Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
LOKASI: Jalan hutan menuju Keraton Yogyakarta — Siang hingga senja
WAKTU: Beberapa jam setelah pagi
VISUAL:
Raka dan Soma berjalan dengan hati-hati menyusuri jalan setapak yang dikelilingi hutan rimbun. Udara panas menyengat, tapi mereka tetap waspada. Di pundak masing-masing tergantung senjata dan dokumen rahasia yang akan disampaikan ke Sultan.
SOMA (berbisik, mata mengamati sekeliling):
"Jangan lengah. Ki Setra pasti mengirim mata-matanya di sepanjang jalan ini."
RAKA (menjawab serius):
"Kita tidak boleh gagal. Kalau sampai dokumen ini jatuh ke tangan Ki Setra, maka seluruh perjuangan kita akan sia-sia."
VISUAL:
Mereka berhenti sejenak di sebuah sungai kecil untuk minum dan menyegarkan diri. Suara air mengalir dan kicau burung menjadi latar tenang sebelum ketegangan berikutnya.
LOKASI: Tengah Hutan — Perjalanan Terhenti MendadakVISUAL:
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Raka dan Soma segera bersembunyi di balik semak-semak. Dua sosok berpakaian gelap dan bersenjata lengkap lewat dengan hati-hati, tampak seperti pasukan Ki Setra yang sedang patroli.
SOMA (berbisik tegang):
"Kita harus tunggu sampai mereka lewat. Kalau kita ketahuan, bisa berabe."
RAKA (mengangguk, matanya tetap fokus):
"Ini bukan perjalanan biasa. Ini perang dalam bayang-bayang."
LOKASI: Pinggir Jalan — Setelah Pasukan LewatVISUAL:
Setelah dua sosok itu berlalu, Raka dan Soma melanjutkan perjalanan. Mereka semakin waspada, sesekali beristirahat sebentar untuk mengecek dokumen rahasia yang mereka bawa.
SOMA:
"Aku merasa ini bukan hanya perjalanan fisik. Beban di pundak kita lebih berat dari senjata yang kita bawa."
RAKA:
"Benar. Ini soal masa depan Giyanti dan seluruh rakyat yang mempercayakan harapannya pada kita."
LOKASI: Pondok Tua di Pinggir Hutan — Sore HariVISUAL:
Mereka beristirahat di sebuah pondok tua, tempat persembunyian yang telah disiapkan sebelumnya oleh para pendukung rahasia. Seorang wanita paruh baya, penunggu pondok, menyambut mereka dengan hati-hati.
WANITA (berbisik):
"Kalian harus cepat. Ki Setra semakin gencar mencari kalian. Aku sudah mendengar desas-desus di pasar."
RAKA:
"Terima kasih. Kami akan segera melanjutkan perjalanan setelah beristirahat sebentar."
VISUAL:
Mereka makan seadanya dan menyiapkan kembali perlengkapan. Suasana mencekam tetap terasa, seolah hutan itu sendiri menyimpan bahaya yang mengintai.
LOKASI: Jalan Setapak Menuju Keraton — Petang Menjelang SenjaVISUAL:
Langit mulai memerah saat matahari perlahan tenggelam. Raka dan Soma berjalan cepat tapi tetap hati-hati. Mereka mendengar suara-suara samar dari kejauhan—suara anjing dan langkah kaki.
SOMA (berbisik):
"Aku rasa kita diikuti."
RAKA (mengintip ke belakang):
"Benar. Ada beberapa pria bersenjata. Kita harus segera cari tempat sembunyi."
VISUAL:
Mereka berlari ke dalam semak tebal, berusaha menghilang dari pandangan. Napas mereka memburu, adrenalin memuncak. Tiba-tiba, sosok-sosok itu muncul lebih dekat, memasuki jalur yang mereka lewati.
LOKASI: Persekapan di Dalam Hutan — PerkelahianVISUAL:
Raka dan Soma memutuskan menghadapi, bertarung demi bertahan. Mereka menggunakan keris dan tombak, memanfaatkan kegelapan dan hutan untuk keuntungan.
RAKA (teriak di tengah duel):
"Kalian tidak akan menang hari ini! Ini demi Giyanti!"
SOMA (sambil menangkis serangan):
"Kita harus selamatkan dokumen ini. Jangan sampai jatuh ke tangan mereka!"
VISUAL:
Pertarungan sengit. Beberapa pria bersenjata berhasil dilumpuhkan, tapi jumlah mereka lebih banyak. Raka terluka di lengan, Soma mengelak serangan pedang.
LOKASI: Dalam Hutan — Setelah PertarunganVISUAL:
Raka dan Soma berhasil meloloskan diri dengan luka ringan. Mereka duduk terengah-engah di bawah pohon, membalut luka dan berusaha menenangkan diri.
RAKA (berbisik pelan):
"Ini semakin berbahaya. Kita harus lebih waspada dan cari bantuan segera setelah sampai di Keraton."
SOMA:
"Tapi kita sudah sangat dekat. Aku bisa merasakan bahwa kita akan bertemu Sultan dan mendapatkan dukungan yang kita butuhkan."
LOKASI: Gerbang Keraton Yogyakarta — MalamVISUAL:
Mereka tiba di gerbang Keraton yang dijaga ketat. Suasana malam di keraton terasa berbeda, ada kecanggungan dan ketegangan yang sangat terasa.
RAKA (kepada penjaga):
"Kami membawa pesan rahasia dari Sri Dewi Arya untuk Sultan. Kami harus bertemu secepatnya."
PENJAGA (waspada):
"Ini bukan waktu biasa untuk tamu. Apa kalian bisa membuktikan identitas kalian?"
SOMA (mengeluarkan surat rahasia yang ditandatangani Sultan):
"Ini surat dari Sultan sendiri. Kami adalah utusan resmi."
VISUAL:
Penjaga memeriksa surat itu dengan seksama, lalu memberikan izin masuk dengan berat hati. Raka dan Soma masuk ke dalam Keraton, menyusuri lorong-lorong yang megah tapi penuh intrik.
LOKASI: Ruang Singgasana Sultan — MalamVISUAL:
Sultan menunggu mereka dengan penuh kecemasan. Ia mengamati luka di lengan Raka dan ekspresi lelah Soma, menandakan betapa beratnya perjalanan yang mereka tempuh.
SULTAN (dengan suara lembut tapi tegas):
"Kalian telah mempertaruhkan segalanya untuk membawa pesan ini. Aku berterima kasih dan merasa bertanggung jawab."
RAKA:
"Yang Mulia, kami butuh dukungan penuh dari Keraton untuk menghadapi Ki Setra dan mempertahankan Giyanti."
SOMA:
"Kami juga membawa rencana untuk menggalang dukungan dari desa-desa sekitar. Tapi tanpa bantuan Sultan, semua akan sia-sia."
SULTAN:
"Aku akan melakukan apa yang aku bisa. Tapi kita harus bergerak hati-hati, karena Ki Setra memiliki mata dan telinga di mana-mana."
VISUAL:
Mereka berbicara dengan serius, merencanakan strategi yang lebih matang dan hati-hati. Kamera menyorot wajah penuh harapan sekaligus ketegangan dari ketiganya.
NARATOR (VO):
"Dalam perjalanan berbahaya dan penuh pengkhianatan, keberanian dan kepercayaan menjadi senjata utama. Perjuangan Giyanti memasuki babak baru yang penuh tantangan."
FADE OUT.
[AKHIR ADEGAN 29]