Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7. INT. GEDUNG LANGIT KACA — SIANG
Cast : River, Shayla, Tony, Aaron, 2 gadis, pengunjung gedung.
RIVER
Jadi kau mengincar data perusahaan itu.
Aaron memiringkan kepalanya, membiarkan River menjawab dugaannya sendiri.
River tetap menjaga sikapnya dan bicara dengan tenang.
RIVER
Kau meminta flashdiskku, bukan flashdisk yang berisi data yang kau maksud itu. Kau sendiri yang mengambilnya dari tanganku, kan?
Aaron melirik ke atas, lalu mengangguk.
AARON
Pintar juga.
RIVER
Aku tidak pernah melanggar kesepakatan. (tersenyum ramah)
AARON
Oke. Aku manjadi pria yang tidak sopan telah menuduhmu. Kalau begitu, mari kita awali pertemuan kita lagi lebih baik? Seperti berkenalan.
RIVER
Tidak tertarik.
River kembali menegakkan layar laptopnya.
Aaron mengulurkan tangan, mendorong layar laptop River sedikit menurun agar dapat menatap lawan bicaranya lebih leluasa.
AARON
Rivera Thane. River. Kau seorang editor pada buku The Phoenix karya Park Jim-Kyung. Kau juga menulis beberapa karya dengan nama River Thane. Tapi melihatmu beraksi semalam, kurasa menjadi penulis hanya kerja sampinganmu.
Pandangan River mengarah pada Aaron, tanpa berusaha bersuara.
AARON
Kau mengenal nama asli temanmu—rekan aksimu semalam—sebagai Divya Lavine. Park Jim-Kyung,.. kurasa itu nama Korea. Tapi dia bukan orang Korea. Kurasa dia pintar untuk menutupi identitas aslinya menggunakan nama dari bangsa lain, agar orang tidak terfokus padanya.
SHAYLA
Satu poin untuknya.
AARON
Jadi, bagaimana? Aku cukup mengetahui tentang dirimu dan—setidaknya—satu rekanmu. (bersandar santai)
River memandangnya, masih dengan senyum tenang mendengar penjelasan Aaron.
RIVER
Aku memang River Thane dan seorang penulis. Kau bisa lihat bahwa sekarang aku sedang mengerjakan tulisanku. Aku juga seorang editor dan kau bisa menemukan namaku pada beberapa buku, tidak hanya buku Park Jim-Kyung. Baik penulis maupun editor, keduanya adalah pekerjaanku.
AARON
Jadi kau ingin menyangkal keterlibatanmu semalam?
River hanya menatap diam, menandakan bahwa ia tidak ingin bermain saat ini.
AARON
Bagaimana dengan Sean G?
RIVER
Penulis yang hebat. Aku membaca buku-bukunya.
AARON
Dia terlihat akrab dengan Divya Levine.
Aaron membuka buku The Poenix yang dibawanya, lalu mengeluarkan beberapa foto.
AARON
Saat ada kembang api melesat, kulihat wajah terkejut tuan rumah. Aku langsung tahu jika itu bukan bagian dari pestanya, walau ia terlihat sangat menikmatinya. Dari situ aku menyadari, aku bukan satu-satunya orang yang akan mengincar datanya saat itu. Lalu, aku menemukannya.
Aaron menunjuk salah satu gambar, dimana terlihat River sedang bersiap lompat dari balkon dan Divya yang menutupi aksinya.
AARON
Apa kau akan menyangkalnya?
River geram dengan bukti yang ditunjukkan Aaron, namun ia menahan dan tetap bersikap tenang.
Pandangan licik Aaron terfokus tepat kearah River, mencoba mendesaknya.
AARON
Kau mungkin akan menyangkal jika wanita dengan gaun hitam itu adalah dirimu. Tapi bagaimana dengan Divya Levine alias Park Jim-Kyung? Bahkan Sean G akan membenarkan jika dia ada di sana saat itu. Kau tahu apa yang akan publik katakan—atau setidaknya reaksi di tuan rumah pesta semalam—saat melihat foto-foto ini?
River diam, menyadari bahwa Aaron benar-benar menginginkan data yang ada padanya itu.
Aaron tidak bergerak, walaupun River tidak bereaksi pada acamannya barusan.
River akhirnya mulai membalas dengan informasi yang ia dapatkan tentang lawan bicaranya itu.
RIVER
Aaron Declan.
Aaron mengangkat jari telunjuknya dengan cepat, lalu mengarahkannya pada telinga kirinya.
River langsung mengerti isyaratnya. Ia mengambil earphone yang terpasang pada telinga kirinya, lalu memberikan pada Aaron.
Aaron menerima earphone River, lalu mengambil selembar tishu untuk membungkusnya, memasukkannya pada bungkus camilan keringnya yang berupa aluminium, dan menutupnya.
River tidak berkomentar, hanya memandang dan membiarkan sikap Aaron di depannya. Setelah Aaron selesai, River melanjutkan penjelasannya.
RIVER
Mantan tentara dengan nilai pelatihan yang memuaskan. Lalu kau memutuskan untuk berhenti dari tentara dan melanjutkan menjadi detektif swasta dengan beberapa jaringan kenalanmu pada orang-orang berpengaruh di negeri ini. Keputusanmu berhenti dari tentara karena peristiwa yang kau alami bersama rekan-rekan timmu yang hampir semua tewas dalam penyergapan. Tapi kurasa bukan hanya itu alasanmu.
Aaron tetap diam, membiarkan River melanjutkan. Kini, River menutup laptopnya agar lebih fokus dalam pembicaraan mereka.
RIVER
Melihat sikapmu yang sangat loyal, kurasa kau masih menyimpan dendam tentang penyergapan yang menewaskan beberapa rekanmu itu. Aku juga sudah menelitimu dan tidak perlu bisikan dari rekanku untuk menjelaskan siapa dirimu.
AARON
Senang berkenalan denganmu, River Thane.
Aaron tersenyum, kini ia memasang senyum ramahnya.
River mengabaikan ucapan bahagia Aaron.
RIVER
Dari sikapmu yang sangat menginginkan data perusahaan semalam, kurasa ada sesuatu yang sangat berharga di dalamnya. Kau menduga ada data yang menunjukkan keterlibatan seseorang pada dendammu itu.
Aaron tersenyum remeh menanggapi.
RIVER
Atau itu hanya masalah klienmu. (mengedikkan bahu) Tapi kenapa begitu bersikeras? Kau tinggal bilang jika tidak bisa memenuhi permintaan klienmu, kan?
AARON
Astaga. Apa kau tidak pernah mendengar namanya reputasi?
RIVER
Tentu saja.
AARON
Jika gagal memenuhi permintaan target, maka reputasi kita akan turun. Apa kau mengerti?
River terdiam sejenak, pura-pura berpikir.
RIVER
Tidak. Karena selama ini kami tidak pernah gagal. (nada polos)
AARON
(Menghela nafas) Sombong sekali.
River tersenyum manis sambil kembali mengedikkan bahu.
AARON
Lalu tentang data itu. Aku tidak bisa mengatakan alasanku secara detail, tapi aku akui kau benar saat mengatakan aku sangat menginginkan data itu. Jadi, aku tawarkan kesepakatan baru padamu.
RIVER
Tidak tertarik. (menyahut cepat, tak peduli)
AARON
Bagaimana jika aku katakan, aku punya fansmu di sini saat ini? (nada angkuh) Aku tahu kau tidak menyukai jika ada orang yang melihat kau sedang menulis. Tapi bagaimana jika mereka tahu kau disini dan membuatmu harus menemui mereka?
RIVER
(Menghela nafas panjang) Dimana?
AARON
Kau pikir aku menggertakmu? Baiklah. Mereka berdua ada di belakang samping kananmu.
River memutar badan ke arah yang Aaron maksud. Ia melihat sekeliling meja, berusaha menemukan orang yang sedang Aaron bicarakan. Tak lama, ia melihat dua gadis yang meliriknya dengan ragu sambil berbisik dan menegakkan ponsel mereka. Dengan senyum ramah, River memandang mereka lalu melampaikan tangan tanda menyapa.
Kedua gadis itu bingung sejenak, lalu menegakkan badan dan balas melambai sama ramahnya.
River memutar badannya ke depan lagi.
RIVER
Ada lagi?
Aaron terdiam, terlihat tidak menyangka akan apa yang baru saja River lakukan. Ia kembali menatap River.
AARON
Berapa rekanmu yang sedang ada di sini saat ini?
RIVER
Tidak ada. Mereka menjalani kehidupan normal mereka saat ini.
Aaron memandang River lekat, mencoba mencari kebohongan yang tidak ia temukan di wajah River.
AARON
Bagus. Kalau begitu, ini akan menjadi masalah kita berdua.
River sedikit kesal, namun terus menahan sikap tenangnya menghadapi Aaron.
AARON
Aku bisa membongkar identitasmu—dan rekanmu—dengan foto ini. Jika kau ingin mengamankan identitas kalian, berikan aku data yang kalian dapat semalam dan urusan kita selesai. Kau tidak akan menyangka masalah sebenarnya tidak hanya sebatas data perusahaan itu, tapi aku menjamin kau akan mendengar kata-kataku setelah mengetahuinya.
Aaron memberikan buku The Phoenix yang ia bawa.
AARON
Pikirkan saja tentang foto-foto kalian. Temui aku di alamat yang ada di buku itu dengan membawa tanda tangan Park Jim-Kyung. Waktumu 24 jam mulai dari sekarang.
Aaron berdiri dari kursinya.
River tidak bergerak mendengar ancamannya barusan, bahkan tidak mencoba menjawab kalimat apapun yang Aaron lontarkan.
AARON
Jika kau terlalu keras kepala pada dirimu sendiri, setidaknya lakukan untuk rekan-rekanmu.
Aaron beranjak meninggalkan River sambil memberikan bungkus camilannya.
River membiarkan Aaron pergi hingga ia tidak mendengar langkahnya. Setelah itu, ia membuka bungkus camilan yang Aaron berikan, mengambil earphone-nya, dan langsung memasangnya kembali ke telinga kiri sebelum memanggil lawan bicaranya.
RIVER
Shay.
SHAYLA
Riv! Kau kembali! Apa yang terjadi?? (nada sedikit khawatir)
RIVER
Aku tidak bisa mengatakannya di sini. Aku kembali ke markas sekarang.