Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MATA HATI
Suka
Favorit
Bagikan
29. #29. Inong Dituduh Mencuri

93 EXT. INONG DITUDUH MENCURI. — SIANG

Cast :Inong,Surya,Nasir,extras

Inong terus berjalan, menelusuri tepi jalan sambil meliat penjual yang ada di dekatnya,aroma kopi khas Aceh tercium wangi dari setiap warung kopi yang sudah buka, dengan kaki telanjang menginjak aspal yang penuh dengan tanah, genangan air tidak luput dari langkahnya.

Pakaian terusan sekitar badan sudah usang menguning.Inong berjalan tanpa tak tahu mau pergi kemana, terkadang berhenti saat matanya tertuju sesuatu yang iya sukai, iya pun berjalan lagi hingga berhenti dengan berdiri diam, sambil mengusap perutnya yang mulai lapar.

Sebuah warung yang ada di depannya, Matanya melihat beberapa makanan sehingga tenggorokannya hanya menelan kosong. perutnya terasa bunyi, perlahan Inong mengeluarkan dompet Muti dari balik kantong bajunya, matanya tertunduk memandang dompet yang di pegangnya, makanan yang ada di balik etalase warung membuat ia membuka dompet dengan perlahan. Namun dia tersentak kaget, ada suara keras, seorang Bapak sambil memegang lengan tangannya.

Bapak

Nah.. Kamu mencuri dompet yak. geramnya

Inong

Lepaskan! Lepaskan.. Saya bukan pencuri!lirihnya. 

wajah Inong begitu ketakutan

Bapak

Ini buktinya.. ini dompet siapa? tuduhnya

sambil merampas dari tangan Inong dan membuka dompet.

Inong

Saya bukan pencuri! Saya tidak mengambilnya..

Wajahnya begitu takut, perlahan Inong mulai menangis dengan rasa ketakutan, Tidak jauh dari tempat Inong, nampak Surya dan Pak Nasir berjalan ke arah Inong, Mendengar ada keributan Surya lalu menghampiri mau tau apa yang sedang terjadi di depan matanya.

Surya

Tenang Pak ada apa yak, kalau dia mengambil makanan.. biar saya bayar!

Surya sedikit menenangkan si Bapak yang terlihat sedang menghakimi Inong, rasa iba Surya melihat Inong seakan ingin membelanya.

Bapak

Dia mencuri dompet!

Surya

Boleh saya liat dompetnya pak?

Surya tampak terkejut karena dia melihat ada foto Muti di dalam dompet yang terbuka 

ini milik teman saya pak! sahutnya dengan menyakinkannya

lalu Surya mencoba menghubungi menelpon Muti, dengan wajah sambil melihat Inong yang di pegang oleh Pak Nasir, Surya tidak percaya dompet Muti ada bersama Inong.

Surya dengan sabar menunggu handpone nya agar di angkat Muti, namun di bukit Muti begitu sibuk mengoreksi pelajaran bersama seorang anak sambil bertanya kepadanya. 

Akhirnya Surya menutup handphonenya dan menatap wajah si Bapak dengan menyakinkan Bahwa dompet ini milik temannya.

Surya

Ini milik kawan saya Pak! mungkin Dia sedang sibuk mengajar anak-anak.. dan Dia anak didik kami di pengungsian.
kata Surya 

Terlihat si Bapak pun mempercayai Surya, Dia melihat ID card relawan yang menggantung di leher Surya.

Bapak

Tidak apa-apa, saya cuma memastikan dompet yang dipegangnya. Saya mengkhawatirkan..

Belum selesai si bapak berbicara, terdengar teriakan dari Inong sambil meronta-ronta.

Inong

Lepaskan.. Saya bukan maling..

Kecurigaan Inong melihat Surya menelepon, apa lagi penampilan Pak Nasir yang gemuk dengan perut buncitnya Inong menduga Ia akan dibawa ke kantor Polisi. Dengan sigap Inong berontak dari pegangan Pak Nasir dan berlari ke arah Pasar. Melihat Inong berlari, wajah Surya sangat kaget seakan tak terbayang Inong akan kabur.

Surya

Terima kasih sudah percaya pak.. Pak Nasir kita kejar Inong takut kenapa-napa dengan Dia..
tegasnya


94 EXT. MENGEJAR INONG. — SIANG

Cast :Inong,Surya,Nasir,extras

soundtrack tegang

Lalu Surya dan Pak Nasir dengan cepat mengejar Inong yang masih terlihat, berusaha bisa mengejarnya. larinya begitu gesit, membuat Surya tertinggal jauh,apalagi dengan Pak Nasir, perut buncit badan yang gemuk membuat dia tertinggal dari Surya.

Inong berhenti sejenak wajah sedikit Bingung diantara simpang jalan, akhirnya dia masuk kedalam pasar berusaha untuk menghindar. Inong terus berlari, di dalam pasar masih ada aktivitas para pedagang yang mulai merapikan jualannya. Inong sedikit terhambat dengan menghindari orang yang berjalan ke arahnya.

Inong terjebak di antara penghalang tembok batas dagangannya, dia terlihat oleh Surya yang selalu mengejarnya. Dari balik seberang mereka saling memandang hanya terhalang tembok setinggi semester, tumpukan meja dan bangku kayu pedagang menghalangi pandangan Surya. Inong masuk dalam belokan lorong toko, tangan Inong sambil meraba rolling door toko berharap ada terbuka untuk bisa bersembunyi dari kejaran Surya.

akhirnya Inong terjebak di sudut tembok, wajah Inong sedikit panik. Lalu Ia segera masuk ke kolong meja dagangan yang sudah lama tak terpakai yang ada di sebelah kanannya, tubuh Inong mencoba bersembunyi di balik beberapa tumpukan peti telur untuk menghindar dari kejaran Surya.

Terdengar suara genangan air terinjak sepatu Surya, Inong nampak ketakutan, sehingga bunyi suara kayu jatuh dari persembunyian Inong. Surya mengetahui Inong ada di bawa meja, perlahan Surya mendekati meja yang nampak gelap di bawahnya. Inong melihat kaki Surya sudah ada di hadapannya. Dengan perlahan Surya mulai menundukan wajahnya untuk melihat keberadaan Inong.

Terlihat Inong begitu ketakutan perlahan Surya mendekati Inong, Dia mencoba agar Inong keluar dari kolong tempat persembunyiannya.

backsound sedih

Surya

Jangan takut abang bukan orang jahat! Percayalah.. Nama kamu siapa?

Dengan suara yang lembut Surya berusaha untuk membuat Inong tenang.

Inong

Inoong..
sahutnya 

suara terdengar terdengar lirih dari bibirnya.

Surya

Abang kawannya Kak Muti.. abang percaya kamu tidak mengambil dompet! Pasti kamu menemukannya waktu Kak Muti bermain bersama kalian.. Mari keluar Abang hantar kamu kembali kesana..

Terlihat tenang di wajah Inong, gerakan tubuh nya yang perlahan sudah sedikit santai tapi posisi Inong masih dalam kolong meja. 

Surya

Kamu pasti lapar.. Abang ada makanan.. kamu mau makan bersama abang? Ucap Surya
abang berjanji setelah ini kamu akan bertemu Kak Inong. Mari sini peluk abang..

Surya sambil menyodorkan tangannya agar disambut tangan Inong.

Akhirnya Inong keluar dari kolong meja dengan wajah sedikit tenang, Inong merasakan bahwa Surya memang orang baik, yang mau peduli dengannya. Surya memeluk Inong terlihat wajah Surya yang begitu iba dengan kondisi Inong.

Tidak berapa lama datang Pak nasir, yang terlihat begitu kelelahan mencari Surya nafasnya masih terengah-engah sambil mengusap wajahnya dari keringat.

Wajah pak Nasir begitu terharu melihat Surya memberikan kasih sayang untuk anak perempuan yang lusuh dekil dan sedikit bau, namun Surya memeluknya begitu sayang. Perlahan Surya melepas pelukannya dan usapan tangan yang mengelus rambut Inong.

Surya

Pak Nasir, nanti kita belikan pakaian buat Inong ya.. pintanya

Pak Nasir tersenyum mendengar perkataan Surya dan menjawab dengan pelan, tidak berapa lama suara telepon terdengar dari kantong kemeja Surya, dan Surya melihat panggilan ternyata Mutiah yang menghubunginya.

Surya

Muti apakah dompetmu hilang? tanyanya

Muti

mendengar Surya memberitahukan kabar tentang dompetnya, suara Muti nampak begitu gembira seakan tahu bahwa Surya pasti menemukannya.

Dompet.. Iya benar Surya, aku kehilangan dompet.

Surya

Inong yang menemukannya, kamu kenal Inong?

Mutia

Inong? 

Mendengar nama Inong Muti sesaat bingung memikirkannya, akhirnya Ia teringat waktu di bukit menanyakan nama kepada Inong.

iya benar.. aku ingat! jawabnya 

Surya

Coba kamu ke posko panitia, kamu tanyakan apakah ada anak yang hilang bernama Inong! biar aku hantar kesana nanti.. seru Surya

Mutia

Baik saya akan kesana.

Dan Surya menghentikan pembicaraannya,terlihat wajah Surya tersenyum melihat Inong dan Pak Nasir, begitu juga dengan Pak Nasir memberikan senyuman pada Surya.

CUT TO.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar