Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Giyanti
Suka
Favorit
Bagikan
30. ADEGAN 30
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

LOKASI: Keraton Yogyakarta — Ruang Singgasana dan Alun-alun Keraton

WAKTU: Malam hingga fajar

VISUAL:

Keraton Yogyakarta diterangi lampu minyak dan lentera. Suasana gelap tapi penuh antisipasi. Pejabat dan prajurit berkumpul, siap menghadapi pertempuran dan pengkhianatan yang mengancam kestabilan kerajaan.

LOKASI: Ruang Singgasana Sultan — Malam

SULTAN HAMENGKUBUWANA I duduk termenung di singgasana, memegang surat dan dokumen. Raka dan Soma berdiri di depan, keduanya masih membawa bekas luka perjalanan panjang.

SULTAN (dengan suara berat):

"Kita tidak punya waktu lagi. Ki Setra sudah hampir menguasai istana, dan pengkhianat dari dalam semakin merajalela."

RAKA:

"Yang Mulia, rakyat dan pejuang Giyanti siap bertempur. Tapi kami butuh kepastian dan arahan dari Sultan."

SOMA:

"Jangan biarkan perseteruan ini memecah kita lebih jauh. Ini saatnya bersatu dan bertindak."

SULTAN (menghela napas panjang, lalu bangkit dari singgasana):

"Aku akan memanggil semua tokoh dan prajurit yang setia. Kita akan buat keputusan yang akan menentukan masa depan kerajaan."

LOKASI: Alun-alun Keraton — Malam

VISUAL:

Sultan mengumpulkan semua pejabat, prajurit, dan tokoh masyarakat. Suasana tegang. Banyak yang berbisik, ada ketakutan, ada juga harapan. Sultan berdiri di depan, siap memberikan keputusan.

SULTAN (mengangkat tangan agar suasana hening):

"Rakyat dan prajuritku, malam ini kita berdiri di ambang perubahan. Ki Setra mengkhianati kita semua, dan aku tidak akan membiarkan dia merusak kerajaan ini."

VISUAL:

Kerumunan mulai merespon dengan sorak sorai kecil dan tepuk tangan. Tapi masih ada ketegangan di udara.

SULTAN:

"Aku memilih untuk menyerahkan sebagian wilayah kerajaan untuk Giyanti sebagai tanda persatuan dan perdamaian. Aku percaya Sri Dewi Arya dan para pejuang akan menjaga wilayah itu dengan setia."

VISUAL:

Mata semua orang tertuju pada Sri Dewi Arya yang berdiri di sisi alun-alun. Wajahnya tegas dan penuh harapan.

SRI (berkata dengan suara lantang):

"Kami menerima amanah ini dengan penuh tanggung jawab. Kami akan menjaga perdamaian dan keadilan di wilayah Giyanti."

LOKASI: Ruang Singgasana — Beberapa menit kemudian

VISUAL:

Ki Setra dibawa masuk dengan tangan terborgol. Wajahnya penuh kemarahan tapi juga kebingungan.

KI SETRA (berteriak):

"Ini pengkhianatan! Aku tidak akan menyerah begitu saja! Kerajaan ini milikku!"

SULTAN (tegas):

"Tidak, Ki Setra. Kerajaan ini untuk rakyat dan keadilan. Pengkhianatanmu telah membawa kerusakan, dan ini adalah akhir dari ambisimu."

VISUAL:

Prajurit membawa Ki Setra keluar dari Keraton menuju tahanan. Sorotan kamera ke wajahnya yang penuh amarah tapi kalah.

LOKASI: Halaman Keraton — Fajar Menyingsing

VISUAL:

Fajar perlahan muncul di ufuk timur, cahaya lembut menyapu halaman keraton. Sri Dewi Arya, Raka, Soma, dan Sultan berdiri bersama, menyaksikan harapan baru.

NARATOR (VO):

"Di tengah kegelapan pengkhianatan dan peperangan, lahir secercah cahaya baru. Giyanti bukan hanya sebuah wilayah, tapi simbol persatuan dan harapan."

SRI:

"Perjuangan kami belum selesai, tapi malam ini kami mulai membangun masa depan yang damai."

RAKA:

"Dengan dukungan Sultan dan rakyat, kita akan menjaga perdamaian ini. Untuk generasi yang akan datang."

SOMA:

"Ini bukan akhir, tapi awal dari babak baru. Giyanti akan tetap berdiri sebagai simbol keberanian dan persatuan."

SULTAN (tersenyum, penuh harap):

"Mari kita jaga kerajaan ini bersama, dengan keadilan dan kebijaksanaan."

VISUAL PENUTUP:

Matahari terbit sepenuhnya, menyinari keraton, rakyat yang bersatu, dan bendera kerajaan berkibar di angin pagi. Kamera mundur perlahan, menutup cerita dengan harapan dan kedamaian.

NARATOR (VO):

"Giyanti adalah kisah tentang keberanian menghadapi perpecahan, tentang pengorbanan demi masa depan, dan tentang kekuatan persatuan yang mengalahkan segala intrik dan pengkhianatan."

FADE OUT.

[AKHIR CERITA]

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)