Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Godwin Agency (script)
Suka
Favorit
Bagikan
33. Part 19 (2)

47. INT. GEDUNG PERUSAHAAN GOLD — PAGI

Cast : River, Divya, Shayla, Aaron, Peter Gold, Leon, Bella, Benjamin, Beberapa pengawal, beberapa petugas. 

Dorr! Dorr!!

Reflek, River dan Benjamin segera menunduk, lalu melompat ke balik benda besar di sekitar mereka. Tentu saja, seorang pembunuh bayaran punya beberapa senjata yang tersembunyi di badannya, yang kini sedang ia gunakan. Leon menggunakan pistol kecilnya, terlihat tempat persembunyiannya ada di pergelangan kaki kanannya.

Aaron berhasil merebut pistol kecil itu dan menjauhkannya dari pertarungan mereka. Tapi kemudian kalah cepat dengan tendangan Leon yang menyasar kepalanya. Ia tersungkur kesakitan.

River melihat gedung sebelah, lalu area atap yang ia tempati. Rencananya masih sama dan sekarang giliran River menghajarnya. Diselipkannya laptop yang direbut tadi di antara celah tong-tong penyimpanan air. Lalu, ia menghampiri Leon untuk mencegahnya menyakiti Aaron.

Leon nampak sudah menunggu River, karena ia langsung menyambut dengan tendangannya. Ia kembali meluncurkan tendangan, setelah serangan pertamanya meleset mengenai sasaran. Tapi usahanya yang kedua masih gagal mengenai River. 

Tatapan River dan Leon saling beradu, saling menekan satu sama lain. Lagi-lagi, Leon meluncurkan serangan yang kini berupa pukulannya. River langsung menangkisnya dan balas menyerang. Pertarungan keduanya yang sempat terhenti nampaknya akan berlanjut sekarang. Serangan dan tangkisan mereka saling membalas tanpa melonggarkan kewaspadaan. Beberapa pukulan mendarat di antara mereka, namun belum membuat keduanya terhenti. Hingga Leon dengan ganas melakukan tipuan tendangan kearah River, dan berhasil menendang perutnya. River terduduk sejenak merasakan perutnya yang nyeri. Leon lebih gesit dari sebelumnya dan River tidak boleh lengah lagi.

Satu pukulan berhasil River tangkis dan langsung dibalas dengan serangan ke badan Leon. Memang bukan pertama kali River mengenainya dalam pertarungan ini, tapi Leon cukup kuat menerimanya. Nafas mereka mulai memburu, tapi tidak ingin menyerah begitu saja. Bahkan kini keduanya mengeluarkan pisau masing-masing. Leon cukup mahir memainkan pisaunya, hingga beberapa kali menyayat badan River. Baju pelindung dan anti peluru yang dikenakan cukup mengamankan River dari luka irisan pisau, namun lawannya juga mengenakan pelindung yang sama. Pertarungan pisau itu tak berlangsung lama, karena mereka saling melucuti senjata masing-masing. Kini pertarungan tangan kosong kembali berlangsung. Leon mengarahkan serangan ke leher River yang berhasil dihindari dan dibalas dengan pukulan di tulang rusuknya. Namun dengan tiba-tiba, Leon menangkap tangan River, sebelum menahannya kebawah, dan menendangnya.

River terseret menjauh, walau sudah berusaha menahan serangan Leon. Terlihat kali ini Leon benar-benar siap bertarung, dibanding sebelumnya yang fokus utamanya adalah kabur. River mencoba untuk bangkit dan mengatur nafasnya.

Tapi Leon tidak ingin membuang kesempatan begitu saja, ia langsung melangkah lebar ke arah River.

Dor!! Sebuah tembakan menghentikan langkah Leon sejenak.

River memandang asal puluru itu dari rekan di belakangnya yang sudah kembali sadar. Tak buang waktu lagi, River bangkit, lalu menerjang lawannya itu untuk mundur, agar lebih terekspos.

Leon masih mencoba melawan dengan lengan yang terkena peluru barusan, tapi kalah cepat dengan dorongan yang membuatnya melangkah mundur.

Satu tendangan River berhasil membuat Leon mundur tiga langkah. Ini yang River rencanakan sejak tadi. Ia langsung menaiki bahu Leon dan menahan kepalanya. Sesuai dugaan, Leon akan membenturkannya ke salah satu dinding sekitar untuk melonggarkan serangannya, tapi ia salah mengerti maksud River. Perempuan itu tersenyum licik sebelum menyebut nama rekannya.

RIVER

Div.

Satu peluru mengenai kaki kanan Leon dan ia menjerit sambil masih berusaha menyingkirkan River. Satu peluru lagi kini menyasar kaki kirinya, membuatnya roboh kesakitan.

Kini, River mencekik leher lawannya agar tidak bisa lagi menyerang. Saat River berusaha melumpuhkan Leon, perhatiannya teralihkan sejenak oleh kedua orang yang ditinggal tadi.

RIVER

Aaron!

Orang yang dipanggil itu tidak menjawab, bahkan melanjutkan langkahnya.

River tidak akan membiarkannya. Ia melonggarkan cekikkan dan menggantinya dengan pukulan untuk membuat Leon tak sadarkan diri. Setelah lawannya itu ambruk, River segera berlari menuju ke dua orang yang saling berhadapan itu.

Benjamin Forte sudah tersudut di dinding pembatas tepi gedung dan ia ketakutan memandang orang yang ada di depannya itu. Ia tidak punya lagi pandangan sombong yang dimainkannya saat bicara dengan mereka di dalam ruangan tadi. Kini ia ketakutan setengah mati.

RIVER

Aaron!

River masih berlari menghampiri rekannya.

Orang itu masih tidak meggubris. Bahkan ia menegakkan badannya untuk menghadapi orang yang berdiri ketakutan di depannya karena pistol yang ia pegang. Tidak ada ucapan diantara mereka, tapi wajah mereka cukup mengungkapkan apa yang ada dipikiran mereka.

RIVER

Aaron!! (membentak)

River langsung mengangkat pergelangan tangan Aaron, menghindarkan bidikan yang mengarah pada wajah lawannya itu. River menatapnya, lalu menurunkan tangannya.

Dorr!

BENJAMIN

Arggh! Keparat!! Brengsek kalian!!

RIVER

Kita bukan pembunuh berdarah dingin.

River berkata dengan nada normal ke arah rekan misinya itu sambil tetap memunggungi tersangka utama kasus ini yang asyik mengumpat.

Tatapan Aaron terbeku kearah River selama beberapa detik, lalu mengarah pada Benjamin yang tergelung kesakitan akibat pahanya yang terluka, sebelum kembali ke arah River.

AARON

Kau mengarahkan tembakan ke kakinya?

RIVER

Kau yang menarik pelatuknya. (mengangkat bahu santai) Kita bukan pembunuh.

River menatap mata Aaron lekat, serius dengan kalimatnya barusan.

Aaron mengalihkan pandangan antara River dan Benjamin bergantian.

AARON

Tapi menembak kakinya.

RIVER

Bukan membunuh.

BENJAMIN

Kalian sialan!!

RIVER

Tenang saja, medis segera datang dan dia akan mendapat hukuman yang setimpal.

River masih fokus pada Aaron, mengabaikan sepenuhnya umpatan yang ada di belakangnya.

AARON

Ya.

Aaron menatap tajam pada Benjamin yang sudah lelah karena umpatannya. Dilemparnya pistol yang ia gunakan barusan menjauhi mereka semua.

River menggandeng tangan Aaron, lalu mengarahkan ke salah satu jejeran tong penyimpan air. Diambilnya laptop yang ia simpan tadi dan memberikannya pada Aaron.

RIVER

Ini yang kau butuhkan, semua jawaban atas misi terakhirmu. Sekarang kau bisa tenang dan memberikan keadilan bagi teman-temanmu. 

Satu helaan nafas panjang—lega—nampak dari Aaron. Ia tersenyum samar, lalu memeluk River erat.

River tersenyum dan balas memeluknya, membiarkan emosi Aaron keluar agar bisa menenangkannya.

Tiba-tiba, Aaron melepas pelukannya dan menatap River lekat.

AARON

Kau masih normal, kan?

RIVER

Tentu saja, bodoh! (nada kesal)

Tatapan Aaron melembut dengan senyum ramahnya yang terpasang.

AARON

Terima kasih.

Bagaikan cermin, River memasang ekspresi serupa.

APARAT KEAMANAN

Angkat tangan! Turunkan senjata kalian!!

Wajah kesal Aaron dan River kembali terpasang. Dengan malas, keduanya mengangkat tangan dan membiarkan patugas itu memeriksa mereka. Tim medis segera datang dan menangani dua korban mereka—yang jadi pelaku utama—dengan borgol terpasang, beserta korban lainnya. Sepertinya para petugas sudah mengetahui situasi saat ini dan berada di pihak yang sama dengan mereka.

Melihat situasi mulai diambil alih, Divya dan Shayla memutuskan untuk menyudahi tugas mereka.

DIVYA

Levine sudah selesai bertugas dan siap turun. Pantauan: keadaan aman.

SHAYLA

Clover memantau, keadaan aman.

Senyum tenang River kembali terpasang mendengar keduanya.

RIVER

Thane dan Declan melapor, dua target telah dilumpuhkan. Satu diantaranya adalah target utama misi kasus ini. Situasi aman.

AARON

Siap kembali ke markas.

DIVYA

Yeah, kurasa tidak. Kalian ke medis dulu untuk mengobati luka kalian, setelah itu baru berkumpul dengan kami. Aku sedang malas mengobati orang.

River dan Aaron tertawa kecil mendengar ocehan Divya. Tapi mereka menyetujuinya.

RIVER

Baiklah, kami akan menuju ke medis lebih dulu setelah ini.

DIVYA

Oke, sampai jumpa.

River dan Aaron langsung mengikuti salah satu petugas medis untuk turun dan mengobati luka mereka di mobil yang sudah ada di bawah. Mereka berhasil menyelesaikan misi ini, walaupun hasilnya diluar dugaan mereka sebelumnya. Selanjutnya, mereka hanya perlu melapor pada agensi pusat dan memberikan data-data yang membantu Aaron menyelesaikan kasus pribadinya. 

-[G]-

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar