Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MATA HATI
Suka
Favorit
Bagikan
18. #18. Surya dan Ikbal Ke Beberapa Pengungsian

62 EXT.SURYA DAN IKBAL KE BEBERAPA PENGUNGSIAN — SORE

Cast :Surya,Ikbal,extras

Iqbal dan Surya sudah berada di pengungsian lain. tempat ini yang pernah di kunjungi Surya bersama pak Herman untuk mencari adiknya Pak Herman.

Terlihat Surya dan Ikbal begitu sibuk mata mereka mengawasi setiap orang-orang ada di depannya, lalu Surya mampir ke posko panitia pengungsian dengan menunjukan identitas yang tergantung di leher Surya dan Ikbal, mereka akhirnya saling berbagi nomor handphone antara Surya dan panitia pengungsian agar saling memberi informasi.

Tanpa lelah Surya dan Ikbal motornya melaju kembali untuk mengunjungi setiap posko relawan, terik matahari membuat perjalanan mereka cukup melelahkan, debu sepanjang jalan ada sebagian masih penuh dengan lumpur, mereka berhenti di warung kecil di pinggir jalan dengan muka yang merah terlihat kusam, dan mereka menghapus keringat yang membasahi wajah mereka dengan dengan baju yang mereka pakai.

Ikbal

Bagaimana mas Surya, apakah kita balik ke basecam, untuk sementara sudah cukup hari ini!
tanya Ikbal

Surya

Lumayan kita sudah mendapat data dari tiga pengungsian dan nomor koordinatornya sudah dapat, Alhamdulillah mereka membantu kita dan mendukung tugas kita yak..

Surya dan Ikbal sambil minum teh botol sambil duduk di bangku papan sebelah warung di pinggir jalan

Ikbal

Mereka juga paham bagaimana para relawan yang datang dari Jawa sangat banyak membantu bagi mereka
lirihnya

Surya

Mencari keluarga yang hilang memang butuh saling menolong dan mendukung.. tujuan kita juga tidak ada maksud apa.. 
Oh iya tadi kamu bilang sambil mencari orang yang hilang juga.. Memang siapa yang hilang? tanyanya

Ikbal

Saya juga sekalian mencari Adik ku yang paling kecil..
ungkapannya dengan wajah yang terlihat tegar.

Surya

Ya Allah, semoga dapat kabarnya, dan semoga keluarga mas Ikbal di berikan kesabaran..
sejenak terdiam
yuk kita kembali.. Sudah mau ashar kita bisa sholat di masjid dekat basecamp.

Surya mengalihkan pembicaraannya agar Ikbal tidak larut dalam kesedihan, dan akhirnya mereka menjalankan motornya dan kali ini Surya yang mengendarainya untuk bergantian.

FADE OUT.

63 EXT. PENGUNGSIAN DI BUKIT LHOK MATA IE — SORE

Cast :Muti,Helmi,Deni, 25-30 anak extras

Disebuah bukit yang yang cukup sepi dari jalan raya, ada area yang dijadikan tempat pengungsian korban tsunami, dataran yang begitu luas dengan sedikit berundak-undak,

Mutiah, Deni dan Helmi sedang riang di antara anak-anak. Mutiah terlihat sedang menghadap beberapa anak perempuan seakan sudah paham bagaimana mengambil hati anak-anak, anak perempuan sekitar lima belas mengitari Mutiah sambil bernyanyi dengan iringan tepuk tangan.

Sedangkan Deni dan Helmi berusaha senang dengan anak laki-laki yang sedikit liar, bercanda di antara mereka.

Deni

Ayookk coba yang di belakang jangan bercanda! Siapa yang mau hadiah? teriaknya

Deni berusaha untuk bisa mengendalikan anak-anak dengan dijanjikan sebuah hadiah. Mutiah sedang menyalami satu persatu anak perempuan, setelah selesai mengajak anak perempuan bermain. Nampak seorang anak perempuan di depannya, melihat anak itu Mutiah pun menghampirinya dan bertanya kepada gadis itu.

Mutiah

Siapa nama adek? sapa Muti

dengan posisi menunduk,pelan memegang bahu gadis,sambil merapikan rambutnya yang terurai berantakan ke wajahnya.

Inong

Inong Kak..
jawabnya dengan pelan

Mutiah

Lusa kakak kemari lagi nanti inong ikut lagi ya, nanti kakak bawa buku dan mainan.

Helmi

Tiah ayuk kita balik! sudah sore takut kemalaman di jalan.
tegurnya

Mutiah

Sampai ketemu lagi yak inong..

Sambil mengusap wajah Inong yang sedikit kusam dengan bajunya terlihat dekil. Mutiah memperlakukan Inong seakan Mutiah merasakan bagaimana anak-anak senang bermain dengannya dan hanya merasakan kebahagiaan sesaat.

Motor Helmi terlihat sudah berjalan menuruni bukit dengan pelan sambil menunggu Deni yang akan memboncengi Mutiah, disaat Mutiah sudah naik di belakang motor Deni, dia tidak menyadarinya jika dompet Mutiah jatuh dari kantong belakang celananya.

Inong pun melihat dompet Mutiah yang terjatuh, Inong berusaha mengejar dan memanggil Mutiah, namun terlihat motor Deni lebih cepat, dan menghilang di antara belokan yang terhalang pohon-pohon, perlahan Inong berhenti dengan tatapan yang polos masih memandang jalanan yang sepi. Inong terdiam sambil berdiri memegang dompet, dengan menunduk perlahan dia berjalan balik menuju tenda.

CUT TO.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar