Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Shadow's Hunt
Suka
Favorit
Bagikan
1. Adegan 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

ADEGAN 1: Kembalinya ke Dunia Lama

Lokasi: Apartemen Aidan, malam hari

---

INT. APARTEMEN AIDAN – MALAM


Aidan duduk di meja kerjanya yang sederhana. Lampu meja menyinari wajahnya yang keras, namun terlihat lelah. Di atas meja, tergeletak foto keluarga: istrinya, Emma, dan kedua anaknya, Caleb dan Lily, tersenyum ceria. Wajah Aidan memudar, seolah berada di tempat yang jauh, terjebak dalam kenangan yang menyakitkan.


Ponsel di meja bergetar, memecah keheningan. Aidan menatapnya beberapa detik, ragu. Akhirnya, dia mengangkatnya.


AIDAN

(penuh harapan)

Sarah...


SARAH

(dari telepon, tegang)

Aidan, kita butuh kamu.


AIDAN

(serius)

Apa yang terjadi?


SARAH

(terengah-engah, cemas)

Obsidian... mereka menculik keluargamu.


Aidan terdiam. Kata-kata itu seperti petir yang menyambar. Pandangannya kosong, hampir tidak bisa memercayai apa yang baru saja didengarnya.


AIDAN

(berbisik)

Apa...?


SARAH

Aidan, mereka ada di sini. Mereka tahu siapa kamu. Mereka... Mereka akan menghabisi mereka jika kita tidak bergerak cepat.


Aidan bangkit, berjalan mundur ke jendela apartemennya yang terlihat gelap, hanya diterangi oleh lampu kota di luar. Ia menatap ke luar, berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan Sarah. Di bawah permukaan ketegangan, rasa takut dan marah mulai membara.


AIDAN

(dengan suara berat)

Aku pensiun, Sarah. Aku sudah meninggalkan semua itu...


SARAH

(terputus, khawatir)

Aku tahu, tapi kita tidak punya pilihan. Mereka tahu terlalu banyak. Mereka akan datang ke sana, Aidan. Kamu tahu mereka tidak akan berhenti sampai mereka dapatkan apa yang mereka inginkan.


Aidan menutup mata, mencoba menenangkan diri. Sekejap, terlihat keraguan di wajahnya. Namun, rasa cinta dan tanggung jawab terhadap keluarganya yang mengalahkan semuanya.


AIDAN

(menunduk)

Aku tidak bisa... Aku tidak bisa membiarkan mereka menghancurkan hidupku.


SARAH

(menekan, penuh emosi)

Aidan, kamu adalah satu-satunya yang bisa melawan mereka. Kamu satu-satunya yang tahu bagaimana mereka bekerja. Kamu bisa menyelamatkan mereka.


Aidan menatap foto keluarganya sekali lagi, kali ini lebih tajam. Suara di telepon masih terdengar, tapi seolah semuanya melambat. Ia menekan ponsel ke telinga.


AIDAN

(keteguhan dalam suaranya)

Aku akan datang. Siapkan dirimu. Kita akan hentikan mereka.



---


Aidan menutup telepon. Ia berjalan ke lemari besar di sudut kamar, membuka pintu, dan mengeluarkan tas hitam kecil yang sudah lama ia sembunyikan. Di dalamnya, ada senjata, peta, dan beberapa alat yang dulu digunakan dalam misinya. Ia mulai mempersiapkan diri, dengan setiap gerakan yang penuh ketegangan.


AIDAN

(berbicara pada dirinya sendiri)

Tidak ada jalan mundur.


Ponsel di meja bergetar lagi. Aidan menoleh. Kali ini, sebuah pesan muncul di layar: “Mereka tahu. Waktumu habis.”


Aidan menatap pesan itu, ekspresinya berubah menjadi lebih keras, lebih bertekad. Ia meraih tasnya dan melangkah keluar dari apartemen.


EXT. APARTEMEN – MALAM


Aidan berjalan cepat menuju mobilnya, membuka pintu dengan tegas. Ia meluncur pergi, menyusuri jalanan kota yang hampir kosong. Layar kamera menyorot mobilnya yang melaju kencang, seiring dengan suara mesin yang mendengung keras di malam yang sunyi.


Tiba-tiba, ponselnya berdering lagi. Aidan tidak melihatnya, tetap fokus mengemudi. Lalu, terdengar suara berbisik di dalam mobilnya, menggema di antara deru mesin:


SARAH (V.O.)

(menyeringai, dalam)

Jangan pikir kamu bisa melarikan diri begitu saja, Aidan...


Aidan menegang, suara itu semakin terasa dekat, seolah mengikutinya. Kamera menyorot ekspresi Aidan yang mencekam—sebuah peringatan bahwa dia akan segera memasuki perang yang tidak pernah dia pilih.



---


CUT TO BLACK


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)