Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
5. INT. RUMAH MEWAH CHARLES DIXON — MALAM
Cast : River, Divya, Shayla, Charles Dixon, Sean G, Aaron, Tamu-tamu pesta, pelayan-pelayan.
Tiba-tiba, perhatian River tertuju pada salah pintu ruangan yang ia susupi. Ia melihat layar ponsel sejenak dan menguatkan dugaannya.
RIVER
Shay, bagaimana keadaan tuan rumah?
SHAYLA
Masih mengobrol dengan salah satu anggota pemerintahan. (menjawab cepat)
RIVER
Ada orang yang mendekat ke ruanganku saat ini. Kau bisa lihat siapa?
Shayla mengetik beberapa huruf di keyboardnya dengan cepat.
SHAYLA
Ouh!
RIVER
Shay? Ada apa? Kau disusupi? Tuan rumah sedang ke sini?
SHAYLA
Tidak. (menjawab ragu)
Sistem kita aman. Tuan rumah memang sedang ada di ruang pesta. Bahkan penjaga ruangan pun masih ada di depan pintu.
River memahami situasu yang dijelaskan Shayla dan mengetahui bahwa ada orang lain yang sedang menuju ke arahnya. Ia segera memanggil Divya untuk memeriksa keadaan. Namun Divya masih asyik mengobrol dengan Sean G.
RIVER
Divya!
DIVYA
Ya, ya,.. aku tak bisa. Maksudku aku tidak bisa jika sampai tokoh utama harus menanggungnya. (berkata di tengah tawa dengan Sean G.)
RIVER
(memandang ponsel) Serius, Div. Aku perlu keluar secepatnya!
DIVYA
Ehem,.. maaf. Aku ingin mengambil minum sebentar, teggorokanku kering. Kita bisa mengobrol lagi—
SEAN
Biar kuambilkan. Tunggulah di sini.
DIVYA
Sungguh pria sejati. (sedikit menggoda) Aku tidak bisa! Sean menatapku lekat! (berkata cepat kepada River)
RIVER
Usir dia!
SHAYLA
Dia juga akan curiga jika Divya mengusirnya. Selain penulis misteri, dia terkenal dengan matanya yang jeli menangkap situasi sekitar.
DIVYA
Kau pernah lompat dari ketinggian 5 meter, kan? Dari balkonmu hanya berjarak 3,5 meter dari tanah. Lompat saja. Lagipula, Sean G orang yang baik, sayang jika kutinggal.
RIVER
Div, aku akan membunuhmu. (mengancam)
DIVYA
Ya, aku tahu. Terima kasih! (mengubah kalimat terakhirnya lebih jelas dari bisikan sebelumnya)
Sean sudah bergabung kembali dengan Divya dengan membawa minuman.
RIVER
Div! (geram)
River memandang layar komputer di depannya, lalu layar ke ponsel sambil mengetukkan jari telunjuk dengan cepat. Setelah proses penyalinan dan menginstalan program selesai, ia segera mencabut flashdisk dan mematikan komputer sebelum sembunyi ke salah satu sudut ruangan. Dengan cepat, ia menyusun rencana dan menukar flashdisk itu dengan flashdisk kosong yang diambil dari Shayla tadi.
Aaron masuk dan berjalan tanpa suara ke ruangan. Ia memandang sekitar, lalu segera menuju ke satu-satunya komputer di sana. Gerakannya begitu cekatan dan tanpa suara, bahkan matanya nampak waspada saat ia melangkah. Ia baru akan menyalakan komputer, saat tiba-tiba perhatiannya teralihkan. Tangannya yang akan menekan tombol untuk menyalakan, beralih ke belakang layar. Dengan tenang, ia menarik tangannya lagi, lalu mangambil sesuatu dari baju samping kanannya. Ia mengarahkan sebuah pistol ke arah belakangnya dengan satu gerakan cepat, bahkan kini badannya sudah siap dengan kuda-kudanya. Tapi tidak ada siapapun di belakangnya saat itu. Tidak tinggal diam, matanya menelusuri setiap sudut ruangan sambil berjalan berkeliling dengan sama tenangnya.
Langkah Aaron tidak bertambah cepat sedikitpun, masih mengawasi sekitar. Dilewatinya beberapa funitur tanpa menurunkan senjatanya. Ia mengarah ke dekat lemari dan menghilang sebelum tiba-tiba muncul dengan wajah senyumnya.
AARON
Hai!
River terdiam sejenak, terkejut dengan wajahnya yang tiba-tiba muncul mengetahui tempat persembunyiannya.
RIVER
Hai! (menjawab setenang mungkin)
AARON
Kau mendahuluiku. Sekarang aku memintanya darimu.
RIVER
Apa yang kau bicarakan? (bingung)
AARON
Jangan berpura-pura polos. Aku tahu kau sudah mengambil beberapa data dari komputer itu barusan, aku merasakan layarnya yang masih hangat. Sekarang, serahkan padaku. (mengulurkan tangan)
River tersenyum simpul mendengar penjelasan Aaron. River tetap berusaha mempertahankan data yang ia dapatkan barusan. Ia menatap Aaron, menantangnya dengan tenang.
RIVER
Bagaimana jika tidak? Aku tahu kau bukan pihak si tuan rumah ini. Melihat sikapmu yang masuk diam-diam, kau menyusup untuk mencuri data pemilik perusahaan distributor ini.
AARON
Bagaimana jika aku adalah orang yang disewa tuan rumah untuk memastikan ruangannya aman? Itu alasanku untuk masuk ke ruangan secara diam-diam.
RIVER
Jika kau memang disewa untuk mengaman ruangan ini, kau pasti akan segera menyalakan lampu begitu mengetahui ruangan ini disusupi. Karena akan lebih mudah mencari orang dengan lampu menyala daripada keadaan gelap. Tapi kau tidak bisa menyalakannya, karena akan menarik perhatian penjaga di depan dan kau akan ketahuan jika menyusup.
AARON
Kau bekerja di agensi mana?
River memandangnya bingung, karena tiba-tiba Aaron mengalihkan pembicaraan.
AARON
Analisismu dan caramu menyelinap di ruangan ini, artinya kau terlatih untuk hal-hal seperti ini. Aku mengancammu dengan pistol, tapi sampai detik ini kau tidak mengangkat tangan, bahkan dengan tenang berbicara denganku. Itu menandakan kau bukan penyusup sembarangan, karena jika kau bekerja sendirian, aku yakin kau sudah menghajarku saat ini dan berlari, meninggalkan teman-temanmu yang mungkin ada di pesta ini mengawasimu. Itu alasan kenapa kau tidak bertindak ceroboh, karena kesalahanmu bisa membuat rekanmu kerepotan.
DIVYA & SHAYLA
Wow! (kagum)
SHAYLA
Penjaga akan segera masuk untuk memeriksa ruangan. Riv, kau harus segera keluar sekarang!
River melirik layar ponselnya, membenarkan ucapan Shayla barusan. Dia harus segera pergi, tapi Aaron masih tetap menghalanginya.
Aaron menurunkan pistolnya dan mencoba membuat kesepakatan.
AARON
Berikan flashdisk-mu dan kita akan keluar dengan tenang tanpa ketahuan.
River menggenggam flashdisk di tanganku lebih erat, enggan menyerahkannya.
RIVER
Apa maksudmu dengan ‘kita’?
Aaron mengarahkan kepalanya ke arah balkon tempat River masuk tadi, lalu mulai berjalan ke arah sana.
AARON
Kita tidak akan bisa keluar dari tempatku masuk tadi. Dan satu-satunya cara untuk keluar...
Aaron membuka pintu balkon sebagai lanjutan kalimatnya. River mengikutinya dari belakang dengan menjaga jarak. Setelah keduanya keluar di balkon, River menutup pintu ruangan itu kembali.
AARON
3,5 meter dari tanah. Kita mungkin bisa melompat dengan selamat. Tapi suara jatuhnya akan membuat penjaga curiga.
River tidak berkomentar, tapi wajahnya jelas sudah mengetahui semua penjelasan Aaron. Ia juga belum menemukan solusi dari masalah yang sama, tentang suara jatuh mereka nantinya.
Aaron menarik sebuah tali panjang elastis yang dipakainya sebagai bretel.
AARON
Aku bantu dirimu turun, sebagai gantinya kau serahkan flashdisk itu padaku. Penawaran yang mudah.
Suara pintu mengalihkan perhatian keduanya. Aaron mendesak agar River segera mengambil kesempatan yang ia tawarkan.
AARON
Kita tidak punya banyak waktu.
River menatapnya, lalu memperlihatkan flashdisk di tangannya. Dengan cepat, Aaron mengulurkan tangan untuk merebut benda itu, tapi tidak kalah cepat dari River yang langsung menariknya dari jangkauannya.
Langkah kaki mulai terdengar jelas. Wajah kesal River masih mengarah pada orang yang diluar rencana itu. Ia meraih tali elastis dan bersiap di tepi balkon. Tak disangka, Aaron mengarahkan tangan River—yang mencengkram tali—melingkar ke lehernya, dan menggenggam tangan kanan River, mencoba mengamankan benda kecil yang menjadi incarannya itu. Aaron memposisikan dirinya di tepi balkon.
AARON
Tutup matamu!
River menarik senyum tipis cepat dan tidak menuruti ucapan Aaron. Kakinya dipindahkan ke luar balkon tanpa mengubah posisi tangannya. Sedetik kemudian, keduanya melompat turun sebelum pintu ruangan itu terbuka lebar. Mereka berhasil mendarat dengan pelan tanpa menimbulkan kecurigaan.
Aaron menggenggam tangan kanan River erat, lalu mengambil fashdisk dari sana sambil merapikan kembali alat yang barusan ia gunakan.
AARON
Kesepakatan tetap kesepakatan. Terima kasih, Nona.
Aaron langsung pergi ke arah belakang bangunan, meninggalkan River sendiri.
SHAYLA
Riv? River?!
RIVER
Shay.
SHAYLA
Kau berhasil lolos?
River kembali memeriksa layar ponselnya, memastikan kedua penjaga ruangan tadi tidak mengejar keduanya. Setelah yakin dengan keadaannya, ia segera beranjak sambil mengubah jumpsuit-nya menjadi gaun kembali, lalu berjalan menuju ke gerbang.
RIVER
Ya, aku aman.
SHAYLA
Datanya?
RIVER
Ya... (ragu) kita perlu bicara tentang itu.
River menuju mobil, melewati petugas di sana.
RIVER
Aku tidak jadi membayar flashdiskmu.
River sampai pada mobilnya, lalu masuk dan mulai menyalakan mesinnya.
DIVYA
Tunggu, kau sudah keluar pesta?
RIVER
Ya, aku harus pulang sendiri malam ini.
DIVYA
Oke, tidak masalah. (nada cerianya) Kau tidak akan membunuhku malam ini, karena aku akan bersama Sean G.
RIVER
Hahaha. (tanpa memakai nada tawa yang sebenarnya)
SHAYLA
Berhentilah atau aku yang akan membunuh kalian berdua. (lelah dengan drama keduanya)