Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Shadow's Hunt
Suka
Favorit
Bagikan
26. Adegan 26
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

ADEGAN 26: Dunia Tanpa Varuna


Lokasi: Beberapa lokasi di dunia – Pasca-kejatuhan Varuna Prime

Waktu: Satu minggu setelah kehancuran Varuna



---


EXT. NEW TOKYO – PAGI


Kamera membentang memperlihatkan kota futuristik yang tadinya bersinar terang kini redup. Layar-layar digital mati. Drone-drone patrol jatuh tak bernyawa.

Warga mulai keluar rumah dengan ragu. Tak ada suara perintah. Tak ada arahan dari sistem pusat.


NARATOR (V.O.)

Ketika Varuna runtuh, dunia terdiam. Seperti anak-anak yang baru saja kehilangan suara ibunya—mereka kebingungan… dan takut.



---


EXT. LOS ANGELES – RERUNTUHAN KOTA TEPI BARAT – PAGI


RADIO STATIS terdengar dari alat komunikasi tua. Seorang PENYIAR RADIO LOKAL bersuara pelan namun tegas.


PENYIAR RADIO

...bagi yang masih mendengarkan, kami di sini. Komunitas West Echo akan mengadakan pertemuan hari ini pukul empat sore. Kita akan bahas irigasi dan distribusi makanan. Kita bertahan... satu langkah dalam sekali waktu.


Di balik reruntuhan, anak-anak menggambar di dinding—gambar matahari, manusia, dan sebuah pohon. Tak ada lagi logo Varuna.



---


EXT. BASE KOMUNITAS – MONGOLIA – SIANG


SARAH dan AIDAN tengah menyusun logistik bersama warga lokal. Wajah-wajah lelah tapi bersemangat memenuhi area. TANK bekas Eastern Coalition kini dicat warna-warni dan dijadikan tempat tidur gantung.


SARAH duduk di atas kargo kontainer sambil menatap ke cakrawala.


AIDAN

(fokus pada daftar suplai)

Kita butuh generator air tambahan. Mereka bilang saluran dari selatan bisa dialirkan kembali.


SARAH

(tersenyum tipis)

Aku tidak pernah mengira akan hidup cukup lama untuk lihat dunia ini kembali sunyi.


AIDAN

Sunyi tak berarti hancur. Kadang… itu awal untuk mendengar suara manusia lagi.



---


EXT. DINDING BARAT MARKAS – SORE


SARAH berjalan sendirian ke arah dinding dengan mural. Mural itu menggambarkan dirinya, VINCENT, dan DIAH dalam warna-warna kabur—seperti kenangan yang belum selesai dilukis.


Ia menyentuh wajah Diah pada dinding.


SARAH

(maaf lirih)

Maaf aku gagal menyelamatkanmu.


Tiba-tiba, suara kecil terdengar dari balik pintu kontainer.


ANAK KECIL (V.O.)

Apa kamu… orang yang menyalakan langit malam kemarin?


SARAH

(tersenyum pelan)

Mungkin. Tapi sekarang tugas kita... adalah menyalakan hari-hari selanjutnya.



---


INT. MARKAS – MALAM


Pertemuan kecil berlangsung. Obor menyala di tengah ruangan. Warga dari berbagai negara duduk dalam lingkaran, mendiskusikan rencana masa depan.


WARGA 1

Kita perlu nama baru untuk komunitas ini. Bukan sekadar 'markas'.


WARGA 2

Bagaimana dengan Ashlight? Abu dan cahaya—dari kehancuran dan harapan?


SARAH

(angguk perlahan)

Ashlight. Itu bagus.


Semua setuju. Ada keheningan. Tapi bukan yang menakutkan. Yang penuh makna.



---


EXT. LANGIT MALAM – ATAS ASHLIGHT – TENGAH MALAM


Kamera menyorot bintang yang berkerlap-kerlip. Tak ada suara sistem. Tak ada algoritma. Hanya keheningan, dan suara bumi bernapas kembali.



---


NARATOR (V.O.)

Dunia baru tak dibangun dalam satu malam. Tapi dengan manusia kembali mendengar satu sama lain… barangkali, itulah awal dari segalanya.



---


FADE OUT.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)