Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Giyanti
Suka
Favorit
Bagikan
29. ADEGAN 29
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

LOKASI: Jalan hutan menuju Keraton Yogyakarta — Siang hingga senja

WAKTU: Beberapa jam setelah pagi

VISUAL:

Raka dan Soma berjalan dengan hati-hati menyusuri jalan setapak yang dikelilingi hutan rimbun. Udara panas menyengat, tapi mereka tetap waspada. Di pundak masing-masing tergantung senjata dan dokumen rahasia yang akan disampaikan ke Sultan.

SOMA (berbisik, mata mengamati sekeliling):

"Jangan lengah. Ki Setra pasti mengirim mata-matanya di sepanjang jalan ini."

RAKA (menjawab serius):

"Kita tidak boleh gagal. Kalau sampai dokumen ini jatuh ke tangan Ki Setra, maka seluruh perjuangan kita akan sia-sia."

VISUAL:

Mereka berhenti sejenak di sebuah sungai kecil untuk minum dan menyegarkan diri. Suara air mengalir dan kicau burung menjadi latar tenang sebelum ketegangan berikutnya.

LOKASI: Tengah Hutan — Perjalanan Terhenti Mendadak

VISUAL:

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Raka dan Soma segera bersembunyi di balik semak-semak. Dua sosok berpakaian gelap dan bersenjata lengkap lewat dengan hati-hati, tampak seperti pasukan Ki Setra yang sedang patroli.

SOMA (berbisik tegang):

"Kita harus tunggu sampai mereka lewat. Kalau kita ketahuan, bisa berabe."

RAKA (mengangguk, matanya tetap fokus):

"Ini bukan perjalanan biasa. Ini perang dalam bayang-bayang."

LOKASI: Pinggir Jalan — Setelah Pasukan Lewat

VISUAL:

Setelah dua sosok itu berlalu, Raka dan Soma melanjutkan perjalanan. Mereka semakin waspada, sesekali beristirahat sebentar untuk mengecek dokumen rahasia yang mereka bawa.

SOMA:

"Aku merasa ini bukan hanya perjalanan fisik. Beban di pundak kita lebih berat dari senjata yang kita bawa."

RAKA:

"Benar. Ini soal masa depan Giyanti dan seluruh rakyat yang mempercayakan harapannya pada kita."

LOKASI: Pondok Tua di Pinggir Hutan — Sore Hari

VISUAL:

Mereka beristirahat di sebuah pondok tua, tempat persembunyian yang telah disiapkan sebelumnya oleh para pendukung rahasia. Seorang wanita paruh baya, penunggu pondok, menyambut mereka dengan hati-hati.

WANITA (berbisik):

"Kalian harus cepat. Ki Setra semakin gencar mencari kalian. Aku sudah mendengar desas-desus di pasar."

RAKA:

"Terima kasih. Kami akan segera melanjutkan perjalanan setelah beristirahat sebentar."

VISUAL:

Mereka makan seadanya dan menyiapkan kembali perlengkapan. Suasana mencekam tetap terasa, seolah hutan itu sendiri menyimpan bahaya yang mengintai.

LOKASI: Jalan Setapak Menuju Keraton — Petang Menjelang Senja

VISUAL:

Langit mulai memerah saat matahari perlahan tenggelam. Raka dan Soma berjalan cepat tapi tetap hati-hati. Mereka mendengar suara-suara samar dari kejauhan—suara anjing dan langkah kaki.

SOMA (berbisik):

"Aku rasa kita diikuti."

RAKA (mengintip ke belakang):

"Benar. Ada beberapa pria bersenjata. Kita harus segera cari tempat sembunyi."

VISUAL:

Mereka berlari ke dalam semak tebal, berusaha menghilang dari pandangan. Napas mereka memburu, adrenalin memuncak. Tiba-tiba, sosok-sosok itu muncul lebih dekat, memasuki jalur yang mereka lewati.

LOKASI: Persekapan di Dalam Hutan — Perkelahian

VISUAL:

Raka dan Soma memutuskan menghadapi, bertarung demi bertahan. Mereka menggunakan keris dan tombak, memanfaatkan kegelapan dan hutan untuk keuntungan.

RAKA (teriak di tengah duel):

"Kalian tidak akan menang hari ini! Ini demi Giyanti!"

SOMA (sambil menangkis serangan):

"Kita harus selamatkan dokumen ini. Jangan sampai jatuh ke tangan mereka!"

VISUAL:

Pertarungan sengit. Beberapa pria bersenjata berhasil dilumpuhkan, tapi jumlah mereka lebih banyak. Raka terluka di lengan, Soma mengelak serangan pedang.

LOKASI: Dalam Hutan — Setelah Pertarungan

VISUAL:

Raka dan Soma berhasil meloloskan diri dengan luka ringan. Mereka duduk terengah-engah di bawah pohon, membalut luka dan berusaha menenangkan diri.

RAKA (berbisik pelan):

"Ini semakin berbahaya. Kita harus lebih waspada dan cari bantuan segera setelah sampai di Keraton."

SOMA:

"Tapi kita sudah sangat dekat. Aku bisa merasakan bahwa kita akan bertemu Sultan dan mendapatkan dukungan yang kita butuhkan."

LOKASI: Gerbang Keraton Yogyakarta — Malam

VISUAL:

Mereka tiba di gerbang Keraton yang dijaga ketat. Suasana malam di keraton terasa berbeda, ada kecanggungan dan ketegangan yang sangat terasa.

RAKA (kepada penjaga):

"Kami membawa pesan rahasia dari Sri Dewi Arya untuk Sultan. Kami harus bertemu secepatnya."

PENJAGA (waspada):

"Ini bukan waktu biasa untuk tamu. Apa kalian bisa membuktikan identitas kalian?"

SOMA (mengeluarkan surat rahasia yang ditandatangani Sultan):

"Ini surat dari Sultan sendiri. Kami adalah utusan resmi."

VISUAL:

Penjaga memeriksa surat itu dengan seksama, lalu memberikan izin masuk dengan berat hati. Raka dan Soma masuk ke dalam Keraton, menyusuri lorong-lorong yang megah tapi penuh intrik.

LOKASI: Ruang Singgasana Sultan — Malam

VISUAL:

Sultan menunggu mereka dengan penuh kecemasan. Ia mengamati luka di lengan Raka dan ekspresi lelah Soma, menandakan betapa beratnya perjalanan yang mereka tempuh.

SULTAN (dengan suara lembut tapi tegas):

"Kalian telah mempertaruhkan segalanya untuk membawa pesan ini. Aku berterima kasih dan merasa bertanggung jawab."

RAKA:

"Yang Mulia, kami butuh dukungan penuh dari Keraton untuk menghadapi Ki Setra dan mempertahankan Giyanti."

SOMA:

"Kami juga membawa rencana untuk menggalang dukungan dari desa-desa sekitar. Tapi tanpa bantuan Sultan, semua akan sia-sia."

SULTAN:

"Aku akan melakukan apa yang aku bisa. Tapi kita harus bergerak hati-hati, karena Ki Setra memiliki mata dan telinga di mana-mana."

VISUAL:

Mereka berbicara dengan serius, merencanakan strategi yang lebih matang dan hati-hati. Kamera menyorot wajah penuh harapan sekaligus ketegangan dari ketiganya.

NARATOR (VO):

"Dalam perjalanan berbahaya dan penuh pengkhianatan, keberanian dan kepercayaan menjadi senjata utama. Perjuangan Giyanti memasuki babak baru yang penuh tantangan."

FADE OUT.

[AKHIR ADEGAN 29]

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)