Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
8. INT. RUMAH SEBAGAI MARKAS — SORE
Cast : River, Divya, Shayla.
Sesampainya di markas, River memberikan buku The Phoenix yang diberikan Aaron tadi pada Shayla. Tidak ada kata-kata yang keluar darinya, hanya nafas lelah dan kesal yang terdengar sebelum ia membanting diri ke sofa.
Divya memasuki ruang tengah markas dan langsung penasaran dengan sikap River.
DIVYA
Oke, ada apa ini sebenarnya? Kau bertemu Aaron—lagi—dan dia mengancammu? Kau serius? (mengarah ke River)
SHAYLA
Mengancam “kita”. (mengoreksi ucapan Divya)
Shayla memperlihatkan beberapa foto yang diambil dari sela-sela buku The Phoenix yang diberikan River barusan.
SHAYLA
Melihat dari fokus gambarnya, ini dari kamera mini yang merekam gerakan sekitar. Wajar jika kalian luput melihatnya, karena bentuknya macam-macam, seperti bolpoin atau kancing.
Divya mengambil beberapa foto dan memperhatikan sejenak.
River tidak menjawab—atau bergerak—dan membiarkan keduanya memaparkan hasil pengamatan mereka.
DIVYA
Melihat kualitasnya yang tidak terlalu buruk—untuk ukuran kamera mini—kurasa dia cukup profesional.
SHAYLA
Dia bahkan menyuruh seorang bocah untuk memastikan River.
DIVYA
Cukup pintar. (mengangguk mengakui) Lalu, apa yang ia tawarkan? Kurasa dia tidak mengancammu hanya untuk meminta data itu.
RIVER
Menyimpan identitas kita. (masih menenggelamkan wajah pada bantal sofa)
DIVYA
Dia mengancam akan membongkar identitas kita melalui foto ini.
RIVER
Dan alasannya. (mengangkat kepala) Entah kenapa melihatnya begitu menginginkan data itu, kurasa ada alasan kuat di baliknya. Dia bilang, aku akan mendengar kata-katanya begitu mengetahui sesuatu dari data itu.
DIVYA
Menarik.
Shayla mengangguk, sependapat dengan Divya.
River memandang keduanya, sebelum kembali membanting diri ke sofa.
RIVER
Kita perlu bicara dengan chief.
Divya menghampiri River dan duduk di sebelahnya. Ia menepuk bahu River lembut, berusaha menenangkannya.
SHAYLA
Aku akan bicara pada chief. Kurasa aku bisa paham dengan situasimu.
RIVER
(Mengangguk) Terima kasih, Shayla. (beralih ke Divya) Ada satu hal lagi.
Divya menatap River bingung dan penasaran.
RIVER
Dia minta tanda tanganmu di bukunya dan aku harus membawanya besok.
DIVYA
Oh, tentu saja! (wajah ceria)
Divya berjalan cepat menyambar buku yang ada di dekat Shayla dan mengambil bolpoinnya.
DIVYA
Katakan, siapa namanya?
River tersenyum, sudah menduga sikap Divya itu.
RIVER
Declan. Aaron Declan.
DIVYA
Oke. (mulai menulis) Untuk Aaron Declan. Berhenti mengancam kami atau kau akan—
RIVER
Kau tahu dia bisa membuatnya sebagai ancaman, kan? (memotong ucapan Divya)
Divya terhenti, menatap River, lalu kembali menatap tulisannya yang belum selesai.
DIVYA
Sial.
-[G]-
9. INT. RUMAH SEBAGAI MARKAS — MALAM
Cast : River, Divya, Shayla, petinggi Godwin.
Malam itu, Shayla dan River mengadakan rapat dengan petinggi Godwin. Rapat mereka tertutup dalam satu ruangan kedap suara dan dengan jaringan yang diamankan sehingga tidak ada yang bisa meretas atau mendengar apa yang dibicarakan.
Shayla memaparkan situasi yang sedang mereka alami, lalu hasil dari menelitian data yang mereka dapatkan dan beberapa pendapat yang bisa dilakukan. Dengan River yang ada dibelakangnya—untuk menjelaskan lebih detail kejadian dan juga sudut pandangnya—keduanya mencoba meyakinkan agensi pusat agar menyerahkan masalah ini pada mereka dan tidak perlu melibatkan pihak petinggi untuk menyelesaikannya.
Dengan beberapa pertimbangan dan alternatif, nampaknya tawaran Shayla dan River untuk menangani masalah ini sendirian lebih menguntungkan kedua belah pihak. Tapi, semua tidak lepas dari konsekuensi yang akan diambil. Mereka akan menyelesaikan masalah ini secara pribadi dan tanpa embel-embel agensi, yang itu artinya, jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka—terutama menyangkut nama agensi—maka agensi akan menghapus data diri mereka dari keterlibatan dengan agensi. Ini dilakukan untuk tetap melindungi agen-agen di sana dan mengamankan beberapa nama klien yang kemungkinan bisa terlibat.
Mereka berdua mengerti sepenuhnya dan merasa konsekuensi itu sesuai dengan apa yang telah mereka terima selama ini. Maka, mereka sepakat bahwa River akan menangani masalah ini sendiri, dengan sedikit bantuan Shayla yang terlibat secara tidak langsung nantinya. Divya masih tetap menjadi agen dan siaga seperti biasa, siap melakukan tugas kapanpun jika agensi memerlukan. Setidaknya Shayla—yang identitasnya masih aman dari ancaman Aaron—bisa membantu River tanpa harus melepaskan statusnya dari agensi. Kini, semua rencana telah tersusun dan keputusan telah dibuat. Aaron akan mendapatkan data itu dengan River sebagai pengawasnya, karena bagaimanapun data itu sudah menjadi bagian dari agensi. Mereka hanya tinggal menunggu surat keputusan untuk tugas ini.
-[G]-
10. INT. RUMAH SEBAGAI MARKAS — MENJELANG SIANG
Cast : River, Divya, Shayla.
River bersiap untuk menemui Aaron pada alamat yang dicantumkan di buku itu. Shayla menyiapkan data pada sebuah flashdisk yang akan diberikan pada Aaron sebagai tanda kesepakatan mereka hari ini. River memasukkan buku The Phoenix yang telah ditanda tangani Divya kemarin, ditambah kata-kata yang Divya tulis dengan terlalu bersemangat.
DIVYA
Berhati-hatilah, kau bisa meminta bantuanku kapanpun. (memandang River sedikit mewek)
RIVER
Aku tahu. Kalian baik-baik selama aku mengawasinya. (pandangan sama sedihnya)
DIVYA
(Mengangguk) Ingat satu hal, kau tidak boleh membunuhnya walaupun kau ingin.
RIVER
Aku akan mencoba menahannya.
DIVYA
Riv, kita mata-mata, bukan pembunuh bayaran. Kau tahu kan, membunuh lebih mudah daripada menjaganya tetap hidup?
RIVER
Kalau begitu aku akan patahkan tulangnya. Dia akan lumpuh, tapi tidak mati.
DIVYA
Kau memang pintar!
RIVER
Aku tahu.
River dan Divya berpelukan erat sambil sedikit terisak, walaupun tidak menangis.
SHAYLA
Dia hanya mengawasi orang dan rumahnya ada dalam kota. Berhentilah drama. (nada dingin)
Semua data sudah di sini. (memberi River sebuah flashdisk)
RIVER
Terima kasih, Shay. (menerimanya sambil menghentikan dramanya)
SHAYLA
Berhati-hatilah.
RIVER
Ya, ya. Aku tahu. Aku berangkat sekarang.
River memeluk Divya dan Shayla bersamaan.
DIVYA
Kabari aku jika kau mematahkan tulangnya. (memandang dengan wajah polos)
SHAYLA
Divya! (menyahut protes)
RIVER
Shayla benar, Div. Itu keterlaluan. (memasang wajah imut yang serius, lalu mengedipkan mata kanan)
SHAYLA
Astaga kalian berdua. (memijat dahi lelah)
RIVER
Oke, aku berangkat sekarang!
River melambaikan tangan dan keluar dari markas, menuju ke mobilnya.
Divya dan Shayla membalas lambaian tangan River dengan senyum tenang, tahu bahwa ini bukan sesuatu yang serius dan tidak ada yang perlu mereka khawatirkan.
-[G]-
11. INT. RUMAH AARON DECLAN — SIANG
Cast : River, Aaron.
River sampai pada sebuah rumah yang sesuai dengan alamat yang ditulis Aaron pada buku The Phoenix-nya. Ia melihat lingkungan sekitar yang tidak terlalu ramai, memang cocok untuk orang yang tinggal dengan minim kehidupan sosial. Ia mengambil barang-barang, lalu menuju ke pintu rumah tanpa berusaha mempercepat setiap gerakan dan mengetuk pintu itu sopan.
Aaron langsung membuka pintu.
AARON
Kau hampir terlambat.
RIVER
Hampir.
River memberikan buku yang ditujukan padanya kemarin.
Aaron menerimanya, lalu memandang sisi kepala River
RIVER
Aku sendirian. Bahkan agensiku melepasku untuk masalah ini, mereka tidak akan terlibat. (memutar kepala bergantian)
Kau ingin menggeledahku? (mengangkat tangan)
AARON
Masuklah.
River menyamankan pegangan tasnya sambil berjalan masuk ke rumah Aaron.
Aaron membuka buku dan membaca tulisan Divya yang—tentu saja—sudah diperbaiki, walau masih ketara maksud sebenarnya.
AARON
Untuk Aaron Declan. Berhenti mengancam bumi kami atau kau akan terbakar. (mengangguk kecil) Terima kasih.
Aaron menutup sampul buku dan meletakkannya di meja. Ia berjalan melewati River menuju ke ruang dimana tiga layar komputer menyala.
River hanya mengikutinya sambil sesekali memperhatikan perabotan yang ada, mencoba membaca keadaan Aaron.
AARON
Kita tidak akan lama. Berikan datanya sekarang. (mengulurkan tangannya)
River mengambil flashdisk yang memang sudah disiapkan, lalu mengulurkan pada Aaron. Tapi tepat saat Aaron akan mengambilnya, River menariknya dengan cepat.
RIVER
Data ini sudah menjadi kasus agensi, jadi kau tidak bisa leluasa menggunakannya.
Aaron tersenyum angkuh, lalu memutar kursinya untuk menatap River lebih fokus.
AARON
Tentu saja. kalian tidak akan memberikannya begitu saja.
RIVER
Aku memang ditugaskan oleh agensi untuk memberikan data itu padamu agar kau tetap menjaga identitas kami. Agensi sepakat untuk menutup segala jejak keterlibatanku agar tidak membahayakan operasi mereka lebih jauh.
AARON
Oke, aku mengerti. Jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, kau hanya dikenal sebagai Riv Thane sang penulis.
RIVER
Ya. Tapi mengingat data yang sudah menjadi kasus agensi, kini aku menjadi pengawas penggunaan data ini.
Aaron menunjuk River lalu menunjuk dirinya bergantian beberapa kali.
AARON
Jadi, kau akan mengawasiku?
River tersenyum tenang dan menganggukkan kepala anggun.
AARON
Apapun yang akan kulakukan akan menjadi pengawasanmu?
RIVER
Apapun yang terhubung dengan data itu.
Aaron nampak berfikir sejenak, walau wajahnya tetap mempermainkan situasi ini.
AARON
Menarik. Kurasa aku bisa mengatasinya. Sekarang, berikan data itu. (mengulurkan tangannya)
RIVER
Semoga beruntung. (memberikan flashdisk-nya)
Aaron menerima flashdisk yang diberikan, lalu terdiam sambil memandangnya dengan teliti.
AARON
Ada GPS yang terpasang pada flashdisk ini.
Aaron menghubungkan benda itu ke salah satu komputer, lalu dengan cepat mengetik beberapa kode. 5 detik kemudian, terlihat panel tulisan ‘mati’ pada layarnya. Tak menunggu lama, ia langsung membuka file-file yang ada.
AARON
Bahkan anti-copy. Tentu saja. (tersenyum)
River hanya memandangnya, bahkan tidak merespon saat ia tahu Aaron menonaktifkan GPS pada flashdisk itu.
AARON
Apa aku harus melaporkan apapun yang terjadi padamu? (memutar badannya ke arah River)
River hanya menaikkan alisnya sebagai jawaban.
Aaron kembali berputar untuk menatap layar komputernya. Lalu dengan cepat ia mengetik beberapa kata dan menjalankan sebuah pencarian.
AARON
Mungkin akan butuh waktu. Kau bisa ambil apapun yang ada di sini. Anggap rumah sendiri.
River memandang sekitar, lalu melangkah ke salah satu meja. Tak lama kemudian, ia kembali dengan sebuah kursi dan meletakkannya dekat dengan meja komputer. Kini ia bisa mengawasi Aaron sambil duduk.
AARON
Serius?
River tidak menjawab, hanya menanggapi dengan memfokuskan wajahnya pada layar komputer Aaron.
AARON
(Menggeleng kecil) Terserah.
-[G]-