Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MATA HATI
Suka
Favorit
Bagikan
40. #40. Asbi Sudah Membaik

121 EXT. ASBI SUDAH MEMBAIK.- HALAMAN RUMAH — PAGI

Cast :Asbi, Pak Herman dan istri

Udara di kampung Nusa begitu indah apalagi suasana pagi tenang, Asbi yang sudah pulih sedang ikut membantu Istri pak Herman yang sedang menyiram tanaman di pekarangan rumahnya.

Wajah pak Herman keluar dari dalam rumah melihat Istrinya yang begitu senang bercanda berlari mengejar Asbi, Asbi hanya tertawa sebagai anak berumur 6 tahun masih lucunya bercanda, sekali dia memanggil Ummi. suara panggilan yang dirindukan oleh pak Herman, wajah bahagianya hilang mengingat ucapan Surya. Namun dia hentakan lamunannya memanggil Istrinya untuk mengajak sarapan pagi bersama Asbi. 

Pak Herman

Ummi Asbi sudah sarapan belum.. ayo makan dulu, habis itu kasih obatnya lagi!
Teriaknya

Rukaiyah Istri Pak Herman mebawa Asbi perlahan masuk kedalam rumah.

FADE OUT.

122 INT. SURYA MULAI PULIH.- RUMAH SAKIT — SIANG

Cast :Surya,Lara,Kumala, Inong

Backsound lembut

Tiga hari berlalu, Surya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, ada beberapa pasien di dalam ruangan, bersama beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit Wajah Surya perlahan sudah mulai bergerak, matanya terbangun dari tidurnya, ia melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa dirinya tersadar cukup lama. Surya melihat dirinya beberapa bagian sudah di perban, terlihat wajahnya, lengan kiri dan kaki kanannya. Surya melihat di samping kanan Lara sedang tertidur sambil duduk dengan tangan bersedekap menopang wajahnya di patidur Surya.

Merasakan Surya terbangun dan bergerak, Lara terjaga dari tidurnya dan melihat Surya yang sedang berusaha bangun masih menempel selang infus di tangannya, dengan cekatan Lara memandu posisi Surya yang ingin duduk sambil bersandar di patidur pasien. Sambil menahan sedikit sakit dari setiap luka yang dirasakan. Tidak beberapa lama Kumala, Inong datang dari luar dengan membawakan rantang makanan untuk Surya.

Surya

Sudah berapa lama aku di Mari Lara.
lirihnya

Lara

Sudah tiga hari kamu di mari..

Surya

Apakah kamu selalu yang menjaga aku disini?

Lara

Tidak kalau malam Musa dan dan Pak Nasir yang menjaga kamu!

Kumala

Bang itu bubur dari Ibu dapur dan lauk untuk Kak Lara.
suara kumala menyela obrolan mereka

Surya

Sambil tersenyum.
Terima kasih yak Kumala.. Oh iya Inong kamu baik-baik saja bukan? Tanyanya, Matanya sambil melihat Inong

Inong

Iya bang..

Surya

Lara.. aku sangat berterima kasih, kamu sudah banyak membantu, sudah merepotkan kamu..

Lara

Jangan kamu pikirkan.. Kita kan satu tim! jauh dari keluarga, Yak kita harus saling membantu..
apa lagi kamu kena musibah, masa tega membiarkan kamu sendiri di rumah sakit.

Terdengar suara kaki perawat wanita bersama dokter pria dengan berpakaian santai mengenakan kemeja mendatangi mereka, dengan wajah tersenyum sambil mengecek kondisi Surya, Lara dan anak-anak hanya terdiam melihat dokter yang sedang menggantikan botol infus Surya.

Surya

Apakah saya sudah boleh pulang Dokter?
pinta Surya

Dokter

Sesaat terdiam sambil tersenyum melihat Surya 

kalau kondisimu sudah baik! tidak apa-apa.. tapi kan kamu masih perlu perawatan, belum pulih benar.

Surya

Saya akan lebih cepat sembuh bila bersama mereka!
matanya melirik Inong dan Kumala.
bagi saya, melihat anak-anak ceria bermain.. sudah membuat saya bahagia..

dengan suara pelan menyakinkan dokter

Surya

tawa mereka, candanya mereka, suara pertengkaran mereka, membuat saya seperti anak kecil kembali..
tidak ada rasa takut, seakan tidak ada beban hidup. Ya Karena mereka yang membuat saya punya semangat..
karena merekalah yang membuka Mata Hati melihat kehidupan yang sebenarnya.
ungkapnya

Dengan tatapan kosong sambil duduk, seakan Surya membayangkan selalu kegiatannya bersama ana-anak. Dokter seakan tersentuh bahwa Surya benar-benar dekat dengan anak pengungsian, dan ia merasakan bahwa Surya memang lebih cepat sembuh bila bersama mereka.

Lara melihat Surya, menilai Surya seorang anak muda yang tidak pernah lelah selalu semangat dalam hidupnya, ketulusan dan pedulinya dengan anak-anak, terlihat dari Surya mengungkapkan perasaannya. Ungkapan Surya lagi-lagi membuat Lara meneteskan air mata terharu melihat kondisi Surya namun masih ingin bersama anak-anak, kumala dan Inong yang ada di samping Lara hanya terdiam.

Surya

Bagaimana Dok? pintanya

Dokter

yaah..
sambil menghela nafas. 
kalau memang kemauan kamu hmm!

Setelah Dokter selesai mengecek Surya, Ia dan perawat pun pergi kembali bertugas meninggalkan Surya dan Lara. Surya pun membaringkan tubuhnya kembali untuk istirahat dan Lara mulai merapikan pakain dari lemari kecil, untuk membawa Surya kembali ke kamp pengungsian.

FADE OUT.

123 EXT. PAK HERMAN MENCARI INONG.- TENDA BERMAIN — SIANG

Cast :Muti,Pak herman, 10 anak extres 

sekitar area camp center terlihat sepi hanya ada Muti di tenda bermain bersama beberapa anak, Muti sedang mengajarkan anak layaknya guru di sekolah, dan ada beberapa anak perempuan masih kecil sedang menggambar bersama kawannya hanya tiga orang saja,

seorang bapak dengan memakai kaos dengan celana bahan coklat, dan memakai topi koboi berwarna krem, sambil mengamati dari jauh melihat anak-anak di dalam tenda bermain, dia adalah Pak Herman, dengan kedatangannya, ingin tahu seperti apa Surya bersama anak-anak, sorot matanya sambil memperhatikan menebak wajah kakaknya Asbi yang ingin diketahui. 

Pak Herman terdiam sambil berdiri, raut wajahnya sedang berpikir, dia hanya berdiam di depan tenda bermain, ada keraguan hatinya untuk menghampiri Muti, dengan rasa keraguannya diapun membalikan badannya, namun disaat dia melangkah pulang terdengar suara dari balik dirinya, Muti manggilnya.

Muti

Pak..
sapa Muti sambil mendekati pak Herman 
ada yang bisa saya bantu?

Pak Herman

Oh tidak apa-apa..

sambil berbalik melihat Muti

Muti

Soalnya saya melihat bapak begitu serius melihat kami.. Apa sedang mencari anak Bapak.

Pak Herman

Iya.. saya cuma mau bertanya apakah ada relawan yang bernama Surya dimari..

Muti

Oh dia.. Surya kawan kami Pak.

Pak Herman

Kemana dia saya tidak melihatnya 
sambil matanya melihat sekitarnya

Muti

Dia mengalami musibah! sekarang dia masih dirawat..
ucap muti

Wajah Pak herman sangat terkejut mendengar apa yang disampaikan Muti.

Pak Herman

Musibah apa yang menimpah Surya.. Kalau boleh tahu?
terlihat wajahnya begitu serius

Muti

Kawan sih bilang.. Kalau dia mengejar Inong katanya melihat adiknya! dan dia langsung berlari ke jalan raya..
Surya ikut mengejarnya sampai di jalan, yaa mungkin Surya tidak melihat ada mobil di belakangnya..

Wajah pak Herman semakin tersedak ketika kata Inong disebutkan, apalagi yang membuat dia merasa terpikirkan dengan sikap Surya yang peduli dengan kondisi Inong. Suara Muti mengangaketkan Pak Herman hingga dia sedikit gugup.

Muti

Memangnya Bapak apanya Surya, menanyakan tentang dia?

Pak Herman

Oh tidak.. Tidak apa-apa kami hanya pernah bertemu waktu di camp relawan kalau begitu terima kasih infonya, oiya nama ade siapa?

Muti

Saya Muti pak.

Pak Herman

Baik nak Muti.. terimakasih informasinya. saya pamit dulu yak..

Akhirnya Pak Herman berjalan keluar dari area camp pengungsian, dengan wajah terlihat sambil memikirkan apa yang diucapkan oleh Muti, dan Muti kembali kedalam tenda bermain bergabung lagi dengan anak-anak yang sudah mengerjakan soalnya yang Muti berikan.

FADE OUT.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar