Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Godwin Agency (script)
Suka
Favorit
Bagikan
4. Part 3 (1)

6. INT. RUMAH SEBAGAI MARKAS — PAGI

Cast : River, Divya, Shayla.

 

River sedang berlatih fisik, Shayla meneliti data yang mereka dapatkan semalam, dan Divya datang membawa beberapa belanjaan.

DIVYA

Hallooo gadis-gadis, bagaimana kabar kalian?

River meninju samsak dan hanya melirik Divya sebagai jawaban. Shayla menjawab dengan lambaian tangannya tanpa memandang Divya.

Divya mendekat ke arah River.

DIVYA

Riv, serius. Kau masih marah padaku? Kau tahu jika gangguan itu kemungkinan akan terjadi dan kita sudah memperkirakan rencana cadangan untuk itu. Justru gangguan padamu itu di luar recana, tapi kita bisa mengatasinya, kan?

River menyelesaikan latihannya dan berjalan mengambil botol air putih yang tinggal setengah terisi.

Divya mengangkat kantong yang ada di tangan kanannya, memberikan penawaran pada River. 

DIVYA

Satu kotak es krim untuk permintaan maafku semalam.

RIVER

(Memandangnya datar) 2 kotak karena kau menginap di luar markas semalam.

DIVYA

Sepakat!

Divya segera mengangkat kantong di tangan kirinya. Ia hafal dengan kebiasaan mereka.

River menerimanya dengan tawa kecil melihat tingkah Divya. Lalu ia mengarah ke wastafel untuk mendinginkan badan. Lalu menuju ke ruang tengah.

RIVER

Dan aku butuh flashdisk baru.

DIVYA

Ya, tentang itu. Untung saja kau membawa flashdisk kosong sebagai pengecoh. Tapi kurasa teman laki-lakimu itu tidak akan senang.

Divya mengikuti langkah River menuju ke ruang tengah.

River mengedikkan bahu tanpa rasa bersalah.

RIVER

Dia menginginkan flashdiskku, aku memberikannya. Lagipula, walaupun aku tidak membawa flashdisk kosong itu sebagai pengecoh, aku akan pikirkan cara lain untuk kabur semalam.

Divya memiringkan bibirnya, mencoba menebak.

DIVYA

Dengan melumpuhkan para penjaga?

River menunjuknya, menandakan ia membaca rencana dengan tepat.

SHAYLA

Kita mata-mata, bukan pembunuh bayaran. (memandang datar)

RIVER

Aku bilang melumpuhkan, Shay. Bukan membunuh. (nada santai) Apa kau sudah mendapatkannya?

Perhatian River terarah pada laptop Shayla.

SHAYLA

Ya. 5 orang laki-laki dengan baju formal yang terlihat tiba-tiba menghilang saat kau sedang beraksi.

Shayla menunjukkan beberapa gambar di layar utama mereka.

River segera mengamati dan langsung mengenali wajah Aaron.

RIVER

Nomor 4. Kirimkan datanya padaku, biar kuselidiki sendiri nantinya.

SHAYLA

Kau mendapatkannya! (menunujukkan jempolnya)

RIVER

Terima kasih, Shay!

River beranjak untuk membersihkan diri.

DIVYA

Kau ingin pergi ke suatu tempat?

RIVER

Cari inspirasi untuk tulisanku.

DIVYA

(Mengangguk) Oke, aku ada janji temu dengan Sean sore ini. Jadi, sekarang aku pinjam TV untuk nonton film.

Divya segera mengalihkan gambar di layar, tanpa menunggu jawaban dari rekan-rekannya.

-[G]-

7. INT. GEDUNG LANGIT KACA — SIANG

Cast : River, Shayla, Tony, Aaron, 2 gadis, pengunjung gedung. 

Hari itu cuaca cerah, River duduk dengan tenang di salah satu meja sambil menatap laptopnya. Jemarinya menari cepat mengetik beberapa kata-kata yang tertata pada setiap alur inspirasi dari pikirannya. Beberapa orang lalu lalang di sepanjang ruangan, hanya pengunjung biasa.

River memasang earphone yang terhubung dengan markas, agar Shayla dapat terus mengabari hasil perkembangan data yang mereka dapat semalam. Data itu memang sudah dikirim pada agensi pusat untuk ditindaklanjuti, tapi mereka semua sepakat bahwa walaupun mereka adalah agen lapangan, tapi mereka juga berhak mengetahui hasil dari kerjanya itu.

Perhatian River teralihkan oleh suara isak tangis kecil dari Tony, bocah yang memegang tablet dan bungkus makanan keringnya. Bocah itu nampak memandang salah satu sisi gedung dengan menggosok matanya yang basah sambil ketakutan. Bahkan ia nampak mencoba menyembunyikan diri dengan mendekatkan diri di meja yang River tempati. River melihat ke arah pandangan Tony sejenak, mengetahui tidak ada yang mengejarnya saat itu.

RIVER

Kau kenapa, dik?

TONY

(Menatap River dengan wajah sedih) Aku merusak tablet ayahku dan aku tidak tahu harus bagaimana.

RIVER

Merusaknya?

TONY

Aku tidak sengaja! (memperlihatkan tabletnya yang eror)

RIVER

(Tersenyum) Boleh aku bantu?

River mengulurkan tangan, menawarkan bantuan. Tony mengangguk dan memberikan tabletnya sambil tetap menggosok matanya yang basah. River menekan beberapa perintah dalam tabletnya, lalu memeriksa sistemnya, mengeceknya dengan cepat, dan mengembalikannya.

RIVER

Sudah.

TONY

(Melebarkan matanya) Wow! Bagaimana bisa?

RIVER

Itu hanya eror ringan. Kemungkinan kau terlalu bersemangat bermain game hingga sistem tabletmu berjalan terlalu berat. Lain kali beri waktu istirahat untuk tablet dan dirimu agar kalian tidak terlalu lelah. (nada ramah)

TONY

Terima kasih, kakak. Ngomong-ngomong namaku Tony. (mengulurkan tangan)

RIVER

(Menyalami Tony) River.

Tony merasa lega dan senang karena tablet yang sudah diperbaiki. ia menawarkan bungkus makanan ringannya pada River.

TONY

Kakak mau?

RIVER

Tidak terima kasih. Kurasa kau lebih menyukainya.

River melihat sisa makanan ringan yang terselip di ujung bibir Tony, tahu bahwa bocah itu sangat menyukai camilannya.

TONY

Baiklah, kalau begitu aku harus kembali agar ayah tidak khawatir.

River mengangguk.

TONY

Sampai jumpa, kak River!

RIVER

Sampai jumpa, Tony.

Tony melambaikan tangannya sambil melangkah. River membalas dengan mengangat tangan kirinya. Tony melangkah ceria menuju ke salah satu sudut dan menghilang. River membiarkannya berlalu, tanpa khawatir pada Tony karena ia tahu beberapa letak CCTV dan memastikan semua aman.

SHAYLA

(Bicara melalui earphone) Kulihat bocah itu sangat senang.

RIVER

Kau menguping, Shay?

 

SHAYLA

Apanya yang menguping? Kau tahu aku bisa mendengarmu dengan jelas.

River tersenyum menyetujui ucapan Shayla. Perhatiannya kembali ke laptop, mengetik beberapa kata dengan cepat sambil berusaha merangkai jalan cerita dalam kepalanya.

Aaron datang tiba-tiba sambil menyodorkan sekantong makanan ringan dari sisi wajah kanan River.

AARON

Tidak baik menolak tawaran dari seorang bocah.

River mengenali suaranya, sedikit terkejut dengan kehadirannya, tapi berhasil mengendalikan diri untuk langsung bersikap tenang. Ia menghentikan aktifitasnya dan tetap menghiraukan tangan yang berjarak satu jengkal dari wajahnya.

Aaron menarik tangannya, lalu dengan tenang memakan camilannya sambil duduk di kursi tepat di hadapan River.

AARON

Aku tahu kursi ini kosong, tidak ada salahnya mendudukinya, kan?

River menurunkan layar laptopnya sedikit, lalu menatap Aaron lebih leluasa.

SHAYLA

Bukankah dia orang yang sama semalam?

Aaron memandang sekitar.

AARON

Aku dengar tempat ini cocok untuk mencari inspirasi. Tak kusangka akan bertemu denganmu.

SHAYLA

Katakan jika kau membutuhkan bantuan apapun.

AARON

Kau melanggar kesepakatan kita.

Aaron menunjukkan flashdisk milik River dan melemparkannya ke arah River, tepat di meja antara mereka.

RIVER

Kesepakatan apa?

River hanya memandang polos, tanpa mengubah posisinya.

AARON

(Tersenyum remeh) Aku menginginkan flashdisk berisi data perusahaan itu, sebagai ganti aku telah membantumu kabur.

RIVER

Jadi kau mengincar data perusahaan itu.

Aaron memiringkan kepalanya, membiarkan River menjawab dugaannya sendiri.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar