Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
47. INT. GEDUNG PERUSAHAAN GOLD — PAGI
Cast : River, Divya, Shayla, Aaron, Peter Gold, Leon, Bella, Benjamin, Beberapa pengawal, beberapa petugas.
Leon datang dan sudah siaga dengan senjata andalan di tangannya, siap menghabisi River dan Aaron detik itu juga. Bahkan River ragu bisa mengambil pistol yang diselipkan di punggungnya lebih cepat dari tembakan Leon. Setidaknya, kini mereka tahu siapa yang merusak CCTV gedung tadi.
Aaron akhirnya membuka suara setelah terdiam selama penjelasan River.
AARON
Baiklah, kurasa kita perlu berbicara secara privasi tentang ini. Mari kita beralih ke rencana B favoritku.
Aaron melingkarkan lengannya pada kepala River, lalu menyuntikkan bolpoinnya ke leher River.
Tidak ada perlawanan dari River. Perlahan tubuhnya jatuh dan tak bergerak.
AARON
Bius ini bertahan 20-30 menit pada orang normal. Tapi aku tahu perempuan ini lebih kuat dari yang kelihatannya. Jadi aku hanya bisa jamin selama 15 menit saja.
BENJAMIN
Kau melumpuhkan orang yang akan menyelamatkanmu? (bingung)
AARON
Sudah kubilang aku ingin bicara denganmu. Dan jika tidak keberatan, hanya empat mata.
Aaron menyindir Leon yang masih berdiri di ambang pintu.
BENJAMIN
Tidak. Aku menggunakan Leon sebagai jaminanku! (sedikit khawatir)
AARON
Tidak masalah. Jadi, apa yang perempuan ini katakan, semua benar?
BENJAMIN
Apa rencanamu? Balas dendam?
AARON
Akan menyenangkan jika aku memilih balas dendam. Tapi sepertinya aku punya rencana lebih bagus dari itu.
Tidak ada komentar dari Benjamin.
AARON
Aku akan membuang kesempatan dan waktuku jika memilih untuk balas dendam. Jadi, aku menawarkan sesuatu yang lebih baik.
Aaron memberi jeda pada kalimatnya.
AARON
Kembalikan aku pada militer, beri aku pangkat. Aku akan membantu dalam perdaganganmu dan kita bisa menghasilkan uang lebih.
Hening sejenak, Benjamin nampak sedang memikirkan sesuatu.
BENJAMIN
Menarik. Tapi apa jaminanmu?
AARON
Tidak ada.
Semua terheran. Itu bukan jawaban yang diduga siapapun sebelumnya.
AARON
Tapi bayangkan jika aku menjabat. Kau tidak perlu lagi was-was dengan bisnis kecilmu ini, begitupun dengan rekan binismu. Semua aman karena aku yang akan pegang kendali. Jika ada yang mencurigai perbuatan kita, kau bisa mundur perlahan dengan aku yang mengatasinya dari bagian militer. Kau akan aman dari tuduhan.
BENJAMIN
Hmm, boleh juga. Tapi bagaimana dengan kepala keamanan negara? Apa kau bisa mengelabuhinya?
AARON
Beliau akan berpikir semua baik-baik saja selama militer tetap terjaga dan prestasi mereka bertambah. Aku bisa melakukan itu dan aku tahu caranya. Kau hanya perlu menempatkanku pada kedudukan yang tinggi dan mereka tidak akan tahu jejak bisnismu. Terlebih, aku mempunyai citra sebegai tentara yang professional dan berdedikasi tinggi. Mereka tidak akan mencurigaiku. Lagipula, aku bisa menggunakan kecelakaan misiku sebagai alasanku untuk memperbaiki keadaan. (nada percaya diri yang tenang)
Keadaan kembali hening, mereka sama-sama memikirkan ucapan satu sama lain, terutama Benjamin.
BENJAMIN
Menggiurkan. Tapi aku perlu jaminan saat ini.
Benjamin masih bersikeras, walau ia terdengar tertarik dengan penawaran Aaron barusan.
AARON
Kau tidak akan pergi melalui bawah, kan? Kau sudah menyiapkan heli untuk menjemputmu sebentar lagi. Dan kuberitahu dirimu, kau harus segera bergegas. Tim dari agensi Godwin sepertinya akan menyerbu gedung ini sebentar lagi dan kesempatan lolosmu akan semakin kecil.
BENJAMIN
Lalu? Apa tawaranmu?
AARON
Aku akan melepaskanmu. Kau boleh pergi dengan data di laptop itu sebagai jaminanku. Kau pergi ke atap dan tunggulah transportasimu. Sedangkan Leon akan menjagaku sampai kau aman.
Tak lama, terdengar suara heli dari kejauhan yang mengarah ke tempat mereka.
AARON
Aku tidak bersenjata.
Benjamin terdiam berpikir. Suara heli membuatnya tidak bisa memutuskan tidakannya terlalu lama. Ia menutup laptop yang berisi ancamannya.
BENJAMIN
Baiklah. Kau tetap di sini dan Leon akan mengawasimu sampai aku terbang dari gedung ini.
Tidak ada jawaban dari Aaron, namun tak lama kemudian Benjamin segera melangkah keluar.
AARON
Kau boleh menembak sekarang.
Leon langsung mengangkat senjatanya ka arah Aaron.
AARON
Bukan kamu. Tapi dia.
Dor! Dor!!
Tatapan Leon langsung berubah terkejut dan bingung, setelah dua peluru tiba-tiba menerjang badannya hingga membuat keseimbangannya goyah.
Tak buang waktu, Aaron langsung menerjang, lalu memukulnya pingsan. Sepertinya ia cukup puas bisa membalas dendamnya.
Leon tersungkur tak sadarkan diri.
Aaron mengalihkan perhatiannya ke arah dua peluru tadi berasal.
AARON
Kau tak apa?
River berdiri sambil mengusap lehernya, dimana Aaron menusukkan jarumnya, tapi tidak dengan obat biusnya. Ia terbangun dari pura-pura tidurnya.
RIVER
Gatal.
Dor! Dor!!
Suara tembakan mengalihkan perhatian keduanya. Tanpa buang waktu, River dan Aaron langsung berlari ke arah tangga, lalu segera menuju ke bagian atap gedung. Mereka menyiapkan pistol sebelum menerjang pintu dan berhadapan dengan Benjamin lagi.
BENJAMIN
Jangan mendekat!
Benjamin mengancam dengan laptop yang dipegang ke arah ujung gedung dan pistol di tangan lainnya. Ia mengancam untuk melepaskannya jatuh, jika Aaron dan River tidak mendengarkannya. Sepertinya ia sedikit kesal dengan heli sewaannya, hingga melepaskan peluru untuk mengancamnya.
Belum sempat menanggapi ancaman Ben, suara pintu belakang keduanya langsung mengalihkan perhatian dan segera melompat ke arah berlawanan untuk menghindari pelurunya. Leon sudah sadar—atau bangun dari pura-pura tidur seperti River tadi—dan kini mengincar keduanya untuk yang kesekian kalinya.
Ketiganya saling menembak satu sama lain, tapi sepertinya percuma. Posisi Leon juga masih terhalang dari bidikan Divya, jadi River maupun Aaron harus mengarahkan, atau setidaknya melawannya. Tak lama, mereka kehabisan peluru. Ini waktunya pertarungan jarak dekat dimulai.
Aaron lebih dulu menjadi sasaran dan mereka mulai bertarung.
River segera menuju ke arah Benjamin, dimana pria itu mulai mengendap-endap memasuki helinya. Dengan cepat, River bergerak mendekatinya dan berhasil menariknya menjauh dari heli.
Benjamin langsung mengacungkan pistolnya kearah River, tapi langsung terlepas dan tertendang menjauh darinya. Ia hanya bisa melangkah mencoba menjaga jarak dari River yang perlahan mendekat. Bahkan dengan putus asa, Benjamin menghantamkan laptop yang ia bawa ke arah River, yang tentu saja langsung ditangkap dan rebut. Ia terpojokkan di salah satu dinding tepi gedung.
Dorr! Dorr!!