Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
3. INT. RUMAH SEBAGAI MARKAS — PAGI
Cast : River, Divya, Shayla.
Seminggu setelah misi terakhir, Shayla menghubungi Divya dan River. Saat itu, Divya dan River sedang pergi keluar kota—yang berbeda—untuk mencari inspirasi tulisan mereka, serta membuat alibi kehidupan yang ‘normal’ sebagai seorang penulis. Membutuhkan waktu beberapa jam hingga mereka dapat berkumpul di markas. Setelah mereka bertiga duduk manis di ruang tengah, pembicaraan dimulai.
SHAYLA
Masih dengan tugas penelitian data. (menampakkan rencana pada layar digital di depan mereka)
DIVYA
Pesta lagi? (nampak bersemangat melihat susunan rencana)
SHAYLA
(Mengangguk) Situasi terbaik untuk meneliti data. Target kita adalah Charles Dixon, kepala perusahaan distributor barang dari luar negeri. Ia mengadakan pesta ulang tahunnya dengan beberapa undangan tamu penting. Kalian akan berperan sebagai tamu. Div, kau akan mengawasi sekitar. Riv kau yang mengambil datanya.
DIVYA & RIVER
Dimengerti. (berkata kompak, sambil tetap memandang rencana mereka)
SHAYLA
Pestanya nanti malam.
DIVYA
Serius?! (melebarkan matanya)
SHAYLA
Memangnya kenapa? (menatapnya bingung) Semua sudah disiapkan, kok.
DIVYA
Malam ini, artinya 10 jam lagi, kan?
SHAYLA
Iya. (masih menatapnya polos)
DIVYA
Aku akan nonton film dulu. (melangkah meninggalkan ruangan dengan tenangnya)
Shayla mengedipkan mata beberapa kali, terlihat ia bingung dan kesal sudah dijahili. Lalu ia beralih menatap River
SHAYLA
Kau juga akan nonton film?
RIVER
Nonton film? (mengerutkan kening) Sebenarnya aku mau tidur. Tapi sepertinya tidak bisa. Jadi, ya,.. aku akan nonton film. (meninggalkan Shayla)
SHAYLA
Kalian tahu aku bisa menghajar kalian, kan?! (berteriak kesal)
-[G]-
4. INT. SEBUAH GANG — MALAM
Cast : River, Divya, Shayla.
Mobil aksi mereka terparkir satu blok lebih jauh dari tempat target. Shayla segera memberi earphone dan memastikan tidak ada yang akan melacaknya. Divya memasang sabuknya dan menyembunyikan pisau plastik yang bisa lolos dari deteksi logam. River mempersiapkan dua pisau plastik kecil pada masing-masing sepatu pestaku.
Shayla memberikan sebuah flashdisk ke River.
SHAYLA
Cukup hubungkan ke komputer yang ada di ruang kerjanya, lalu salin berkas utama sambil jalankan program yang ada di flashdisk ini.
RIVER
Oke.
River mengangguk sambil menerima flashdisk yang diberikan. Tapi diam-diam ia juga mengambil sebuah flashdisk lain dari saku celana Shayla dan memperlihatkan ditangan kanannya.
RIVER
Ini flashdisk kosong, kan?
Shayla memicingkan matanya. Ia merogoh saku belakang celananya, memastikan dugaannya. Ia nampak kesal saat tahu menjadi korban latihan kelihaian tangan River.
SHAYLA
Kau harus membayarnya nanti.
RIVER
Ya, ya. (nada santai)
River menyimpan flashdisk itu di kaki kanannya.
Divya langsung mengulurkan tangannya ke arah Shayla.
DIVYA
Aku juga mau!
SHAYLA
Nanti! Cepatlah keluar sebelum pesta selesai!
DIVYA
Tenang, tuan rumahnya kan belum datang. (tersenyum manis)
Shayla tidak berkomentar, ia hanya menayangkan sebuah CCTV dari layarnya.
DIVYA
Kita pergi sekarang! (langsung beranjak)
River dengan cepat menyusul Divya yang langsung melompat keluar dan menuju sebuah mobil ferrari sebagai samaran mereka. Keduanya segera memasang sabuk pengaman dan bersiap menuju ke lokasi aksi.
DIVYA
Kenapa kau yang selalu pegang setir saat kita pergi?
RIVER
Aku pengemudi yang lebih baik darimu. (nada santai, mengabaikan protes Divya)
River melajukan mobil menuju gedung misi mereka malam ini.
-[G]-
5. INT. RUMAH MEWAH CHARLES DIXON — MALAM
Cast : River, Divya, Shayla, Charles Dixon, Sean G, Aaron, Tamu-tamu pesta, pelayan-pelayan.
River dan Divya sampai di tempat target dan membaur dengan penikmat pesta yang lain. Mereka meneliti sekitar, mencoba mengenali sebanyak mungkin orang. Tapi, mereka sudah membaca beberapa list peserta pesta—yang telah dijelaskan Shayla—dan memeriksa jalur rencananya.
Ruangan yang menjadi target ada di bawah lantai tempat terselenggaranya pesta. River menggunakan gaun hitam khusus, sedangkan Divya memakai gaun kuning dengan kain lembut dan model rok yang lebar. Keduanya terpisah sejenak, berkeliling sambil mengamati sekitar. Setelah beberapa saat, River dan Divya kembali berkumpul di salah satu sisi ruang pesta.
DIVYA
Beberapa penulis mengikuti pesta ini. Sepertinya menarik.
RIVER
Penulis dengan penghasilan fantastis lebih tepatnya.
SHAYLA
(Bicara melalui alat komunikasi) Oke, gadis-gadis, tuan rumah sedang menikmati gelas ketiganya. Kuharap dia akan berbicara lebih lama dengan seseorang di sana. Pengawal ruang bawah sudah selesai memeriksa. Sekarang saatnya.
River dan Divya saling melirik, lalu berjalan ke salah satu balkon. Keduanya berhasil mengusir orang-orang yang akan mendekati balkon dengan mengarahkan mereka untuk kembali berpesta di dalam. Divya yang berjalan agak di belakang River, menutupi sosok River dari dalam ruang pesta.
DIVYA
Malam yang indah.
RIVER
Jika kau mulai berputis, aku akan melemparmu sekarang juga.
River berdiri di depan Divya, tepat di sisi balkon sambil mengangkat salah satu sisi gaunnya dan mengikatnya. Kini, gaun hitam River menjadi sebuah jumpsuit, memudahkannya untuk bergerak.
DIVYA
Oh, sepertinya kau punya jalan pulang lain jika aku terlempar dari balkon ini.
Divya melebarkan gaunnya, menutupi diriku dari keramaian pesta di belakangnya.
DIVYA
Aku ingat kau pernah lompat dari ketinggian 5 meter. Tapi balkon ini mencapai 7 meter lho.
RIVER
Aku tidak akan melompat dari balkon ini, tentu saja.
SHAYLA
Jika kalian melompat dari balkon itu, aku akan menghapus riwayat pertemanan kita agar aku tidak terlibat dalam aksi konyol kalian. (menyahut kesal)
Divya dan River tersenyum geli mendengar Shayla sedang kesal.
Divya mengambil sabuk yang ia kenakan, lalu mengikat salah satu ujungnya ke balkon, melewati badan River dan memberikan ujung lainnya pada River.
DIVYA
Kami siap.
SHAYLA
Selamat ulang tahun, Pak Dixon!
Shayla meluncurkan beberapa kembang api di balkon sisi seberang Divya dan River melalui pengendali jarak jauh yang sudah mereka siapkan sebelumnya.
SHAYLA
Sekarang!
Divya menatap River dan mengangguk, pertanda ia siap beraksi.
River duduk di tepi balkon, lalu Divya bergerak sedikit kesamping untuk menutupi aksinya yang kini berdiri di luar balkon dengan sedikit pijakan. Tanpa menunggu lama, River terjun, berayun kecil dengan tali elastis—yang disembunyikan sebagai sabuk Divya tadi—dan mendarat tepat di balkon bawah dengan tenang. Ia lepaskan tali elastis tadi dan membiarkan Divya mengenakannya sebagai sabuk lagi. Divya tetap siaga di balkon, kembali mengawasi sekitar.
SHAYLA
Penjaga masih di luar. Perhatian semua orang ada pada kembang api. Kau bisa masuk sekarang, Riv. Aku akan mengawasi tuan rumah.
DIVYA
Aku melihatnya dengan jelas.
River mengeluarkan kunci serba guna dan membuka pintu ruangan. Suasana ruangan sangat gelap, tapi terbantu dengan cahaya dari luar jendela. Langkahnya segera menuju ke meja dengan komputer yang ada di dekat balkon, lalu dengan cepat menyalakannya. Ia mengambil flashdisk yang diberikan Shayla tadi dan menjalankan program yang dimaksud, sambil mencari beberapa berkas penting dan menyalinnya dengan cepat. River menghubungi Shayla melalui earphone untuk memastikan.
RIVER
Kau mendapatkannya?
SHAYLA
Berjalan lancar.
River menemukan beberapa berkas lain dan langsung mengarahkan untuk di-copy ke flashdisknya.
DIVYA
Kenapa aku harus memakai gaun kuning? Mungkin warna merah bisa lebih menarik perhatian. (protes)
RIVER
Tugasmu mengalihkan perhatian, Div, bukan menarik perhatian.
DIVYA
Benar juga.
River melihat ponselnya yang menunjukkan beberapa titik tentang keberadaan orang-orang sekitar, memastikan posisinya masih aman. Kini, ia menunggu proses yang berjalan dengan sabar, baik proses penyalinan berkas ataupun instalasi program Shayla.
Sean G tiba-tiba datang dan menyapa Divya.
SEAN
Mencoba kabur?
Gerakan River terhenti seketika, terkejut dengan suara yang di dengar dari earphone-nya. Ia melihat layar ponselnya yang menunjukkan keadaan masih aman. Ia segera menghubungi Divya yang masih siaga di balkon atasnya.
RIVER
Div?
DIVYA
Hei! (menyapa dengan ramah)
SEAN
Maaf jika aku mengagetkanmu. Tapi kulihat dirimu sedang memandang lurus ke arah pesta, tapi hanya berdiri di balkon.
DIVYA
Ya, aku hanya menghindari keramaian sebentar.
SEAN
Lady Phoenix, kan? Aku ingat wajahmu saat kau menjadi inpirasi karena bukumu. Tidak hanya wanita, tapi beberapa pria menyadari tentang kesetaraan antar gender ini dan bisa saling menghargai.
DIVYA
Terima kasih. (tersipu)
SEAN
Oh, aku Sean Gubler.
DIVYA
Sean G. (menyahut cepat) Tentu kami mengenalmu. Kau penulis misteri dengan romansa yang terkenal itu.
SEAN
Senang rasanya ada yang mengenalmu.
DIVYA
Kau bercanda? Penulis mana yang tidak mengenalmu?
SEAN
Hahaha! (tertawa sopan dan tidak berlebihan) Dan kau si ‘Park Jim-Kyung’ Levine. Nama Korea, kan?
RIVER
Dia bukan orang Korea.
DIVYA
Ya, aku menggunakan nama itu sebagai nama authorku. Sebagai penulis bayangan awalnya. Tapi tidak kusangka akan menjadi namaku saat ini. (mengabaikan komentar River)
SEAN
Kau bukan orang Korea. (menebak)
RIVER
Satu poin untuk Sean. (menyahut cepat)
DIVYA
Yah, sebagai penulis bayangan, aku akan mencoba sembunyi dari orang-orang. Jika mereka berfikir penulis itu orang Korea, artinya penyamaranku akan lebih mudah, kan? Karena perhatian orang-orang akan tertuju pada orang Korea, sedangkan aku bukan menjadi target mereka.
Sean beberapa detik terdiam, mencerna penjelasan panjang Divya.
SEAN
Benar juga. Kau baru saja memberiku inspirasi untuk bukuku selanjutnya. Terima kasih.
DIVYA
Suatu kehormatan bisa membantu penulis terkenal sepertimu.
RIVER
Astaga, Div. (sedikit geli dengan bahasa manis Divya)