Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
01. Int. Gedung Perkantoran di Jakarta Selatan. Sore hari
Pemain : Bintang
Setting : Dalam sebuah kantor di lantai 50 Gedung Perkantoran di Jakarta Selatan
Cerita dibuka oleh suara seruling bansi minang. Tampak seorang lelaki berpakaian kemeja biru muda rapi dan berdasi berdiri melamun di lantai gedung perkantoran yang tinggi sambil memandang ke luar jendela gedung. Cuplikan kenangan demi kenangan masa kecilnya muncul yaitu ketika ia belajar jualan es mambo diantar Mande (ibu)nya ke pasar. Kenangan saat makan di meja dengan rendang daging kesukaannya di temani Mandenya. Juga kenangan saat ia dipeluk Mande sambil berurai airmata bahagia ketika diwisuda
Referensi musik seruling bansi minang di sini https://youtu.be/NkMXgtr8X_8
Cut to flash back ke masa 30 tahun silam.
02.ESTABLISH di sebuah rumah panggung sederhana bertembok batako yang belum di cat dikampung dalam pariaman. Sore hari
Pemain : Layla, Aini
Setting : Dalam sebuah kamar sederhana
Layla terlihat murung duduk di atas kasur dalam kamarnya. Ia terus memelintir tepi baju kurungnya dengan wajah cemberut. Kemudian terdengar suara ibu layla memanggil anak gadis semata wayangnya itu.
Aini :
(OS) Manga lama bana (kenapa lama sekali) di dalam kamar Layla? Capeklah kaluar (cepatlah keluar)
Cut to
03.Int.Ruang Tamu. Sore hari
Pemain : Layla, Aini, bagindo sulaiman
Layla terlihat membuka pintu kamar dan berjalan ke ruang tamu dengan wajah menunduk.
Aini:
Duduk sini Layla. Ini anak ambo (saya) Layla satu-satunya Bagindo.
Bagindo Sulaiman :
Rancak bana Layla (cantik sekali Layla), Ambo sudah jatuh hati sejak pertama kali melihatnya di lapau.
Layla:
(VO) Apa mande berniat menjodohkanku dengn bosnya ini? Jangan harap aku bersedia, usianya kan lebih pantes jadi bapakku. Huh!
Aini :
Oh ya bagindo, ini ada makanan kecil.
Bagindo Sulaiman :
Tidak usah repot-repot Aini
Aini :
Cuma segelas kopi dan kue-kue ringan saja Bagindo (Aini menaruh sebuah gelas dan sepiring bika panggang) di atas meja. Silahkan dicicipi Bagindo. Ini Layla yang memasaknya
Bagindo Sulaiman:
Terima kasih Aini, bika bakarnya lamak bana (enak sekali). Layla bukan hanya cantik tapi pinter memasak juga rupanya (Bagindo mengambil sebuah bika bakar dan memakannya penuh penghayatan)
Layla malah memalingkan wajahnya ke arah jendela
Bagindo Sulaiman :
Oh ya, ambo tidak bisa lama-lama Aini karena harus balik ke lapau. Ini ada sedikit oleh-oleh buat Layla (sambil tersenyum melirik ke arah Layla yang masih memandang tidak suka ke arah jendela)
Layla:
Apakah ini sebuah sogokan bagindo? Ambo tidak tertarik (wajah layla ketus menatap Bagindo Sulaiman)
Aini:
Layla! Tidak boleh bicara begitu! Bagindo Sulaiman hanya ingin menyenangkan hatimu dengan hadiah ini (Suaranya meninggi).
Bagindo Sulaiman:
Sudahlah Aini, jangan terlalu keras pada Layla. Mungkin Layla butuh waktu untuk bisa menerima ambo.
Layla:
(VO) Mande benar, harusnya aku tak boleh bersikap kasar pada bosnya. Bagaimanapun dia tamu di rumah ini. (Layla melirik wajah bagindo sulaiman sebentar kemudian berpaling lagi ke arah jendela)
Bagindo Sulaiman:
Ambo pamit dulu Aini. Assalamualaikum
Aini :
Waalaikum salam
Sementara Layla segera masuk ke dalam kamarnya
Cut to