Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ADEGAN 7: Pertarungan Terakhir
Lokasi: Jalan Raya Kota yang Rusak, Subuh
---
EXT. JALAN RAYA KOTA – SUBUH
Suasana kota yang hancur. Gedung-gedung runtuh, jalanan penuh dengan reruntuhan, dan suara sirene yang terus meraung di udara. Aidan dan Sarah berlari di sepanjang jalanan yang gelap, dikelilingi oleh kekacauan yang diciptakan oleh Obsidian. Mereka tahu, mereka tidak akan bisa bertahan lama.
AIDAN
(berlari, napas terengah-engah)
Kita harus mencapai tempat ini sebelum mereka mengejar kita lebih jauh. Itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan mereka!
SARAH
(mengikuti Aidan)
Tapi, Aidan, mereka pasti sudah tahu kita akan menuju ke sana. Kita harus siap melawan, atau mereka akan menghancurkan kita duluan.
Mereka berdua berlari melewati gang-gang sempit dan jalanan yang hancur. Mereka sudah berada di ujung kota, tempat yang sebelumnya mereka anggap aman, namun sekarang dipenuhi oleh pasukan Obsidian yang bersiap menyerang. Terlihat beberapa kendaraan militer dan pasukan bersenjata lengkap sedang berpatroli di area tersebut.
Aidan menggenggam senjata lebih erat, wajahnya penuh dengan tekad. Sarah, di sisi lain, memeriksa peta di tangan, memastikan jalur mereka benar. Mereka tidak bisa mundur lagi.
AIDAN
(berhenti sejenak, memandang Sarah)
Kita harus bisa menembus perbatasan kota itu. Jika kita tidak sampai ke markas utama mereka, Obsidian akan terus mengejar dan menghancurkan segala yang ada.
SARAH
(menatap Aidan dengan serius)
Aku tahu, tapi kita harus waspada. Mereka mungkin sudah mempersiapkan jebakan.
Tiba-tiba, dari kejauhan, suara ledakan terdengar, disusul dengan dentuman keras yang mengguncang jalanan di sekitar mereka. Sejumlah kendaraan militer Obsidian meluncur ke arah mereka, membawa senjata berat dan pasukan yang siap bertempur.
AIDAN
(menatap Sarah, ekspresi wajah serius)
Lari ke kanan! Sekarang!
Mereka berdua berbelok cepat, berlari menuju lorong gelap di sisi jalan. Namun, pasukan Obsidian sudah mengejar, suara langkah kaki mereka semakin dekat.
SARAH
(berteriak)
Aidan, mereka sudah dekat!
AIDAN
(dengan tatapan penuh tekad)
Aku akan menahan mereka. Kau pergi! Cepat!
Sarah ragu sejenak, namun akhirnya ia berlari lebih cepat, meninggalkan Aidan yang sudah bersiap menghadapi serangan musuh.
Aidan bersembunyi di balik puing-puing bangunan, menunggu pasukan Obsidian datang lebih dekat. Begitu mereka lewat, ia melompat keluar dan menembakkan senjatanya. Beberapa prajurit Obsidian terjatuh, namun yang lainnya terus maju, tak terhentikan.
PEMIMPIN PENJAGA
(dari kejauhan, sambil tertawa)
Kalian pikir kalian bisa melawan kami? Obsidian tidak akan hancur oleh sekelompok pemberontak sepertimu!
Aidan berdiri tegak, menatap pemimpin penjaga yang sudah berada di dekatnya. Mereka saling bertatapan dalam diam yang tegang.
AIDAN
(dengan suara tenang namun penuh ketegasan)
Kami akan menghentikan kalian, meskipun harus mengorbankan nyawa kami.
Aidan melompat, bergerak cepat dan memukul jatuh beberapa penjaga, menggunakan segala teknik yang dia pelajari selama bertahun-tahun. Dia tidak peduli lagi akan kemungkinan, karena dia tahu, ini adalah pertarungan terakhir.
PEMIMPIN PENJAGA
(berteriak)
Serang mereka habis-habisan! Jangan beri mereka kesempatan!
Pasukan Obsidian menyerang dengan brutal, namun Aidan berhasil bertahan, melawan mereka satu per satu. Namun, saat itulah Sarah kembali, berlari dengan cepat membawa senjata yang lebih besar.
SARAH
(berteriak sambil menembakkan peluru)
Aidan! Waktunya habis! Kita harus pergi sekarang!
AIDAN
(melihat Sarah dengan tajam)
Tidak! Kita sudah hampir sampai! Ini pertarungan terakhir. Kita bisa menghancurkan mereka!
Namun, meskipun mereka berdua bertarung dengan gigih, pasukan Obsidian terus berdatangan. Aidan dan Sarah menyadari bahwa kekuatan mereka terbatas, dan jika mereka tidak menghentikan Obsidian dari pusat kendali, semua yang mereka perjuangkan akan sia-sia.
SARAH
(terengah-engah, mulai melihat ke arah pusat kendali yang terlihat jauh)
Aidan, aku tahu apa yang harus kita lakukan!
AIDAN
(terlihat kelelahan, namun semangatnya tidak padam)
Apa itu?
SARAH
Kita harus menyerang markas utama mereka. Jika kita hancurkan pusat kendali mereka, Obsidian akan runtuh.
Aidan menatap Sarah dalam diam, seolah berpikir, dan kemudian mengangguk dengan tegas. Mereka tidak punya pilihan lain. Mereka hanya memiliki satu kesempatan terakhir.
AIDAN
(berbicara dengan suara keras)
Mari kita selesaikan ini. Kita akan hancurkan mereka bersama.
Mereka berlari bersama menuju markas Obsidian yang terletak di tengah kota yang hancur, menghadapi segala ancaman yang datang. Mereka tahu bahwa pertarungan ini akan menguji segala yang mereka miliki.
CUT TO BLACK