Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
LOKASI: Desa Tegalreja dan Hutan Sekitar — Fajar hingga Sore Hari
WAKTU: Beberapa Hari Setelah Serangan Gerilya Pejuang
VISUAL:
Langit fajar mulai merekah kemerahan. Kabut masih menyelimuti hutan. Suara langkah-langkah berat dan derap kuda bergema dari kejauhan. Pasukan VOC dalam jumlah besar bergerak menuju desa.
CUT TO:
LOKASI: Jalan Masuk Desa TegalrejaVan der Meer memimpin sendiri barisan, diikuti meriam, tentara bersenjata lengkap, dan bala bantuan dari benteng terdekat. Wajahnya dingin.
VAN DER MEER (penuh amarah, kepada ajudan):
"Hari ini kita bersihkan desa ini dari pengkhianat. Bakar semuanya. Biarkan mereka tahu siapa yang berkuasa."
AJUDAN:
"Siap, Tuan Komandan."
VISUAL:
Pasukan berhenti di pinggir hutan. Van der Meer mengangkat tangan. Tanda untuk menyerang.
CUT TO:
LOKASI: Desa Tegalreja — Tengah DesaWarga dan pejuang telah bersiap. Barikade bambu, jebakan di bawah tanah, dan senjata tradisional tersebar di sudut-sudut.
RAKA (berbicara lantang):
"Hari ini mereka akan datang dengan api dan besi. Tapi kita punya keberanian dan tanah ini! Jangan biarkan mereka melewati batas ini!"
SRI:
"Kita bukan hanya bertahan. Kita berdiri untuk semua yang ditindas. Untuk anak-anak kita, untuk leluhur kita."
RADEN SURYA (kepada pemanah dan pelempar batu):
"Tunggu aba-aba. Jangan menyerang dulu. Biarkan mereka masuk ke perangkap kita."
VISUAL:
Anak-anak bersembunyi bersama ibu mereka di ruang perlindungan bawah tanah. Para pemuda memegang senjata dengan tangan gemetar tapi mata yang menyala.
CUT TO:
LOKASI: Gerbang Desa — Fajar Makin TerangPasukan VOC masuk perlahan. Mereka waspada tapi tetap meremehkan.
PEJABAT VOC:
"Tak ada tanda-tanda kehidupan. Mereka mungkin sudah lari."
TIBA-TIBA—
BOOM!
Tanah di bawah mereka runtuh. Lubang jebakan terbuka. Pasukan VOC jatuh ke dalamnya, tertusuk bambu runcing.
SUARA TERIAKAN.
Panah menghujani dari atas pohon dan atap rumah. Pejuang desa menyerbu dari semak-semak.
Raka muncul dari balik dinding bambu dengan tombak di tangan.
RAKA (berteriak):
"Sekarang! Serang!"
VISUAL:
Pertarungan sengit meledak di tengah desa. Rakyat dengan senjata seadanya melawan pasukan bersenjata api.
SRI bertarung gagah, mengayunkan pedang pendek, melindungi ibu-ibu yang hendak dievakuasi.
RADEN SURYA memimpin sekelompok pejuang mengepung pasukan VOC dari belakang, memotong jalur mundur mereka.
CUT TO:
LOKASI: Pinggiran DesaVan der Meer mengamati kekacauan dari kuda. Wajahnya berubah dari yakin menjadi geram.
VAN DER MEER:
"Mereka melawan seperti binatang terpojok! Kirim meriam ke tengah desa! Bakar semua!"
VISUAL:
Meriam disiapkan. Peluru api ditembakkan ke atap rumah. Api mulai menjalar.
SRI melihat kobaran api dan berteriak:
"Jangan panik! Padamkan api! Jaga anak-anak!"
VISUAL:
Para wanita dan anak laki-laki tua berusaha memadamkan api dengan air dari sumur. Asap mulai memenuhi langit.
CUT TO:
LOKASI: Tengah PertempuranRaka bertarung satu lawan satu dengan perwira VOC. Mereka bertukar pukulan sengit.
RAKA (menggertakkan gigi):
"Kalian pikir tanah ini bisa kalian beli? Ini darah kami!"
RAKA menusuk lawan dan menarik napas berat, wajahnya penuh debu dan darah.
Tiba-tiba, sebuah meriam ditembakkan ke arahnya—
BOOM!
Raka terpental dan tergeletak. Sri berteriak.
SRI:
"RAKA!"
VISUAL:
Sri berlari ke arah tubuh Raka. Ia masih hidup, tapi luka parah di sisi tubuhnya.
RAKA (dengan suara lemah):
"Jangan berhenti... teruskan perlawanan... Jangan biarkan mereka menang..."
SRI menggenggam tangannya.
SRI (menahan air mata):
"Aku bersumpah. Mereka tak akan lewat. Kau tak akan mati sia-sia."
CUT TO:
LOKASI: Jalur Belakang DesaRaden Surya dan pejuang berhasil mengepung gudang logistik VOC dan membakarnya.
RADEN SURYA:
"Tanpa logistik mereka tak akan bertahan lama. Hancurkan semua!"
VISUAL:
Ledakan kecil, api menjalar. Pasukan VOC kehilangan arah. Banyak yang mundur.
CUT TO:
LOKASI: Tengah DesaSri naik ke atap rumah dan mengibarkan panji merah-putih buatan tangan dari kain-kain rakyat.
SRI (berteriak lantang):
"Tanah ini milik kita! Pergilah kalian penjajah! Ini Giyanti, bukan tanah jajahan!"
Pasukan rakyat berteriak membalas. Pasukan VOC yang tersisa mulai mundur.
CUT TO:
LOKASI: Pinggir Desa — Sore HariVan der Meer menarik pasukan mundur, wajahnya murka tapi tak punya pilihan.
VAN DER MEER:
"Mereka pikir menang hari ini berarti mereka bebas? Aku akan kembali. Aku akan bakar seluruh tanah ini."
VISUAL:
Ia menatap ke arah desa yang penuh asap, tapi panji merah-putih masih berkibar gagah.
CUT TO:
LOKASI: Balai Desa — SenjaWarga berkumpul. Beberapa luka, beberapa menangis, tapi semua bertahan. Sri berdiri di tengah, memegang tangan Raka yang duduk lemah tapi tersenyum.
RAKA (pelan):
"Kau luar biasa, Sri. Kau benar-benar cahaya perlawanan ini."
SRI:
"Kita semua adalah cahaya. Giyanti akan menjadi sejarah, bukan hanya luka."
RADEN SURYA:
"Dan ini baru awal. Mereka akan kembali, dan kita akan lebih siap."
NARATOR (VO):
"Di antara bara api dan darah, semangat bangsa tak bisa dipadamkan. Ini bukan akhir. Ini adalah titik balik."
VISUAL:
Kamera naik ke langit. Panji merah-putih terus berkibar di atas desa yang terbakar, tapi hidup.
FADE OUT.
[AKHIR ADEGAN 15]