Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
38. INT. GEDUNG POINT TEXTTILE — MALAM
Cast : River, Aaron, Daisy, Bella, Edward, Leon, Pengawal.
Mereka berdua berlajan, menyebrang dan mengendap-endap memasuki area gedung Point Textile. Tidak sulit bagi mereka, mengingat tidak ada orang yang berjaga di sekitar. Petugas keamanan yang berjaga diusir lebih awal saat ini agar tidak menimbulkan kecurigaan si pemilik usaha. Mereka berhasil sampai di bangunan yang digunakan untuk kantor, lalu mencoba memasuki bangunan utama agar bisa mengamati lebih jelas transaksi orang-orang di dalam.
Pandangan Aaron dan River mengarah pada kantor Point Textile dimana ada lorong penghubung dari arah atas. Tidak buang waktu, keduanya langsung memasuki bangunan kantor dan bergerilya ke arah bangunan utama. Sesekali Aaron menundukkan River saat ia melihat ada gerakan dari orang-orang yang memegang senjata dalam transaksi itu. Dengan gerakan aman yang cekatan, mereka segera berada di lantai atas gedung utama, dimana mereka bisa melihat transaksi dengan cukup jelas.
Nampak kedua wanita itu—Bella dan Daisy—berbicara dengan serius, dengan satu orang pria yang memegang koper di samping Bella. Mereka sedang melakukan penawaran atau pembicaraan lain berhubungan dengan isi koper itu. Aaron dan River tidak bisa mendengar dengan jelas, karena kaca yang mengamankan lantai atas itu cukup tebal, untuk keselamatan pengunjung yang melihat proses produksi Point Textile.
Tiba-tiba, orang-orang menghentikan obrolan mereka sambil memandang ke arah pintu gedung utama. Sesuatu terjadi yang sepertinya di luar rencana mereka. Pandangan Aaron dan River pun ikut menuju ke arah yang sama. Sebuah sepeda motor hitam sedang memasuki area Point Textile.
AARON
Bahaya. Itu motor yang sama seperti saat aku keluar dari hotel.
Aaron dan River menduga itu pembunuh bayaran yang sama dengan yang mengincar McKanzie, yang membuat mereka berdua terluka pagi ini.
Benar saja, tak lama kemudian, suara tembakan langsung terdengar. Semua peserta transaksi langsung merunduk dan berlari mencari tempat perlindungan. Tak hanya itu, mereka mulai saling mengeluarkan peluru dari pihak masing-masing, entah ke arah mana.
AARON
Adu domba. Keduanya tidak mengetahui siapa yang mengirim orang itu ke sini dan mereka langsung menuduh satu sama lain.
Sebuah dugaan muncul dari River, bahwa ada pihak lain yang terlibat dalam kasus ini.
RIVER
Mereka tidak tahu kita di sini, tapi kita tidak bisa keluar begitu saja dari sini.
AARON
Kita bisa sedikit sembunyi di ujung tangga nanti.
Perhatian River terdiam sejenak, lalu menoleh ke arah belakangnya. Ia mendengar suara yang seharusnya tidak ada di gedung ini, saat ini. Dengan hati-hati, ia mulai mendekati salah satu ruang sempit yang ada di ujung lantai atas.
AARON
Riv!
Aaron memanggil sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh orang yang masih saling mengancam senjata di lantai bawah. Ia berjalan merunduk untuk menghampiri River.
Perlahan, River semakin mendengar jelas kecurigaannya. Suara hentakan dan gesekan sepatu, ditambah mulut yang disekap.
Aaron memandang River, menangkap suara yang sama.
AARON
Ada orang di dalam.
River punya dugaan dan tidak ingin pikiran itu benar. Ia mengarahkan tangan ke handle pintu, bersiap membukanya. Ia anggukkan kepala sekali pada Aaron yang siap dengan pistolnya. Dengan gerakan cepat, River membuka pintu ruangan itu dan Aaron langsung mengarahkan senjata ke dalam.
Sesuai dugaan, seseorang disekap di sana. Ia didudukkan pada sebuah kursi dengan kaki dan tangan terikat. Bahkan mulut dan matanya juga ditutup untuk membuatnya buta keadaan. Mereka berdua segera masuk ke ruangan sempit yang digunakan untuk menyimpan alat-alat kebersihan itu, lalu mencoba menolong korban.
Dengan segera, River membuka pengikat mata sebelum pada mulut korban. Dugaannya benar dan ia membencinya.
EDWARD
River! Gadisku!
Edward nampak berantakan, terlihat beberapa lebam di badan dan wajahnya.
RIVER
Apa yang terjadi denganmu?
River melihat keadan Edward sambil membebaskan tangannya.
EDWARD
Oh, astaga! Mereka mencurangiku!
Edward langsung memeluk River.
River mengelus punggung Edward lembut, mencoba menenangkan.
RIVER
Tak apa, kau sudah bebas sekarang.
Aaron berdiri, lalu memandang River dan Edward dengan senyum tenangnya.
AARON
Jadi ini. (memandangan River) Inilah salah satu anggota Godwin. (memandangan Edward) Edward Hudson.
Edward melepas pelukannya dari River, lalu memandang Aaron.
EDWARD
Kau memberitahunya? (memandang River)
RIVER
Kau yang ketahuan, Ed. (tersenyum)
Pandangan Eddie kembali ke arah Aaron.
AARON
(Mengangguk kecil) River tidak pernah mengatakan jika kau anggota Godwin. Dia hanya mengatakan kalau ada anggota yang masuk daftar tersangka kami. Dan begitu aku lihat dirimu memeluknya sambil berkata ‘gadisku’ dengan akrab, aku langsung tahu jika kalian bertemu lebih dari sekadar perancang busana dan penulis.
EDWARD
(Menatap River) Jadi aku ketahuan.
RIVER
Tidak masalah untuk saat ini. Sekarang, kita harus keluar dan mengobati luka-lukamu, sebelum mereka mengetahui keberadaan kita.
EDWARD
Masih belum aman?
Edward mencoba bangkit, dibantu River dengan melingkarkan tangannya ke bahu River.
RIVER
Aku bilang kau sudah bebas, tapi aku tidak mengatakan jika keadaan kita aman. Tapi Aaron punya ide untuk kita lolos dari sini.
EDWARD
Baiklah. Kalau begitu,..
Edward melepas jasnya, lalu menyerahkan pada Aaron.
Aaron memandang bingung.
AARON
Tidak, terima kasih. Aku baik-baik saja dengan baju ini. (senyum canggung sambil sedikit tertawa)
EDWARD
Ini bukan untuk penampilanmu! (nada datar)
Aaron memandang keduanya sejenak, lalu mengambil jas dari tangan Edward. Ia menggenggam perlahan, mengetahui maksud Edward sebenarnya.
AARON
Anti peluru.
Edward dan River tersenyum bangga berhasil mengelabuinya. Aaron segera memakai jas dari Edward.
RIVER
Waktunya bergerak.
EDWARD
Benar. Tunjukkan jalannya.
Aaron yang baru selesai mengenakan jas Edward itu langsung melangkah di depan mereka, menunjukkan jalan keluar.
Keadaan lantai bawah sepertinya sudah mulai tenang, tapi ketiganya tidak bisa setenang itu. Edward adalah korban transaksi mereka dan tidak akan dibiarkan lolos begitu saja. Ketiganya harus bisa lari tanpa ketahuan. Sepertinya urusan transaksi lebih menyita perhatian dan membuat orang-orang itu terlalu percaya diri dengan keadaan hingga lengah.
Aaron, Edward, dan River fokus berjalan merunduk, menghindari pandangan pelaku transaksi, lalu bersembunyi melewati dinding bawah tangga, dan terhenti. Ternyata mereka masih bisa ketahuan jika mencoba menelusuri area parkir.
AARON
Mereka memang kemungkinan tidak bisa mengejar kita, tapi peluru mereka masih bisa.
River memandang sekitar sambil menyusun rencana. Mobil mereka ada di seberang gedung, cukup memakan waktu untuk sampai ke sana.
RIVER
Kau masih bisa lari? (menatap Edward)
EDWARD
Ya, kurasa masih bisa untuk jarak pendek.
RIVER
(Mengagguk) Jemput aku.
River menyerahkan kunci mobil ke Aaron, lalu menuju ke samping gedung utama, menjauhi keduanya. Satu rencana sudah tersusun dan sangat sederhana.
Kedua pihak transaksi itu kini mulai mencapai kata kesepakatan, melupakan aksi mereka beberapa menit yang lalu. Sepertinya mereka mulai mengerti bahwa mereka sedang diadu satu sama lain tadi, untuk membatalkan transaksi mereka. Tapi, bisnis mereka sepertinya lebih penting dan masih terus berjalan. Setidaknya cukup membuat fokus mereka tidak mengarah pada halaman gedung ini.
Aaron dan Eddie berjalan di tepi area parkir, di bawah bayang-bayang pohon. Mereka tidak akan seaman sekarang saat transaksi selesai. Jadi, saat transaksi mencapai kata sepakat dan mulai meninggalkan gedung, River akan menjalankan rencananya.
Dua tembakan mengarah ke lampu yang berada di ujung gedung, membuat semua perhatian mengarah membelakangi halaman gedung. Mereka langsung kembali siaga dengan senjata masing-masing.
PENGAWAL 1
Hei!
Seorang pengawal dari arah samping River geram memergokinya.
RIVER
(Terenyum simpul) Selamat malam.
River menurunkan saklar lampu gedung.
Keadaan gelap seketika, membuat dua wanita itu kembali panik. Untungnya mereka tidak melepas tembakan sembarangan atau mereka sendiri yang kena pelurunya. Cukup pintar.
Kaki River berhasil menjegal orang yang memergokinya tadi. Orang itu terjatuh dan langsung pingsan begitu River memukul kepalanya. Tak lama, rekan pengawal tadi melihat River dan langsung menyerangnya. Mereka bertarung sejenak, mengingat bidikan mereka tidak akan akurat di tengah kegelapan ini.
Beberapa cahaya mulai muncul di antara orang-orang dalam gedung, yang sebagian besar dari cahaya ponsel.
Tidak buang waktu, River segera membereskan lawannya, walau mereka sama-sama terkena serangan. Orang itu pingsan, sama seperti rekannya yang pertama menyerang River. Dengan segera, River merunduk, lalu mengarahkan bidikan dari jendela samping gedung ke pintu utama, dimana salah satu mobil mereka terparkir. Tembakannya tepat dan menciptakan ledakan di pintu depan, cukup membuat mereka terhalang sejenak. Ini kesempatannya dan ia segera berlari.
Hanya berselang beberapa detik, kini beberapa diantara orang-orang transaksi mulai mengarahkan tembakannya ke River. Walaupun ia mencoba bersembunyi di antara bayang-bayang dan pohon, tapi peluru mereka cukup mendekati badannya. Satu-satunya jalan adalah menambah kecepatan berlari, mengaburkan bidikan mereka.
Sebuah mobil berbelok tajam di depan portal parkir dan dengan pintu sebelah kemudi yang terbuka dengan segera.
AARON
Cepatlah!
Tidak perlu dikatakan dengan jelas, River sudah mengetahuinya. Ia langsung melompat begitu mendepati mobil, dan menutup pintunya.
Aaron segera tancap gas bahkan sebelum pintu benar-benar tertutup. Beberapa peluru bersarang di pintu mobil, tapi tidak ada yang mengenai dalamnya. Mereka selamat.
-[G]-