Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
47. Int. Rumah Bagindo Sulaiman. Siang hari
Pemain : Mande, Azwar dan Ardy
Setting : Ruang kamar tidur Layla
Layla membuka pintu kamarnya dan terkejut melihat Ardy adiknya Arman sedang membongkar lemari pakaian
Layla :
Apa yang kau cari Ardy? Baju Mande jadi berantakan (Layla melihat Ardy tajam karena curiga)
Ardy :
Tidak ada Mande, cuma lagi nyari baju Ardy siapa tahu terselip di lemari Mande.
Azwar :
Jangan bohong kamu, uda liat dari kemarin kamu bongkar lemari Mande terus. Jangan2 Ardy mau nyuri surat rumah, Mande (Tiba-tiba Azwar masuk)
Ardy :
Jangan asal tuduh uda! Buat apa Ardy surat rumah?
Azwar :
Uda ada bukti karena kata adnan temanmu bermain judi, kau kalah banyak.
Layla :
Ya Tuhan, benar itu Ardy? Pantes kau sering nunggak bayar spp kursus komputermu! jangan2 uangnya buat judi? Jawab Ardy! (Suara Layla meninggi karena marah)
Azwar :
Makanya Mande jangan hanya sibuk memikirkan si Bintang, Ardy sering bolos kursus karena kecanduan main judi Mande tidak tahu
Layla :
Jangan bawa-bawa Bintang Azwar! Ardy memang semakin sulit diatur
Azwar :
Kalau menurut Azwar lebih baik rumah ini kita jual saja Mande, sebelum diam-diam di gadaikan oleh si Ardy. Lagipula kita kan lagi butuh uang.
Layla :
Azwar! Ngomong apa kamu? Sampai kapanpun rumah ini tidak akan mande jual, walau dihargai tinggi sekalipun. Ini rumah penuh kenangan bagi kita sekeluarga.
Ardy :
Uda jangan asal tuduh kalau belum ada buktinya
Azwar :
Mau bukti apalagi? Upik bilang kemarin malam kau lagi megang surat rumah. Tapi tidak jadi kau bawa karena keburu dilihat Upik
Layla :
Sudah! Sudah! Ardy, Azwar! Sekarang kalian lebih baik keluar dari kamar Mande
Ardy dan Azwar keluar dari kamar
Cut to
48. Int. Ruang tamu. Siang hari
Pemain : Bintang, Layla dan Azwar
Bintang terlihat sedang membuka sebuah amplop cokelat, lalu membaca isinya.Layla datang menghampiri Bintang
Layla :
Surat dari siapa Nak?
Bintang :
Dari kantor yang mengurusi beasiswa Mande. Di surat ini tertulis Bintang lulus kuliah S2 di hawai dengan beasiswa
Layla :
Alhamdulilah, bagus itu kan kamu pengen sekali kuliah ke luar negeri?
Bintang :
Iya Mande, tapi Bintang harus menyelesaikan satu syarat lagi. Makanya Bintang mau bertanya langsung ke kantornya
Azwar :
Wah, enak sekali mau kuliah lagi. Sementara kita di suruh kerja buat keluarga (Azwar muncul dengan wajah sinis menatap ke arah Bintang)
Layla :
Azwar! Kenapa kamu tidak senang melihat udamu sendiri sukses dengan cita-citanya?
Azwar :
Mande selalu lebih perhatian pada uda. Azwar juga pengen kuliah, tapi tak ada biaya. Kalau Mande sayang sama kita, juallah rumah ini.
Bintang :
Azwar! Kalau nanti uda sudah bekerja, semuanya akan uda kuliahin. Jadi tak perlulah sampai jual rumah
Azwar :
Kalau begitu, uda bekerja aja dulu, ngapain kuliah terus?
Layla :
Bintang, tak usah kau dengarkan ucapan si Azwar. Pergilah kau urus beasiswamu
Bintang :
Iya, Bintang pamit dulu Mande (mencium tangan Layla)
Azwar :
Dari kecil Bintang selalu lebih diistimewakan oleh Nenek, Abak juga Mande. Azwar sudah tidak tahan tinggal di rumah ini. Besok Azwar mau ke Palembang cari kerja di sana (masuk kamar banting pintu)
Layla hanya bisa mengelus dada sambil mengucapkan istighfar. Sore harinya Bintang pulang dengan wajah lesu
Bintang :
Sepertinya Azwar benar Mande, lebih utama Bintang cari kerja dulu untuk membiayai adik-adik
Layla :
Kenapa Nak? Pulang2 kok lemas?
Bintang :
Bintang tidak jadi ke hawai Mande. Mereka minta uang sogokan baru Bintang bisa berangkat ke hawai
Layla :
Sabar yah Nak, masih ada kesempatan lain
Bintang :
Iya Mande (Bintang menyandarkan kepalanya di bahu Layla)
Cut to