Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
25. INT. RUMAH AARON DECLAN — SORE
Cast : River, Aaron.
Matahari mulai meredup, beberapa kaleng kopi sudah bertumpuk di meja. Mereka memandang peta penyelidikan sejenak sambil memastikan tidak ada yang salah pada masing-masing penghubung.
AARON
Aku membutuhkan dinding yang lebih lebar.
RIVER
Atau rumah yang lebih besar.
River memutar pelan kursi yang diduduki, walau pandangannya tetap ke arah jaring-jaring pita.
Aaron merenggangkan badannya sejenak, berdiri di sisi kanan dinding penyelidikan, lalu memandang River.
AARON
Bagaimana menurutmu?
RIVER
Kau menghalangi pandanganku.
Dengan segera, Aaron menggeser badannya.
RIVER
(Menggeleng kecil) Ada sesuatu yang harusnya bisa menghubungkan mereka. Tapi saat kita belum bisa menemukannya, mereka akan terlihat tidak saling berkaitan.
River mencondongkan badan mengamati lebih dekat, tanpa ingin beranjak dari kursinya.
AARON
Yeah, menyebalkan.
River memiringkan bibirnya ke sisi kanan, mencoba berfikir dari sudut pandang lain. Tapi kemudian perhatiannya teralihkan ke arah orang yang dengan asyik meninju samsaknya, mengabaikan apa yang sedang mereka hadapi barusan.
Aaron menghentikan pukulannya, lalu memandang River dengan polos.
AARON
Aku tidak bisa berfikir, jadi aku akan olahraga sedikit.
River mengalihkan perhatiannya sejenak, lalu berdiri dari kursinya dan menghampiri Aaron.
RIVER
Ide yang bagus.
AARON
Kau ingin menghajarnya juga?
Aaron mundur dua langkah dari samsaknya.
RIVER
Samsak tidak akan membalasmu.
River memandang sejenak benda yang dimaksud. Lalu ia menghadap ke Aaron dan membuka kakinya.
RIVER
Lawan aku.
AARON
Kau serius?
RIVER
Kau takut?
Aaron tertawa kecil. Tanpa buang waktu lagi, ia memasang kuda-kudanya dan bersiap menghajar.
AARON
Wanita duluan.
Alis River terangkat menanggapi nada remeh Aaron. Ia tatap lawannya dengan tenang, mencari celah yang bisa diambil saat itu. Lalu dengan satu gerakan tipuan dan satu tamparan di pipi kiri, River berhasil membuat Aaron terdiam sesaat.
RIVER
Apa aku terlalu keras? (nada polos)
AARON
Oke, kita mulai.
Aaron tertawa kecil menanggapi. Ia kembali memasang kuda-kudanya dengan lebih serius kali ini.
Mereka mulai saling memancing serangan, menangkis dan membalas lawan walau tidak sekeras saat sedang beraksi. Aaron tidak lagi meremehkan River seperti sebelumnya, bahkan mencoba memahami setiap gerakan River dan mencari cara untuk membalasnya. River tidak kalah cepat dengannya, bahkan berhasil mengunci beberapa kali saat Aaron—lagi-lagi—tertipu dengan serangan River.
Petarungan itu cukup membuat keduanya mengalihkan perhatian dari data-data yang sedang mereka teliti beberapa menit yang lalu, sehingga bisa menyegarkan kembali pikiran. Gerakan mereka memang saling menyerang dengan baik, namun hanya sebatas satu ruang sempit dan itu sudah cukup. Bahkan bisa juga menjadi tantangan tersendiri. Aaron mulai terbiasa dengan gerakan River dan membaca beberapa serangan di antaranya. Sedangkan River telah mengikuti serangan lawannya itu dan menemukan beberapa celah yang bisa digunakan beberapa kali untuk menyerangnya. Sampai pada serangan yang dinantikan tiba, River berhasil menangkis tangan Aaron, lalu melangkah dan menaiki kuda-kudanya, memutar badan sedikit hingga bertengger di pundak Aaron.
AARON
Aku tidak suka gerakan itu.
RIVER
Ini salah satu favoritku.
AARON
Aku tahu jika aku memilih menjatuhkan diri, maka kau akan segera menahan badanku. Jadi aku harus membenturkan dirimu, tapi aku tidak ingin merusak dindingku. Bisa kau turun sekarang?
Aaron merendahkan satu kakinya.
Merasa lawannya tidak membalas serangan barusan, River memutuskan untuk turun dari pundak Aaron.
Satu gerakan tiba-tiba dari Aaron berhasil membanting River jatuh. Bahkan dengan cepat ia menahan leher lawannya sebelum River sempat bangkit.
AARON
Maaf menipumu.
Kaki kanan River berhasil menyerang pantat Aaron, membuatnya sedikit tersentak. Tanpa membuang kesempatan, River langsung melonggarkan serangannya dan berbalik menyerang Aaron. Kini Aaron yang terlentang dan River yang menahan leher, serta kaki lawannya.
RIVER
Menipu apa?
Aaron mencoba menggerakkan badannya namun River telah menguncinya. Pria itu terdiam, lalu menatap River yang masih menahan dirinya.
AARON
Kau ingin berapa lama seperti ini? (memasang senyum manis)
Sadar dengan tatapannya, River langsung memutar mata, lalu menutup wajah Aaron dengan telapak tangannya sambil bangkit dan menyudahi seranganmya barusan.
Aaron melangkah ke arah dapur, mengambil dua botol air putih dan memberikan salah satunya pada River.
AARON
Senang sekali punya lawan yang seimbang.
RIVER
Terima kasih. (menerima botol minumnya)
River mengarahkan perhatianmya kembali ke dinding investigasi mereka.
AARON
Kau menghindari tatapanku?
River mengerutkan kening, lalu menggeleng kecil, merasa konyol dengan ucapan Aaron barusan.
AARON
Kau membaca semua gerakanku saat pertarungan tapi tidak membalas semuanya. Kurasa kau masih menyembunyikan pertarungan terbaikmu.
RIVER
Aku hanya berlatih tadi. Jika kau memang ingin mengetahui pertarungan terbaikku, maka kita harus bertarung di dekat rumah sakit.
River tidak mengalihkan perhatian dari papan investigasi.
Dengan tiba-tiba, Aaron memiringkan badannya, berusaha menghalangi pandangan River pada dinding investigasi mereka.
AARON
Kau masih memikirkan keselamatanku. Kurasa kau sudah menganggapku sebagai teman.
RIVER
(Memandangan datar) Aku masih tertarik dengan kasus ini. Akan disayangkan jika kau terbunuh hanya karena latihan bertarung denganku.
Aaron memiringkan bibirnya, pura-pura berfikir.
RIVER
Kau ingin terus menggodaku atau fokus pada penyelidikan kita?
AARON
Kurasa tidak ada salahnya jika kita berbicara sejenak.
River menangkap bagaimana Aaron menghindari tatapannya barusan.
RIVER
Apa yang kau dapat? Kau tahu sesuatu dan tidak ingin mengatakannya saat ini.
AARON
Kenapa kau berfikir aku—
Ucapan Aaron terhenti saat River melangkah maju, lebih mendekat ke dinding yang penuh pita itu. Ia kembali berusaha mengalihkan perhatian River.
AARON
Riv.
River menarik sisi bibir kanannya, tersenyum tipis mengetahui sesuatu yang kini tengah ditutupi Aaron. Ia membalikkan badan dan menatap Aaron.
RIVER
Klienmu. Aku sudah menduga dari data yang mungkin akan diberikannya sebagai bayaranmu, maka klienmu bukan orang biasa. Klienmu adalah penghubung salah satu dari kasus ini.
AARON
(Tatapan menurun) Riv—
River dengan cepat melangkah ke ruang tamu, membiarkan ucapan Aaron kembali terpotong dan mengabaikannya yang mengikuti.
AARON
Riv, aku tidak berusaha menutupinya.
RIVER
Tapi kau tidak mengatakannya.
AARON
Aku belum memastikannya. Dan aku memang baru saja terpikirkan saat latihan kita tadi. Aku belum mengetahuinya selama ini dan saat ini aku juga masih ragu.
Aaron masih mengikuti tepat di belakang River.
AARON
Riv, berhenti. (nada tegas)
Aaron mengarahkan sebuah pistol, lalu mengokangnya.
Kini River terdiam, lalu perlahan membalik badan untuk menatap lawan bicaranya itu.
AARON
Aku benar-benar tidak mengetahuinya. Aku akan mengatakannya padamu jika aku sudah memastikannya. (penuh tekanan)
Sorotan mata serius Aaron masih mengarah tepat pada River. Lalu ia membalik pistolnya, memberikan gagangnya pada River.
River tidak menanggapinya, hanya memandangnya dalam diam.
AARON
Jika kau tidak ingin melanjutkan kasus ini, maka sebaiknya kau menembakku dan segera pergi dari sini. Pistol itu jenis yang umum, jadi banyak orang yang akan menjadi list kepemilikannya. Orang yang terlibat penyelidikan ini akan mengira kau berada di pihak mereka, dengan begitu kau bisa meminimalisir bahaya keterlibatanmu pada penyelidikan ini.
Aaron masih mengulurkan pistolnya.
River berpikir cepat. Lalu ia ambil pistol yang diberikan dan mengarahkan pada wajah Aaron.
AARON
Lakukan, aku tidak akan dendam.
Aaron menutup mata, benar-benar tidak ingin membalas tindakan River.
Tidak membuang waktu, River menembakkan satu peluru tanpa ragu.