Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
21. INT. GEDUNG PERUSAHAAN JAMES SPARK — MALAM
Cast : River, Aaron, Edward, James Spark, Benjamin, Bella, Daisy, Stone, Sean G, Tamu undangan, wartawan, Leon (sniper).
Pesta dipenuhi oleh beberapa tamu berupa orang-orang dengan pengaruh ekonomi yang cukup tinggi di kota—bahkan negeri—ini. Mereka bertemu beberapa orang-orang penting lain untuk saling mengobrol atau memperluas jaringan bisnisnya.
Aaron dan River berjalan santai menuju ke petugas yang menjaga pintu. Dua petugas di sana nampak mengamati mereka sejenak sebelum mempersilahkan masuk, walaupun Aaron sudah memperlihatkan undangannya. Keduanya berbaur dengan para undangan yang sudah sibuk bercengkrama dengan undangan lain. Beberapa wartawan nampak asyik mengabadikan beberapa karya pameran ataupun tokoh yang hadir malam itu, bahkan tak sedikit yang melakukan wawancara singkat.
AARON
Apa kau tidak menggandengku? (memandang River)
RIVER
Kenapa?
AARON
Aneh rasanya jika kita datang berdua, tapi kita tidak seperti pasangan.
RIVER
(Tersenyuman simpul) Kau bisa menjadi pengawal pribadiku. Jadi kita tidak perlu menjadi pasangan.
AARON
(Menggeleng) Yah, menyenangkan sekali. (nada sindiran)
River tidak menanggapinya, hanya kembali memandang sekitar, mengamati setiap orang yang ada di sana. Ia melihat Eddie yang sudah bersama seseorang sedang mengobrol santai dengan undangan lain.
Tangan Aaron menahan River saat mereka ada pada salah satu karya pameran.
AARON
Banyak tamu yang di luar daftar undangan. Kau mengenal mereka?
RIVER
Ya.
AARON
Berapa orang?
RIVER
Beberapa.
Aaron diam sejenak.
AARON
Riv, jika kau ingin bekerjasama, maka kita perlu untuk saling memberi informasi. Apapun itu.
RIVER
Oke. (menghela nafas kesal) Pria dengan dua cewek itu pemain saham handal, lalu Tuan Stone dari surat kabar, Sean G si penulis, Edward Hudson perancang busana, dan beberapa orang politik.
AARON
Apa mereka berbahaya pada rencana kita?
RIVER
Tidak. Mereka hanya tamu undangan seperti acara pesta pada umumnya.
AARON
Kurasa kita aman.
Pandangan Aaron menelusuri keadaan dengan cepat.
River mengetahui satu tatapan Aaron pada seseorang, sebelum ia kembali menulusuri sekitar.
RIVER
Kau mengenal seseorang? (nada menebak)
AARON
Ya. (menunduk) Masa lalu. (memandang River dan mengedikkan bahu kanannya cepat) Menyebalkan.
River mengalihkan pandangan ke lantai atas, mengabaikan jawaban Aaron barusan.
RIVER
Aku akan periksa lantai dua.
Aaron tidak berkomentar, hanya mengangguk menyetujui.
River mulai beranjak ke lantai atas. Ia melangkah anggun, menyamai dengan perilaku orang-orang malam itu, berbaur agar tidak dicurigai oleh beberapa petugas pengaman yang berjaga di pintu pesta. Ada dua penjaga yang ada di dalam pesta, agar tidak mengurangi rasa nyaman para undangan.
Pandangan River menelusuri beberapa karya yang terpajang di lantai dua sambil sesekali mencari petugas keamanan yang harus dihindari beberapa saat lagi. Tidak terlihat petugas keamanan di lantai dua, hanya CCTV yang menyorot tanpa celah. Itu bisa mereka atasi dengan mudah. River melihat ke lantai dasar, dimana labirin dari karya-karya pajangan malam ini dinikmati oleh orang-orang terpilih.
Sedangkan Aaron menelusuri keadaan lantai dasar, mengamati setiap tamu dan celah yang akan mereka perlukan untuk rencana mereka.
AARON
River. (bicara melalui alat komunikasi)
RIVER
Ya, sesuai rencara. Temui aku di balkon sekarang.
AARON
Oke. Aku akan segera menyusul.
River menuruni tangga dengan santai. Sesekali memastikan tidak ada yang mengamati, baik dari undangan maupun keamanan. Ia mengarah ke luar, agar bisa menuju ke balkon tempat ruangan target mereka malam ini. Tapi saat ia akan berbelok, terlihat Aaron tertahan oleh seseorang.
Aaron dan Bella tampak berbincang, tapi wajah Aaron tidak menunjukkan bahwa ia menikmati obrolan mereka. Walaupun begitu, ia tidak terlihat akan mengakhirinya dengan cepat. Perbincangan mereka semakin menarik saat seorang pria menggandeng Bella.
River melihat jam tangannya sedikit khawatir. Ia mengetahui Bella yang sempat menjadi fokus Aaron saat mereka tiba di sini tadi. Tidak ingin buang waktu, kini langkah River mengarah ke mereka, sambil merogoh tasnya cepat, mengenakan cincin GPS yang diberikan Aaron sebelum berangkat. Dengan tenang, River berdiri di sebelah kanan Aaron.
RIVER
Hei.
Ketiganya menghentikan obrolan seketika dan langsung menatap River yang memberi salam pada mereka.
RIVER
Maaf, kau butuh sesuatu?
Diam-diam, River mengarahkan tangan Aaron ke tangan kirinya, lebih tepatnya ke jarinya.
Aaron segera menyadari maksud River dan langsung menggandeng tangannya.
AARON
Hallo, Sayang. Maaf meninggalkanmu tadi. (tersenyum manis pada River). Perkenalkan, River, Bella, dan Benjamin. (menunjuk satu persatu)
RIVER, BELLA, BENJAMIN
Hai.
BELLA
(Memandang River curiga) Kau mengenal Aaron—
AARON
Dia kekasihku. (memotong cepat)
Aaron mengangkat tangan kiri River menunjukkan cincin di jari manisnya.
BELLA
Kekasihmu? (nada sinis)
RIVER
River Thane. Aku seorang penulis. Aku sering bertemu dengan Aaron karena membutuhkan beberapa inspirasi saat menulis. Dari sanalah awal cerita kami.
BELLA
Penulis dan detektif. Menarik.
AARON
Dia membutuhkan beberapa inspirasi dari kasusku. Bahkan beberapa kali ia membantuku untuk menemukan jalan lain dari kasus yang sedang kutangani. Kurasa dia bisa menjadi detektif yang lebih hebat dariku. (merapatkan badannya dengan River)
RIVER
Tentu saja. (tersenyum) Ouh, kau ingin membatalkan rencana makan malam setelah ini? Pihak resto meneleponku barusan. (menyalakan ponsel)
AARON
Oh, sial. Aku akan bilang untuk menunggu satu jam lagi. Biar kuhubungi mereka sekarang. (mengambil ponselnya) Maaf, kalian ingin menunggu kami atau,..? (memandang Bella dan Benjamin)
BENJAMIN
Senang bertemu dengan kalian. Kami rasa kita bisa mengobrol lagi lain waktu. (tersenyum)
AARON
Senang bertemu dengan kalian juga.
Aaron menggeser layar ponselnya dan menarik River untuk pergi dari hadapan mereka sambil pura-pura menelepon. Mereka mulai menjauhi Bella dan Benjamin, ke luar menuju ke balkon tempat mereka akan beraksi.
RIVER
Kau berhutang padaku untuk itu.
AARON
Kurasa itu kerjasama tim.
RIVER
Kau bisa menghambat rencana ini.
AARON
Yeah, itulah arti ‘kerjasama’ dimana kita saling membantu.
River memutar bola mata, lelah dengan penjelasan Aaron yang monoton.
River dan Aaron hampir sampai di bawah balkon, lalu merapatkan diri pada sebuah dinding untuk menghindari petugas keamanan yang berjaga di pintu dan CCTV.
Aaron mengeluarkan ponselnya untuk meretas CCTV dan listrik gedung, sedangkan River menarik salah satu sisi gaunnya dan mengubahnya menjadi jumpsuit untuk memudahkan bergerak.
AARON
Kau siap?
RIVER
Tanyakan pada dirimu sendiri.
AARON
(Tersenyum) Tentu saja.
Aaron membuat listrik padam dalam satu gedung dengan alat yang sudah mereka pasang kemarin secara diam-diam.
Tidak buang waktu, keduanya langsung bergerak dengan cepat. Mereka mengendap-endap menuju ke bawah balkon. Aaron mengambil beberapa langkah kebelakang, lalu berlari kecil dan melompat dengan bantuan tangan River untuk meraih pegangan balkon. Ia berhasil meraihnya dan dengan cepat memanjat masuk. Selanjutnya, River yang mengambil ancang-ancang untuk berlari kecil dan melompat kearah balkon, dimana tangan Aaron menggapainya dengan tepat. Aaron menarik River naik hingga mereka bisa masuk ke sebuah ruangan kerja yang menjadi target malam ini.
Aaron kembali menyalakan listrik dalam gedung, memberikan efek kelegaan pada beberapa tamu undangan dan menurunkan keagresifan para petugas keamanan. Lalu ia beralih untuk berjaga di pintu masuk.
River langsung duduk di kursi dan membuka laptop yang ada di meja itu. ia menekan tombol ‘nyala’ dan menunggunya beberapa detik. Setelah itu mengetik beberapa kode untuk masuk.
RIVER
Sial!
AARON
Ada apa?
RIVER
Kita tidak bisa menggunakan password sebelumnya. Dan jika kita memaksa membukanya, data yang di dalam laptop ini akan terhapus.
River masih berusaha mencari jalan pintas.
Aaron mengambil sebuah pena dari saku dalam jasnya.
AARON
Oke, rencana B.
River mengangguk setuju.
Aaron menekan beberapa angka pada kode pintu, lalu membuka dan menutupnya kembali dengan cepat. Kini, mereka berjalan ke salah satu sudut ruangan dan menunggu.
Beberapa detik berlalu dimana mereka tertutup bayangan dalam ruangan itu. Hingga sebuah langkah terdengar dan 4 digit kode password pintu membuat pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan seorang pria yang langsung masuk dan menuju ke mejanya. Sosok itu adalah James Spark. Ia langsung menyalakan lampu meja dan membuka laptopnya. Sama seperti yang dilakukan River tadi, James menunggu beberapa detik hingga menampilkan layar kunci. Dengan cepat ia mengetiknya dan masuk ke data-data laptopnya. Jarinya berlarian cepat menelusuri beberapa data sambil mengerutkan dahi. Hingga gerakan terhenti dengan tiba-tiba dan ia tertunduk lemas akibat suntikan bius Aaron.
AARON
Terima kasih, Pak. Kami ambil alih dari sini.
Aaron menata posisi korban di kursinya. Setelah itu, ia kembali mengawasi pintu.
River langsung mengetik beberapa kata, lalu melihatnya dengan cepat, memastikan itu adalah data yang mereka butuhkan. Setelah itu, ia menghubungkan flashdisk-nya pada laptop, menyalin data-data James Spark, terutama tentang RedFlame. Setelah selesai, ia mengambil kembali flashdisk-nya dan menghapus jejak mereka.
AARON
Sudah selesai?
River memperlihatkan flashdisk sebagai jawabannya.
AARON
Bagus. Kita tidak bisa keluar dari pintu ini setelah pemilik ruangan masuk. Kita harus keluar lewat beranda lagi.
Aaron berjalan ke arah yang ia jelaskan.
River menata posisi James Spark, seakan-akan sedang tertidur di meja karena mabuk. Lalu ia keluar dari area meja dan menyamai langkah Aaron.
Aaron yang semula berjalan santai tiba-tiba terhenti dan mengarahkan pandangannya ke gaun River. Ia melihat laser merah yang mengarah pada badan River.
AARON
Merunduk! (teriak dan melompat)
Keduanya melesat ke salah satu sudut untuk bersembunyi dari arah balkon.
Tepat saat keduanya hampir menyentuh lantai, sebuah peluru melesat di tempat River berdiri tadi.