Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
68. Int. Rumah mungil di Cempaka Putih. Siang hari
Pemain : Upik dan Layla
Setting : Ruang kamar Upik di Cempaka Putih
Upik terlihat sedang membaca surat dengan wajah tersenyum bahagia
Layla :
Uda bilang apa Pik? Kok kamu senyum-senyum terus dari tadi
Upik :
Kata uda, Upik akan di sekolahkan di Malaysia setelah tamat Mande. Uda juga akan mengirimkan tas untuk Upik dan alat-alat sekolah buat Rusli dan Hayati. Uda ganteng pakai baju wisuda yah Mande. Upik bangga dengan Uda Bintang. Semoga Upik bisa sukses seperti Uda (Upik berkata sambil memperlihatkan foto Bintang yang memakai jas dan dasi pada Layla)
Layla :
Insya Allah bisa Pik, asal kamu bisa meniru ketekunan dan sikap pantang menyerah udamu. Oh ya, Pik! Pijatin Mande yah, badan Mande gak enak rasanya
Upik :
Mande, ayolah kita ke dokter, sebab udah satu minggu ini Mande mengaku gak enak badan
Layla :
Nggak usahlah Pik, paling Mande cuma masuk angin saja. Maklum sudah tua, jadinya badan gampang sakit
Upik :
Tapi Upik khawatir Mande. Terus ini ada benjolan lagi di punggung Mande. Sakit Mande? (Upik berkata sambil meraba-raba benjolan di punggung Layla)
Layla :
Sering terasa ngilu sih Pik, apalagi kalau malam
Upik :
Tuh kan, Mande! pokoknya besok kita ke dokter. Upik jadi tambah cemas.
Layla :
Iya Pik, tapi kalau badan Mande udah enakan, temani Mande ke pasar tanah abang yah
Upik :
Bereslah Mande, yang penting Mande sembuh dulu (Upik memijat Layla)
Cut to
69. Int. Rumah Sakit Kramat Raya. Siang hari
Pemain : Upik dan dokter
Setting : Ruang periksa rumah sakit Kramat Raya
Upik sudah berada di ruang periksa, demi mendengar hasil penyakit Layla
Dokter :
Setelah melewati tes laboratorium, kami menemukan bahwa tumor yang ada di punggung ibumu tumor ganas.
Upik :
Apakah masih bisa diobati dok?
Dokter :
Insya Allah bisa, hanya saja..
Upik :
Hanya apa dok?
Dokter :
Kami menemukan penyakit lain,bukan hanya tumor
Upik :
Hah! Penyakit apa lagi dok? (Wajah Upik berubah cemas)
Dokter :
Kami menemukan adanya kanker ganas di paru-paru ibumu. Saya harap kamu tabah mendengarnya
Upik :
Ya Allah! (Upik menangis sambil menutup kedua wajahnya)
Dokter :
Kita harus secepatnya melakukan operasi, sebelum kemudian menjalani kemoterapi (Dokter berkata sambil menatap Upik dengan serius)
Upik :
Baik dok, saya akan membicarakan hal ini pada keluarga
Upik keluar dari ruang periksa dengan langkah gontai
Cut to
70. Int. Rumah mungil di Cempaka Putih. Pagi hari
Pemain : Upik, Arman dan Layla
Setting : di ruang makan rumah mungil di Cempaka Putih
Pagi yang cerah Upik sedang menyiapkan sarapan pagi berupa nasi goreng di meja makan. Kemudian ponsel Upik berbunyi
Arman :
(OS) Pik, uda mau bicara sama Mande. gimana keadaan Mande sekarang?
Upik :
Kita harus segera membujuk Mande untuk di operasi uda, karena Mande belum mau di operasi sampai uda Bintang pulang. Upik juga sudah menghubungi Uda Azwar dan Ardy.
Arman :
(OS) Semoga Uda Bintang jadi pulang dalam minggu ini
Upik :
Iya, untungnya Uda Bintang sudah lulus dan akan segera pulang. Mande ada di kamar, upik bawa hp ke kamar ya da
Cut to
71. Int. Ruang kamar di rumah Cempaka Putih
Pemain : Layla, Arman dan Upik
Upik :
Mande, ini Uda Arman telepon
Layla :
Semoga kabar tentang rumah mande yang sedang di bangun (mengambil hp dari tangan upik)
Arman :
(OS) Mande, rumahnya sudah hampir selesai di bangun. Sudah setengah jadi
Layla :
Alhamdulillah, Mande sudah tidak sabar ingin menempati rumahnya Man (Wajah Layla menjadi cerah)
Cut to