Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
38. Int. Rumah Makan Besar di Kota Padang. Siang hari
Pemain : Bintang, Yanuar dan karyawan
Setting : Sebuah restoran padang yang cukup besar terletak di pinggir jalan dan di penuhi pengunjung dengan taman yang asri di sudut ruangan.
Terlihat para karyawan sibuk melayani pembeli yang makan di meja dan yang nasinya di bungkus. Di salah satu deretan meja tersusun kotak-kotak yang sedang diisi oleh nasi dan lauk oleh salah satu karyawan. Jumlahnya sekitar ratusan kotak. Bintang menatap ke sekeliling restoran demi mencari seseorang
Karyawan :
Cari siapa uda?
Bintang :
Bos kalian ada?
Karyawan :
Oh ajo yanuar maksudnya? Ada di atas, mau saya panggilkan uda?
Bintang :
Tidak usah biar saya saja yang naik ke lantai atas. Terima kasih infonya yah.
Bintang terlihat naik tangga ke lantai dua restoran
Cut to
39. Int. Lantai dua rumah makan. Siang hari
Pemain : Yanuar dan Bintang
Yanuar :
Oh, kamu Bintang. Tumben kamu kesini. Pasti ada hal yang penting
Bintang :
Iya Uda, sekarang Abak lagi di rawat di rumah sakit dan..
Yanuar :
Dan kalian bingung nggak punya duit untuk membayarnya kan? (Ekspresi wajah Yanuar memandang sinis)
Bintang :
Sebenarnya maksud Bintang datang ke sini untuk meminta uda menjenguk abak, bukan semata-mata meminta uang. Lagipula, Uda kan anak Abak juga dan lagi memiliki kemampuan dalam hal keuangan. Kalau Bintang sudah punya uang, akan segera Bintang ganti da (nada suara Bintang meninggi)
Yanuar :
Bintang, Bintang. Katanya kamu sudah sarjana, tapi kok gak bisa diandalkan. Lihat aku, meskipun gak kuliah nyatanya uangku lebih banyak dan berhasil buka restoran mewah. Buat apa susah-susah sekolah tinggi kalau akhirnya gak punya uang sepeser pun (Yanuar melipat kedua tangannya di dada dengan pandangan pongah)
Bintang :
Uda! Kalau enggak mau membantu membiayai abak, jangan mencari-cari alasan. Abak itu kan orangtua Uda sendiri. Jangan dihubung-hubungkan dengan Bintang yang belum dapat pekerjaan (Bintang memgepalkan tangannya dengan wajah memerah menahan marah)
Yanuar :
Hahaha. Jadi kamu merasa juga kalau tak berguna walau sudah jadi sarjana? Asal kau tahu yah Bintang, sedikitpun aku tak sudi mengeluarkan uang untuk biaya berobat abak. Sebab sejak mandemu merebut abak dari kami, maka sudah menjadi tanggung jawab kalian
Bintang :
Uda! Mande sama sekali tidak merebut abak. Mereka menikah setelah ibu uda bercerai dengan Abak kan? Jadi jangan salahkan Mande dalam hal ini
Yanuar :
Sudahlah Bintang. Apapun itu sejak abakku menikahi mandemu, perhatian abak padaku dan saudara2 ku yang lain jadi berkurang. Kau tahu, sakit sekali hati ini mengingatnya
Bintang :
Uda benar-benar sudah berubah sejak jaya. Jangan sampai nasib uda seperti si malin kundang, karena sudah menyia-nyiakan orangtuanya sendiri. Permisi!
Bintang segera berbalik arah dengan muka memerah karena marah.
Yanuar :
(OS) Kau harus ingat Bintang! Bukan kami yang menyia-nyiakan Abak, tapi dia sendiri yang tak lagi perhatian pada kami. Cinta Abak sudah terbagi pada anak dari istri barunya yaitu mande kalian!
Cut to