Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MATA HATI
Suka
Favorit
Bagikan
36. #36. Menuju Bukit Pelabuhan Malahayati

104 EXT. MENUJU BUKIT PELABUHAN MALAHAYATI — SIANG

Cast :Surya,Lara,Muti,Helmi,Musa  

                soundtrack semangat

Dalam perjalanan bukit Malahayati, Lara dan Muti sangat senang terlihat dari wajah mereka. Lara dan Muti duduk di kursi motor becak tanpa penutup kepala, yang di kendarai oleh Surya. Angin begitu kencang melawan kendaraan motor becak hingga wajah mereka tersapu juga pakaiannya, suara obrolan mereka sedikit berteriak, kencangnya suara angin mengalahkan suara mereka.

Helmi memboncengi Musa yang duduk di belakangnya, sekali dia meledek Muti dan Lara, Sambil merentangkan Tangannya, sambil tersenyum melewati kendaraan becak. Nampak jalanan begitu sepi dengan bukit kecil di sebelah kanannya terkadang melewati rumah-rumah yang masih sepi dan jaraknya begitu jauh satu sama lain.

Sebelah kiri terkadang air laut dengan hamparan pasir pantai yang hampir dekat dengan jalan raya. Kendaraan mereka tidak begitu kencang menikmati pemandangan di setiap mereka lewati. Terlihat bukit Malahayati, sudah di depan mata. setelah mereka berjalan hampir 2 jam, Akhirnya kendaraan mereka masuk ke area bukit. Setelah motor becak berhenti dan Helmi memarkirkan motornya. Lara Muti turun dari kursi becak. 

Lara dan helmi nampak terkagum selalu ceria melihat pemandangannya, sedangkan Musa Muti Surya, mereka sudah beberapa kali mengunjunginya sambil berjalan naik ke atas bukit hanya sedikit nanjak yang mereka jalani.

FADE OUT.

105 EXT. MEMANDANG SENJA DARI BUKIT MALAHAYATI — SORE

Cast :Surya,Lara,Muti,Helmi,Musa 

Setelah sampai di bukit mereka berpencar melihat pemandangan dengan rasa keinginan mereka. Pohon sekitar bukit tidak tinggi seperti pohon bonsai dengan akar dan dahan begitu rimbun selalu menghias di setiap langkah. Apalagi rumput halus yang begitu sejuk seakan ingin melepas sepatu membiarkan telapak kaki diserap oleh lembutnya ladang rumput yang begitu indah.

Lara mulai berhenti sambil mendekat ke Surya yang sedang menghirup udara segar, angin yang menyibak rambut dan pakaiannya, Surya menikmati senja yang mulai terlihat, dari balik bukit dan laut yang begitu luas sejauh mata memandang. Terlihat pula Kapal bersandar di Pelabuhan Malahayati.

Lara

Masya Allah begitu indahnya pemandangannya.. Sampai air mataku menetes! Aku merasakan keindahan yang luar biasa..
Tapi kenapa aku tidak bisa menikmatinya! Apakah kesedihanku yang lebih kuat Surya? lirihnya

Memang wajah Lara mulai terlihat tersenyum, sambil tangannya sekali mengusap air mata menetes terharu dengan apa yang dilihatnya dengan takjub. Lalu Surya berjalan mendekati Lara lebih dekat.

Surya

Coba kamu dengarkan aku, Pejamkan matamu,coba rasakan.. nikmati seakan alam menyambut kedatanganmu!

Wajah Lara tersenyum sambil memejamkan mata, Surya membisikan dengan pelan di telinga Lara.

Dan katakan dalam hati!
jika aku tidak bisa menikmati senja di depan mata..
katakanlah! Suatu saat aku akan tersenyum menikmati senja, Sebagai seorang pejuang, Sebagai orang yang memenangkan permainan..
dan ingatlah Lara! bahwa Tuhan menyukai orang-orang sedang berjuang melawan ujian dan cobaan..
bisik Surya dengan Pelan

Lara

Yak kamu benar Surya kita harus kuat menjalani cobaan!

Surya

Orang yang selalu senang menjalani ujian.. Dia akan terbentuk karakter yang kuat! Tidak cengeng dan menyerah! 

sambil tersenyum memberikan semangat kepada Lara.

Mereka terdiam sambil memandang senja yang sudah menampakkan jelita sinarnya, seakan mata mereka terpukau tersirat dalam misteri sinarnya. Dari kejahuan Helmi nampak mengamati kedekatan Surya dan Lara, mata Helmi begitu serius, seakan ada keresahan hati yang dalam.

Muti dan Musa terlihat sedang duduk di batu besar dengan kerikil pasir bukit di sekitarnya, tidak berapa lama suara Helmi berteriak memanggil mereka untuk mengajaknya pulang.

Helmi

Lara, Surya kita pulang yuk Sudah mau magrib takut nanti kita kemalaman?
serunya

Surya

Ayuk..

Musa

Iya sudah mulai gelap..

Akhirnya mereka kembali, turun dari bukit, masih dengan obrolan ringan seakan Lara ingin kembali lebih lama menikmati pemandangan Malahayati. Dan perlahan kendaran mereka meninggalkan lokasi.

FADE OUT.

106 EXT. DIRUMAH PAK HERMAN — MALAM

Cast :Pak Herman & Istri, Asbi

Di rumah Pak Herman dengan kesunyiannya, di dalam kamar terlihat Rukaiyah istri Pak Herman sedang memberikan obat kepada Asbi yang sudah membaik kondisinya, Asbi yang masih lemas duduk di atas kasur, kembali lagi membaringkan tidurnya, sedangkan Pak Herman, sambil melihat dari depan pintu, dan perlahan masuk untuk menanyakan kondisi Asbi kepada istrinya.

Pak Herman

Bagaimana keadaan Asbi ummi..

Rukaiyah

Sudah terlihat lebih baik.. Sudah turun panasnya dan sudah mau makan.

Pak Herman

Syukurlah..
sambil sedikit menghela nafas

Rukaiyah

Tapi obatnya sudah mau habis dari pemberian dokter!

sambil menunjukan plastik obat kepada suaminya

Pak Herman

Muda-mudahan besok Surya sudah mendapatkan obatnya. Apakah masih suka mengigau?

Rukaiyah

Alhamdulillah. sudah tidak.. tuturnya 

Rukaiyah kembali menyelimuti Asbi dan merapikan piring bubur yang masih tersisa, Pak Herman kembali keluar kamar, tidak berapa lama Rukaiyah keluar membawa piring kotor dan gelas masuk kedalam dapur.

FADE OUT.

107 EXT. ANTARA HELMI DAN SURYA. — MALAM

Cast :Surya,Helmi,Lara,Muti,Arif,Agam,Rizki,Arie,Khairul

Malam kembali menyelimuti kamp pengungsian, suara orang sedang berbicara sayup-sayup masih terdengar di beberapa tenda pengungsi, Arif, Agam, Rizki, Arie, Khairul mereka asik bermain, ada bakaran kertas dan beberapa ranting daun menghangatkan malam.

Helmi sedang menikmati nyala api, sambil menaruh ranting ke dalam api agar terus menyala, matanya sambil melihat anak-anak yang sedang di depannya. Tatap matanya kosong, terkadang tertawa kecil melihat kelakuan anak–anak yang sedang bercanda, disebelah Helmi Agam duduk ikut tertawa melihat Arif dengan kesenangannya.

Dari balik tenda Lara tertawa dari perbincangannya dengan Muti, seakan Lara dan Muti sedang asik berbincang. Tidak berapa lama Surya keluar dari dalam tenda karena mendengar Suara tertawa dari anak-anak, Surya bergabung duduk di sebelah kiri Helmi. 

Surya

Hay kang helmi asik sendirian.. tegur Surya

Helmi

Hey.. Kang Surya..

wajahnya menengok Surya yang sudah ada disampingnya

Surya

Seperti lagi ada yang dipikirkan ya? tanyanya

Helmi

Iya lagi melihat mereka! Bagaimana kalau sudah tidak ada kita?..

Surya

Ya mudah-mudahan rumah mereka secepatnya sudah pulih kembali.

Helmi

Kemungkinan setahun dua tahun mereka masih disini..
lirihnya sambil memandang ana-anak.

Mereka terdiam sesaat, dan Surya sambil membenarkan nyala api agar tetap menyala dari cahaya api membiasi wajah Surya.

Helmi

Kita hampir sebulan lagi dimari! apakah kamu pulang atau di lanjutkan?
tanya Helmi

Surya

Belum tahu Mi.. Kita berdoa saja bagaimana untuk selanjutnya yang terbaik buat kita nanti.. kata Surya sambil memainkan api didepannya

Helmi

Apa yang kamu minta dari doa kamu.. kang!.

Surya

Yak.. Minta supaya di berikan kesehatan.. di permudah urusan.. dan yang penting kita bisa berguna untuk mereka! jawabnya

 matanya sambil melihat anak-anak. 

kalau kamu..?

Helmi

Hmm.. Aku sudah jarang berdoa.. yak mudah-mudahan Allah tau apa yang aku minta.
ungkap Helmi dengan sorot mata sedikit kosong

Surya

Dari mana kamu tau kalau Dia tahu? tanya Surya dengan santai

Helmi

Bukanya Dia lebih dekat dari urat nadi!

sahutnya sambil menatap Surya

Surya

Ya benar.. Kamu benar!
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Surat Qaaf ayat 16. tuturnya, sambil tersenyum santai
dia memang sudah tahu hati kita, tapi.. Dia ingin lebih tahu! seberapa tulus hati kita berbisik!
berdoa meminta sebagai hambanya. Kalau kamu tidak meminta apa bedanya dengan orang yang tidak percaya Tuhan! Dia merasa keberhasilannya kemampuannya tanpa campur Tuhan.. Akhirnya!
dia menjadi sombong baik di mata manusia dan juga Tuhan, yakk Itulah manusia.

Helmi

Yang tidak habis pikir kenapa Allah memberi cobaan musibah kepada orang yang baik! bahkan dekat dengan-Nya!

ucapnya dengan sedikit lugas dari nadanya

Surya

Sambil tersenyum.
Dia yang punya hak untuk mematikan dengan cara apa.. Dan cobaan terkadang rasa kasih sayang-Nya supaya manusia lebih mendekat lagi dengan Dia.
Kita semua pasti mati.. Ada yang mati ketabrak, jatuh, tenggelam.. Dan kita tidak tahu cara mencabut-Nya bagaimana?
Mungkin ada kenikmatan bagi orang baik, mereka tidak merasakan sakitnya, yang kita lihat hanya jasadnya saja! pasti ada hikmahnya yang dia berikan..

Helmi

Terus kenapa musibah tidak pada orang jahat atau tempat yang banyak maksiatnya..
timpal Helmi

Surya

Haha.. 

seakan menertawai Helmi 

Kang.. Di Alquran sudah di jawab.
Semua akan mendapat balasan setimpal, karena itulah
'Kami biarkan mereka bersenang-senang di dunia yang hanya sebentar dan serba terbatas.
Kemudian apabila masa yang telah Kami tentukan tiba, Kami paksa mereka masuk ke dalam azab yang keras’ NERAKA yang pedih! Surat Luqman Ayat 24.
sambil memainkan api 
jadi jangan cemburu kepada mereka yang suka bersenang berfoya-foya, Semuanya ada hitungannya..

Helmi hanya terdiam mendengarkan Surya berbicara dan asik dengan api unggun, tiba-tiba suara handphone pun terdengar dari kantor kemejanya Surya melirik hpnya. Dan arif memanggil mereka untuk bergabung.

Arif

BANG..! gabung sama kita main dong..
panggil Arif

Surya

Bentar abang ada telepon dari Romi kawan abang! ajak bang Helmi biar tidak bengong.. Nanti kesurupan takutnya. 
ledeknya sambil berjalan menerima telepon.

Helmi hanya tertawa dan akhirnya Helmi bergabung bermain dengan anak-anak, Surya berjalan meninggalkan Helmi lebih jauh dari anak-anak agar percakapannya tidak terganggu oleh mereka. Surya mengangkat handphonenya, untuk menerima panggilan dari Romi.

Surya

Halo Rom.. sapa Surya

 Vo Romi

Sori bro gw baru lihat biasa, masih keliling kepengungsian. Ada apa? Sur..

timpal Romi dari suara handphone Surya

Surya

Aku butuh obat untuk anak-anak! tolong yak..

 Vo Romi

Obat apa.. tanyanya

Surya

Kata dokter yang sudah memeriksanya Gejala kolera! Nanti aku sms apa saja obatnya.

 Vo Romi

Oke biar aku bisa cari, besok aku lewat sana nanti kita ketemu! sahut Romi

Surya

Ok Rom.. Sampai besok yak!


Surya menutup handphonenya dan bergegas menuju tendanya untuk melihat catatan obat dari Dokter Reza. sambil melewati Helmi dan anak-anak, nampak Helmi memperhatikan Surya yang begitu tergesa-gesa.

FADE OUT.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar