sambil tersenyum membalas gurauan Lara. 

pasti aku akan sering menghubungi kamu, mau tahu ada kejadian apa aja, dan keseruan kalian bersama anak-anak.
Aku percaya kamu orang selalu punya semangat dan keperdulian yang kuat.

Surya perlahan menghampiri Muti, sedikit mengejek, dan muti hanya terlihat mewek dari wajahnya.

Muti

Aku pasti kehilangan nih.. Bang..

Surya hanya tersenyum mengejek kembali Mutiah 

sama aku pasti juga kehilangan Mutiah.

Surya berusaha sedikit tersenyum Lalu Surya menghampiri Musa dan memeluknya, nampak di wajah Musa begitu sedih mengusap pundak Surya

Musa

Sampai jumpa yak kawan, aku pasti sangat merindukan mu..

Surya

Yak aku juga pasti merindukan pak ketua.. kita akan berjumpa lagi.

Dan mereka pun menyeka air mata tanpa disadari menetes di wajah mereka, dan perlahan Surya mendekati Pak Nasir yang terlihat matanya sudah merah menahan kesedihan dan Pak Nasir langsung memeluk Surya begitu erat. 

Pak Nasir

Terima kasih sudah percaya dengan saya Surya! pasti saya tidak bisa melupakan kamu..

Wajah pak nasir sudah tidak bisa membendung tangisannya Suaranya begitu serak keluar dari bibirnya.

Surya

Saya yang harus berterima kasih Pak, sudah di bantu oleh Pak Nasir..

Lalu Surya melepas pelukannya sambil menghapus air matanya, dan perlahan menuju Ibu-ibu yang sudah ada di depannya.

Surya

Ibu-ibu kalau saya ada kesalahan mohon dimaafkan yak.. 
Mohon dimaklumi karena saya belum pernah kerja di dapur..

wajah Surya mencoba tersenyum.

Ibu mawar

Kami semua yang harus minta maaf, kalau tidak sesuai cara kerja kami..

Seketika suasana begitu menjadi hening dengan rasa terharu terlihat di wajah mereka, namun sekali terdengar suara lara dengan sedikit teriak mencoba memecahkan kesedihan.

Lara

Ayooo kita foto dulu.. Saya baru beli handphone baru nih sekalian jajal.

Mendengar suara Lara mengajak foto, dengan seketika suara riuh berebutan dari anak-anak dan juga ibu-ibu dan mereka berbaris sedangkan anak-anak berebutan untuk dekat dengan Surya yang sudah berjongkok agar sepadan dengan anak-anak. Dan mereka bergantian saling foto dengan Surya. Dan akhirnya foto kebersamaan menjadi terakhir kenangan bersama Surya di camp pengungsian.

FADE OUT.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar