Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MATA HATI
Suka
Favorit
Bagikan
38. #38. Surya Mencari Kebenaran

113 EXT. SEBUAH KISAH PAK HERMAN.- TERAS RUMAH — SIANG

Cast :Surya, Pak Herman.

Pemandangan di sebuah perkampungan, membuat mata Surya selalu kagum dengan dengan kesejukan yang ia rasakan dengan rindangnya pohon di setiap jalan, membuat orang yang berjalan di bawahnya menjadi terjaga dari terik matahari, sehingga jam 2 siang tidak begitu panas yang ia rasakan.

Di depan teras Surya sambil tangan menopang di atas pagar dengan kisi-kisi papan jati, Surya terlihat berbincang santai dengan Pak Herman. Matanya tetap mengarah ke jalan terlihat sepi dari orang yang melintas.

Pak Herman wajahnya begitu segar seakan ada lawan curhatnya yang selama ini, untuk berbagi kisahnya belum ada orang paham tentang dirinya. Mereka terlihat santai saling mengisi dan menjadi pendengar yang baik antara mereka, Pengalaman dari cerita mereka saling mempunyai daya tarik, Surya membawa percakapan ke dalam keakraban, ada hal penting yang ingin disampaikan namun ia menunggu waktu yang tepat untuk disampaikannya. 

                        backsound sedih

Surya

Benar-benar membuat saya tenang sekali di sini pak.. Apakah Pak Herman asli dari kampung sini? 

Ujar Surya perlahan mengorek ingin tahu lebih banyak

Pak Herman

Ya aku lahir disini.. Ini rumah orang tua saya!
ucapnya sambil melihat arah jalan

Surya

Apakah kedua orang tua masih ada? tanya Surya

Pak Herman

Mereka sudah lama setelah saya menikah.. pertama ayah Saya.. selang berapa bulan Ibu, yaa..
Kira-kira 20 tahun kalau tidak salah.
Saya tinggal di Lhokseumawe aceh utara, setelah menikah. dan sudah 4 tahun, saya pindah kemari..

Surya

Maaf boleh..
sejenak berhenti.
apakah Asbi anak Pak herman? tanya Surya dengan ragu 

Pak Herman

Nampak sedikit bingung wajahnya. 

Memangnya kenapa bang Surya menanyakan Asbi?

seakan ingin tahu dari pertanyaan Surya.

Surya

Oh tidak apa-apa.. Kalau boleh tahu apakah Asbi punya kakak yang bernama Inong kah?

Pak Herman

terlihat sedikit kaget 

hmm Iya.. Dia memang bukan anak saya.. saya menemukan dia! ucapnya

Dari wajah nya sudah mulai terlihat sendu, seakan Pak herman merasakan kembali semua kenangan yang begitu Suram namun dia berusaha untuk menceritakan peristiwa waktu melihat Asbi.

(Flashback scene 38)

Pak Herman

Waktu terjadi gempa susulan, dia sedang menangis.. berteriak memanggil kakaknya. Keadaanya wajah dia begitu ketakutan melihat semuanya berlari..
Asbi berada tidak jauh di depan ruko yang dipakai halamannya oleh para pengungsi. Karena semua orang panik.. dan kebetulan saya sedang melintas di seberang jalan..
Saya membawa dia ke tempat yang aman, lalu setelah kondisi membaik, saya kembali ke lokasi untuk mencari kakaknya, hampir satu jam lebih saya tidak menemukannya.. Akhirnya Asbi saya bawa pulang.

Sejenak wajahnya terdiam sambil melihat Surya lalu kembali melihat kedepan.

Pak Herman 

Rukaiyah tampak senang merawatnya, bahkan dia takut sekali kehilangan Asbi.
lirihnya

Sorot matanya yang tajam begitu mengiringi ceritanya, Surya benar-benar meresapi apa yang diceritakannya, seakan pencarian adiknya mewakili perasaannya menemukan Asbi. 

Surya

Sekarang Inong bersama kami..
ucap Surya dengan pelan
dan dia juga selalu memanggil adiknya, kawan-kawan sudah menghubungi Ibunya, namun handphone nya belum bisa dihubungi sampai sekarang.

Pak Herman

Dari mana kalian bisa menghubungi ibunya.

tanya nya dengan wajah murung.

Surya

Ibunya pernah ketenda kami untuk mencari Inong dan Asbi, dia juga memberikan Foto Asbi bersama Inong.

Mendengar apa yang Surya sampaikan, Pak Herman begitu murung seakan dia takut kehilangan Asbi, wajahnya terdiam membayang istrinya yang sudah menyayangi Asbi.

Pak Herman

Apa kamu yakin dia ibunya Surya!

tanyanya dengan serak suaranya. Perlahan matanya mulai berkaca-kaca. 

Mendengar ucapan Pak Herman Surya merasakan ada sesuatu yang lebih membuatnya sedih. Dan Surya tidak bisa menjawab dia hanya terdiam.

Pak Herman

Surya.. Di Aceh banyak orang tua yang kehilangan anak! Dan banyak para orang tua yang ingin merawat anak-anak korban Tsunami untuk dijadikan anaknya..
benar apa yang kamu katakan Surya.. Bagi orang yang kehilangan, apa lagi keluarganya, itu sangat menyakitkan! Dan tidak bisa dilupakan. 

suaranya semakin terisak dengan wajahnya sudah nampak kesedihannya.

Dia Firmansyah setelah menyelesaikan kuliahnya dari jakarta. Ada temannya yang mengajaknya bermain ke Banda Aceh! katanya ada pertemuan, 
setelah dua hari dia pamit! dia mencium ibu bapaknya dengan rasa begitu sayang..

dengan wajah menundukan dan menghapus air matanya

 Ya! Dia mencium kami sebagai anak yang menyayangi orang tuanya, dan sampai sekarang! dia juga belum kembali.. 
dia Firmansyah Abdullah.. Dia adalah anakku.!
ujarnya dengan menatap wajah Surya dengan sorot mata yang berkaca-kaca.

Air mata yang mengalir dari wajah Pak Herman perlahan menetes di pipinya, dan seketika langsung di hapus tangannya, seakan dia tidak mau Surya melihatnya, perlahan Surya menatap sambil menundukkan wajahnya dan kembali menopang tangannya ke pagar teras, dia tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa menjaga apa yang ingin disampaikannya. dan Surya baru mengerti, seorang Pak Herman yang pertama dia liat yang selalu membawa kesedihan yang ia rasakan.

Pak Herman

Kamu tahu Surya apa yang dirasakan kami.

Surya

Perlahan menatap Pak herman.
Iya. Kenapa Pak..

Pak Herman

Bahwa masalah utama yang dihadapi kini adalah masalah perut! Kalau bahasa Acehnya.. 
orang kenyang takut mati. Yang tidak takut mati itu, orang lapar.
lirihnya

Surya

Ya! Saya paham dengsn kondisi Aceh sekarang ini.. di tambah bencana Tsunami!
Situasi yang masih larut, kehilangan keluarga,tempat tinggal dan juga sakit yang diderita.
ucap Surya

Surya

Apa lagi kebahagiaan anak-anak, telah hilang segalanya, sekolah, bermain, kebahagian mereka terkurung dalam pengungsian! 
Saya mencoba memberi kebahagian untuk mereka. memberikan sebuah harapan.. Harapan suatu saat nanti mereka raih..
Aceh begitu indah dengan Kekayaan alamnya, yah.. saya berdoa untuk Aceh semoga kelak lebih baik lagi.
Pak Herman
Saya percaya!. Semoga kebesaran-Nya memberikan terbaik dari semua bencana yang terjadi di Aceh! 

sambil wajahnya menatap ke langit.

Surya

Kalau begitu saya pamit dulu Pak.. benar apa yang Bapak katakan saya harus menyakinkan dulu, apakah Inong kakaknya Asbi?
begitu juga Ibunya. Saya berharap kita juga memberikan harapan kerinduan mereka untuk bertemu kembali.

ucap Surya sambil menyakinkan ucapanya kepada Pak Herman.

Sesaat Pak Heraman terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Surya, seakan dia masih mempertahankan Asbi untuk tetap bersamanya.

Pak Herman

Saya akan membicarakan dengan Istri saya agar dia juga ikhlas,agar Asbi bertemu dengan keluarganya kembali..
Baik Surya sampai ketemu lagi..

Akhirnya Surya pamit dan menyalami Pak Herman dan beranjak dari rumahnya, Surya merasakan ada sedikit rasa senang sudah menemukan Asbi namun ada rasa sedih dan iba terhadap Pak Herman dan Istrinya yang sudah menyanyangi Asbi.

Setelah melihat Surya sudah jauh menghilang dari pandangan matanya, Pak Herman kembali masuk kerumahnya, dan setelah iya membuka pintunya, Rukaiyah sedang berdiri terdiam sambil melihat wajah suaminya, ada kesedihan terlihat dari wajahnya namun seakan dia pun tau arah percakapan mereka, dan Pak Herman perlahan mendekati istrinya.

Pak Herman

Ummi pasti sudah mendengarkan apa yang kami bicarakan.
tuturnya Herman kepada istrinya

Istri

Ya! saya mendengarkan semuanya.
dengan wajah sedikit kosong 

Pak Herman

Lalu bagaimana jika apa yang dikatakan Surya ternyata benar.
tanyanya kembali

Istri

Saya tidak tahu..

Perlahan Rukaiyah berbalik arah sambil melihat Asbi dari pintu kamar yang terbuka. 

tapi kenapa aku takut kehilangan dia! benar apa yang dikatakan Surya! mereka masih punya harapan untuk bisa kembali berkumpul.
Lalu Abi sendiri bagaimana.? tanyanya sambil menghela nafas.

Pak Herman

Aku juga tidak tahu.. kita lihat saja perkembangan dari Surya.

Seasat mereka terdiam lalu Ibu masuk kedalam kamar di mana Asbi sudah terdengar suara batuknya,sedangkan Pak herman diam termenung, sambil menatap foto orang tuanya, dia juga menatap foto bersama Istri anaknya di dinding ruang tamu.

FADE OUT.

114 EXT.SURYA MENGEJAR INONG.- TENDA BERMAIN — SORE

Cast :Surya, Lara, ekstras anak perempuan, genk Arif 

Suasana sore hari, anak-anak terlihat senang dan ceria, kisaran 6-12 tahun sambil menyanyi Bungong Jeumpa, mereka sangat senang sambil duduk mengelilingi Lara duduk di tengah, ditemani Inong yang duduk disebelahnya.

Bungong Jeumpa adalah lagu daerah dari Aceh. Bungong Jeumpa berarti bunga cempaka dalam bahasa Aceh. Lagu Bungong Jeumpa menjadi andalan Lara bernyanyi bersama anak-anak. 

Inong mulutnya hanya bergerak sekali suaranya hanya sekedar mengikuti saja. Wajahnya terlihat murung, tak ada semangat untuk bernyanyi. Dari kejauhan Surya terdiam melihat sambil mendengarkan suara khas uniknya dari anak-anak.

Surya mendekati tenda bermain dan berhenti sejenak hanya beberapa meter dari mereka, Surya ingin sampaikan sesuatu kepada lara, ia tidak mau mengganggu dan berdiri sambil mendengarkan untuk menunggunya. Tiba Tiba ada tangan kecil memegang tangan Surya, bocah kalem, lucu hanya lebih banyak tertawanya saat melihat hal yang lucu.  

Surya

Eh Agam.. sudah mendingan mata kamu? 
sambil menoleh menunduk ke arah Agam

Agam hanya tersenyum dan mengangguk dari jawabnya, tidak beberapa lama terdengar panggilan Arif dan Rizki, Arie, Khairul dan Abu memanggilnya 

Arif

Abang mana saja, saya ke tenda tidak pernah ada abang! sambil berjalan menuju Surya.

Surya

Iya abang lagi ada urusan dikit Rif.

Dan sebagian kawan arif mengoda anak perempuan yang sedang bernyanyi, dengan berjoget-joget di depan mereka, lalu Arif dan Agam ikut menggoda anak perempuan bersama kawan-kawannya. Lara hanya sedikit senyum melihat ulah anak laki yang sedang menggoda anak perempuan, Surya memanggil Lara dengan pelan seakan ada yang ia katakan dan Lara Pun menghampiri Surya.

Surya 

Aku sudah menemukan adiknya Inong.
ungkap Surya

Lara

HAH! bener kamu Surya!
Tanya Lara dengan wajah gembira. 
Kamu sudah menemukannya! Terus dimana dia sekarang? gumamnya

Surya

Ini alamatnya, tapi jangan kamu kasih tahu dulu yang lain, situasinya belum tepat.. pinta Surya

Lara

Memangnya kenapa Surya? 

seakan wajahnya terlihat penasaran dengan ucapan Surya

Surya

Nanti aku ceritakan semuanya.

Belum selesai Surya bicara dengan Lara, ada suara anak teriak sambil berlari ke arah jalan “ASBIII!!!”

115 EXT.SURYA MENGEJAR INONG. — SORE

Cast :Surya,Inong

soundtrack tegang

Surya dan Lara nampak kaget mendengar suara dan melihat Inong berteriak berlari melewati mereka, Inong seolah melihat adiknya bersama seseorang yang berjalan menuju jalan raya. Sambil terus berlari memanggil adiknya Asbi, Surya spontan langsung mengejar Inong karena dia tahu, apa yang dilihat Inong hanya ilusi saja. 

Surya

INOONG!!!

Sambil berteriak memanggil, Surya berusaha mengejar Inong terlihat sudah sedikit menaiki tanjakan tanah yang menuju jalan raya, rasa kuatir Surya di benaknya agar tidak terjadi apa-apa dengan Inong. Surya sudah hampir mendekati Inong yang sudah mulai perlahan berhenti di jalan raya, Surya sekeras teriak memanggil Inong, tampak mobil dari depan agar inong menepi ke pinggir jalan.

Surya

INOONG!!! AWAAASS MOBIIIL!

Mobil di depan Inong dapat menghindari dengan sedikit bergerak dan tubuh Inong yang hanya berdiri diam. Terdengar suara ban yang melejit “CITTTT..” dari aspal begitu keras. Surya dengan reflek berteriak seakan matanya hanya tertuju pada Inong.

wajah Surya yang terpaku dengan nafas yang sudah lelah berdiri diam di tengah jalan. Tanpa mengindahkan sekelilingnya, Surya menoleh ke belakang terdengar suara klakson mobil begitu panjang “Bim!,Bim!!!...” Berbunyi dan kencang seakan sang supir ingin memberitahu Surya, namun waktu yang begitu cepat dengan lajunya mobil suzuki carry pick up tak bisa mengendalikan kecepatannya, sehingga suara pekikan ban sepanjang ke arah Suraya terdengar cukup keras.

Dan Surya begitu kaget dan tidak bisa mengelak karena lelah dan cepatnya mobil yang sudah di depan mata. Dia hanya bisa mencoba menahan mobil dengan tangannya, "BRAAK!!!” suara begitu keras terdengar cukup kencang dari mobil yang menabraknya, membuat Surya terpental cukup jauh dari mobil yang sudah berhenti. Surya sudah tergelak, dengan darah keluar dari tubuhnya. (kamera drone zoom out dari atas)

Sontak saja dengan suara ban meleset di aspal sedikit berpasir dan suara dentuman keras, Lara dengan rasa cemas dari suara mobil, terdengar dari pandangannya, Lara sudah menduga dengan berteriak " SURYAAA!" dan membuat anak-anak ikut berlari untuk melihat apa yang terjadi dengan Surya.

116 EXT.LARA MENDEKAP SURYA. - JALANAN — SORE

Cast :Surya,Inong

soundtrack sedih

Lara seakan tidak percaya melihat Surya tergeletak di jalan raya, dengan posisi terbaring sedikit miring, yang sudah dikerumuni berapa orang, dari tubuh Surya keluar darah segar cukup terlihat mengalir di aspal. Wajah Lara perlahan sangat kaget bercampur tak percaya melihat luka tangan terkelupas karena Aspal dan kakinya, hingga darah sudah membasahi celana jeansnya.

dengan wajah sedih melihat kawan seperjuangannya yang selalu menghiburnya kini tergeletak diam tak bergerak, Lara wanita yang tidak pernah melihat darah, dia memangku wajah Surya seakan rasa ketakutannya mengalahkan rasa cemas dan sedihnya. Wajah Surya begitu jelas di sekitar kening dan pipinya banyak luka goresan hingga darah membasahi sekitar wajahnya, lara yang sudah menangis benar-tidak kuasa, melihat kemeja warna biru Surya yang sudah terkena darah dari beberapa luka di tubuhnya.

lara menghapus darah dari wajah Surya yang terlihat sudah pingsan Lara tidak berhenti sambil memanggil Surya, Suaranya berteriak sekerasnya Minta tolong keluar dari mulutnya.

Lara

Tolong panggilan ambulance! hikhik.

suara lara terdengar sangat lirih dengan terisak tangisan, dalam sekejap orang di sekeliling Lara dan Surya banyak menghampiri dan membantu memindahkan Surya ke tepi jalan raya. Ada di antara mereka yang sibuk menelpon ada juga hanya melihatnya, Lara tetap bersama Surya. seakan dia benar-benar terpukul apa yang ia rasakan. (kamera drone zoom out dari atas)

FADE OUT.

117 EXT. MEMBAWA SURYA KE RUMAH SAKIT. - DI DALAM AMBULANCE — SORE

Cast :Surya,Lara, Pak Nasir dan Anak Perempuan, arif CS 

soundtrack sedih

Tidak berapa Lama Pak Nasir yang sudah diberitahu oleh Arif datang dengan membawa mobil ambulance yang memang kebetulan ada di tenda kesehatan, 

Pak Nasir

Ya Allah bang Surya.. Ayo bantu saya masukan ke mobil..
suaranya tersedak

mata Pak Nasir pun tak luput dari air mata melihat kondisi Surya yang tak berdaya, Pak Nasir dan beberapa orang mengangkat bergegas membopong tubuh Surya dimasukkan ke dalam mobil ambulance.

Lara dan Rizki, Arie, Khairul dan Abu dan Agam dan beberapa anak perempuan termasuk Inong ikut masuk kedalam mobil ambulance, seakan Lara tidak mau meninggalkan Surya, karena Musa, Muti dan Helmi mereka sedang keluar dengan tugasnya.

Suara sirine mobil ambulance mengiringi perjalan menuju rumah sakit, dari bias cahaya matahari dari jendela mobil, menyoroti wajah lara dan anak-anak, Lara hanya bisa terdiam di wajahnya terisak tangisan yang tidak pernah berhenti, walaupun berusaha selalu menghapusnya namun setiap memandang wajah Surya, seakan tidak kuasa menahan kesedihannya, suara yang serak tidak bisa menjawab pertanyaan dari anak-anak yang menanyakan kondisi Surya. 

Kumala

Kak apakah bang Surya akan sembuh!

terucap dari suara Kumala Sambil menangis layaknya anak kecil dengan polosnya 

kakak tidak tau, kita berdoa saja yah.. semoga bang Surya baik-baik saja..
lirihnya

sambil memeluk Kumala disampingnya. Dan mereka hanya terdiam melihat Surya yang masih diam tak bergerak.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar