Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. SEBUAH GEDUNG — MALAM
Cast : River, Divya, Shayla, seorang laki-laki (target), tamu-tamu pesta, pelayan.
Suasana pesta berlangsung, tamu-tamu menikmati hidangan dan minuman yang dibawa oleh para pelayan yang berlalu lalang. Divya dan River berbaur dalam pesta, Shayla siaga di mobil sambil memantau keadaan mereka melalui alat komunikasi dan kamera yang ia retas.
Divya berjalan dengan anggun ke seorang laki-laki yang tertawa lepas sambil meninggalkan beberapa rekannya. Ia nampak cantik dengan gaun ungu gelapnya yang berhias sebuah bros di dada kirinya. Saat hampir mendekati laki-laki itu, dengan ceroboh Divya tersandung dan hampir tersungkur jika laki-laki itu tidak langsung menahan badannya. Mereka berdua tersenyum, dengan wajah merah malu, Divya bersalaman dan berterima kasih sebelum melangkah pergi, menyudahi pertemuan mereka yang sedikit memalukan.
River memakai baju pelayan sebagai penyamaran, berjalan di dekat target Divya dan menganbil cepat sebuah flashdisk saat Divya hampir tersungkur di hadapan laki-laki tadi.
SHAYLA
(Bicara melalui alat komunikasi) Kau mendapatkannya?
RIVER
Yup!
DIVYA
Aku mau minum lagi.
River memberikan sebuah gelas langsung mengarah ke tangan Divya sambil terus berjalan.
DIVYA
Trims— (mengerutkan wajahnya) Serius, Riv?
RIVER
Kau sedang bekerja, bukan berpesta.
SHAYLA
River benar, Div. Apa yang kau kasih ke Divya?
DIVYA
Teh soda! (menyahut cepat)
River dan Shayla tertawa kecil mendengar protes Divya.
River kembali memandang sekitar sambil memberikan minuman ke orang-orang yang ada di pesta.
SHAYLA
Perhatian semua! Kamera CCTV akan teralihkan dalam 3...
Divya dan River mengamati sekitar.
SHAYLA
2...
Divya dan River mulai melangkah ketepi pantauan CCTV.
SHAYLA
1!
Divya dan River bergegas menuju ke dapur, melewati orang-orang, mengabaikan setiap orang yang dilewati. Beberapa pelayan memandang River yang seharusnya tetap bekerja mengantar minuman, karena pakaian pelayannya.
DIVYA
Kerja bagus semua! (berjalan tepat di belakang River)
Divya dan River berhasil keluar dari pintu belakang gedung pesta, mengambil jaket yang sudah disiapkan dalam sebuah kardus, lalu berjalan cepat melewati satu blok bangunan untuk sampai di mobil yang menunggu mereka.
DIVYA
Aku yang nyetir! (langsung menuju ke kursi kemudi)
River langsung mengarahkan langkah ke samping kemudi, lalu segera masuk dan duduk.
Shayla dengan cepat mengulurkan tangannya ke arah River untuk mengambil flashdisk yang didapat tadi. Flashdisk itu berisi data incaran misi mereka malam itu. Shayla langsung kembali ke kursi belakang begitu mendapatkannya.
DIVYA
Oke, bagaimana jika kita mampir beli anggur?
Divya mulai menyalakan mobilnya.
SHAYLA
Kau tidak bisa minum, Div.
DIVYA
Kalian juga.(cemberut protes) Cokelat panas? (sedikit merengek)
RIVER
(Menyandarkan kepala) Aku mau es krim.
DIVYA
Oke!
Divya segera menginjak gas dan membuat kedua rekannya sedikit terjungkal. Mereka kembali ke markas, menyudahi misi mereka malam itu.
-[G]-
2. INT. RUMAH SEBAGAI MARKAS — PAGI
Cast : River, Divya, Shayla.
DIVYA
Hei, semua! (masuk dan langsung meletakkan belanjaannya)
SHAYLA
Hei, Div! Kau mendapatkan pesananku? (menjawab dari balik laptopnya)
Divya langsung melemparkan keripik kentang Shayla.
SHAYLA
Trims! (langsung membuka dan melahapnya)
River menyelesaikan latihan fisiknya, lalu berjalan ke arah ruang tengah. Divya selesai membereskan belanjaannya, mulai mengupas beberapa buah.
RIVER
Ada kabar dari pusat?
SHAYLA
Ya, pemerintah langsung menyelidiki mereka dan kita bisa tenang dalam beberapa hari ini.
DIVYA
Bagus! Aku ingin menyelesaikan bab terakhir novelku. Kau ingin membacanya? (memandang River)
RIVER
Aku akan membaca novelmu jika sudah selesai. (menggigit apel yang dibeli Divya pagi ini)
DIVYA
Oh, ayolah! Setidaknya bantu aku untuk menyuntingnya! (wajah melas)
RIVER
Kalau begitu selesaikan segera!
SHAYLA
Kau masih memakai nama Park Jim-Kyung pada authormu?
DIVYA
Ya, nama Korea favoritku! (tersenyum lebar)
RIVER
Kau bukan orang Korea. (nada lelah mengingatkan)
DIVYA
Ya, tapi orang akan mengerti jika awalnya aku memang menjadi penulis bayangan. (mengedikkan bahunya cuek) Aku ada jumpa fans dan tanda tangan buku besok. Kalian mau ikut?
SHAYLA
Aku harus menyelesaikan program game-ku sampai lusa.
Tatapan Divya beralih ke arah River.
RIVER
Aku ada janji bertemu penerbit untuk beberapa naskah yang aku koreksi.
DIVYA
Kenapa kau lebih bersemangat menyunting naskah orang lain daripada sahabatmu sendiri? (cemberut)
RIVER
Karena mereka membayarku dan kau tidak. (memandang datar)
DIVYA
(Menarik sisi kanan bibir) Dua kotak es krim dan kau membantuku menyunting besok.
RIVER
Tiga.
DIVYA
Empat dan kau membacanya mulai malam ini.
RIVER
Sepakat. (nada santai)
SHAYLA
Bukankah kau juga harus menyelesaikan novelmu, Riv?
RIVER
Ya, aku masih terhenti pada penyelesaian cerita dan penjelasan bagaimana si perempuan bisa membalas dendam tanpa harus berurusan dengan polisi. (menganggukan kepala satu kali)
DIVYA
Hei, kau sudah janji akan membaca naskahku! (menunjuk River dengan pisaunya)
RIVER
Aku tahu. Aku akan menyelesaikan naskahmu, lalu mengerjakan novelku esok harinya.
SHAYLA
Yah, penyamaran yang sempurna. Siapa sangka para kutu buku bisa menghajar orang-orang. (kembali menatap laptopnya)
-[G]-
PROLOG:
Hari-hari berikutnya, ketiganya menjalani sesuai kehidupan normal mereka. Rivera Thane dan Divya Levine adalah seorang penulis—dan editor bagi River—sedangkan Shayla Clove adalah programmer, terutama dalam bidang game. Mereka menjalani kehidupan ganda, dimana pekerjaan agensi adalah sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui publik. Terutama karena memang pekerjaan itu berhubungan dengan orang-orang yang di luar kewajaran penjahat lain dan membutuhkan wajah di luar agen-agen keamanan negara.
Agensi Godwin memiliki fasilitas dan alat-alat pendukung dalam setiap kasus dan misi mereka. Markas-markas tersebar dengan beberapa agent yang siaga untuk menerima setiap instruksi dan perintah dari agensi cabang maupun pusat. Mereka memiliki totem yang berisi data diri sebagai agent Godwin, dimana totem itu juga berfungsi sebagai kunci pembuka semua fasilitas Godwin dan GPS untuk melacak keberadaan mereka. Totem bisa berbentuk apa saja sesuai kehendak mereka. River memilih menjadikannya kalung panjang, Divya menjadikannya sebuah gelang, sedangkan Shayla memilih desain gelang lengan. Begitupun agent-agent lain yang punya selera tersendiri untuk totem kebanggaannya.
Mengenai agent-agent yang bertugas, semua sudah diatur oleh atasan, para petinggi Godwin. Mereka bertiga satu angkatan akademi dan bertugas di kota ini. Pemberian tugas akan langsung diterima Shayla, untuk selanjutnya mereka eksekusi, dan setelah itu semua wewenang kembali ke departemen agensi pusat. Mereka hanya agen lapangan dengan topeng di kehidupan normal yang seperti kutu buku. Satu hal yang harus diketahui, mereka hanya menyasar orang-orang jahat dan mereka bukan pembunuh bayaran.