"Giyanti" adalah drama sejarah berlatar Jawa abad ke-18, saat Perjanjian Giyanti akan membelah Kerajaan Mataram. Seorang penerjemah muda, Raka, diutus mengantarkan naskah penting dari Kasunanan ke pihak Belanda. Namun dalam perjalanan, ia mengetahui bahwa kalimat dalam naskah itu akan memecah belah kerajaan selamanya. Terpecah antara tugas, kebenaran, dan darahnya sendiri, Raka menyadari bahwa masa depannya—dan nasib Jawa—ada di ujung pena. Plot twist: Raka ternyata keturunan haram dari raja yang dirancang untuk menggagalkan atau mengubah isi sejarah dari dalam.

Ketika seorang penerjemah muda dikirim untuk menyerahkan draf Perjanjian Giyanti kepada VOC, ia dihadapkan pada dilema: menjalankan tugasnya sebagai penerjemah atau mengubah satu kalimat yang dapat menyatukan kembali kerajaan Jawa—dengan konsekuensi pribadi yang besar.

Pada tahun 1755, di tengah kekacauan politik setelah pemberontakan Mangkubumi, Kerajaan Mataram akan dibelah dua melalui Perjanjian Giyanti. Raka, seorang penerjemah muda yang hidup sederhana di dalam istana, ditugaskan mengantar dan menerjemahkan naskah perjanjian antara pihak raja dan VOC. Dalam perjalanan, ia mengetahui bahwa satu kalimat dalam naskah akan mempermanenkan perpecahan kerajaan. Dihadapkan pada dilema moral dan dibayang-bayangi mimpi aneh serta petunjuk dari masa kecilnya, Raka menemukan bahwa ia adalah anak dari hubungan rahasia seorang raja dengan dayang istana.

Saat pihak-pihak berkepentingan mulai menyadari potensi ancaman dari keputusan Raka, ia diburu, diancam, bahkan dirayu untuk memihak. Raka akhirnya harus memutuskan: menjaga stabilitas dengan mengkhianati hati nuraninya, atau mengambil risiko besar dengan mengubah takdir sejarah — dan membayar harga yang mahal.