Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KEMBANG BATAVIA
Suka
Favorit
Bagikan
29. #29 Pesta Lampion

FADE IN:

141. EXT. LUAR KAMAR BYOMA (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba, Dirk, Moses, Hendriks

Jacoba berdiri di depan jendala kamar Byomå. Dia memanggil Byomå dengan suara yang lirih dan berulang.

JACOBA

Nicolaas … bangun.

Jacoba masih mengenakan noteldoek; gaun tidur katun tipis panjang putih polos dengan sekeliling leher dan tangan berenda yang biasa untuk piyama.

JACOBA

(Mengencang)

Nicolaas. Malam ini saya hendak melihat pawai tahun baru Cina … kamu ikut tidak?

Bunyi gerendel jendela dibuka dari dalam. Muka Moses Spanjer van Semarang muncul di sana. Sinar bulan pertengahan bulat besar, memberi penerangan yang jelas. Di luar panti suasana justru terang, hampir terasa seperti petang hari. 

SOUND EFFECT: BUNYI JENDELA DIBUKA

MOSES

(Berbisik)

Jacoba… apakah saya boleh ikut?

JACOBA

(Bersidekap)

Mana Nicolaas?

Bayangan Byomå muncul di belakang Moses. Makin lama makin jelas. Dia tidak sendirian. Ada Dirk Plaay van Batavia dan Hendriksz van Mauritius. Mereka pun telah berpiyama; stelan celana dan baju atasan dari katun tipis.

JACOBA

(Memutar mata)

Kalian semua mau ikut?

Dirk dan Hendriksz mengangguk penuh harap.

JACOBA

Nicolaas mereka masih mengganggumu?

Byomå menggeleng.

MOSES

(Menyerobot)

Kami menjaga dia dari anak-anak yang lain.

JACOBA

Benar begitu, Nicolaas?

BYOMȦ

Iya, Jacoba.

Jacoba berpikir sebentar.

JACOBA

Baiklah. Kalian boleh ikut.

Sontak Moses, Dirk, dan Hendriksz kegirangan. 

JACOBA

(Jari di mulut)

Jangan berisik. Nyonya Witgens belum tidur.

Tiga anak itu menutup mulut mereka dengan dua tangan.

JACOBA

Sekarang kalian ke luar pelan-pelan.

Moses bersiap untuk melompati jendela.

JACOBA

(Membentak dengan bisikan)

Nocolaas dulu.

MOSES

(Bersungut-sungut)

Nicolaas, kamu dulu.

Byomå lalu mengunakan dua tangan menahan badan di kusen jendela, sampai kakinya menggantung. Baru kakinya menyusul satu persatu. Moses dan kedua kawannya menyusul. 

JACOBA

Tutup rapat-rapat.

Moses mengangguk lalu mendorong daun jendela sampai tertutup rapat. Mereka berlima lalu mengendap-ngendap melewati kebun panti, menuju jalan raya. Begitu sampai di jalan, Jacoba mengajak pengikutnya untuk berlari.

CUT TO:

142. EXT. JALAN JONKER (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba, Dirk, Moses, Hendriks, Warga Kota

Lima anak panti itu terus berlari dengan penuh kegembiraan dan rasa was-was yang bercampur-baur. Mereka berlari menyusuri Jalan Jonker.

JACOBA

(Tertawa-tawa)

Ayo, cepat-cepat! Lari!

SOUND EFFECT: SUARA PETASAN

MOSES

Kalian dengar itu? Suara petasan.

DIRK

(Menujuk ke langit kejauhan)

Lihat! Kembang api!.

Mereka tiba di kerumunan ribuan orang di sepanjang jalan sebelah Parit Buaya. Lautan manusia yang bergembira. Langit malam pecah oleh cahaya kembang api yang sambung-menyambung. Petasan seperti rentetan senapan menyala di rumah-rumah orang Tionghoa yang pintu-pintunya dibiarkan terbuka. 

CUT TO:

EXT. PINGGIR JALAN PARIT BUAYA (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba, Dirk, Moses, Hendriks, Warga Kota

Jacoba menggandeng Byomå ke pinggir jalan. Mendekati pohon-pohon perindang jalan

JACOBA

Kamu bisa panjat pohon?

BYOMȦ

Bisa.

JACOBA

(Langsung memanjat pohon)

Ayo.

Byomå menyusul Jacoba. Sementara Moses dan dua temannya mencari pohon yang lain.

CUT TO:

143. EXT. DI ATAS POHON PINGGIR JALAN PARIT BUAYA (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba, Dirk, Moses, Hendriks, Warga Kota

Sampai di atas dahan tinggi, Byomå duduk sambil memeluk pokok pohon. Dari ketinggian itu, keramaian di bawahnya tampak jelas tanpa penghalang. Ribuan orang membawa obor-obor yang membuat malam semakin terang-benderang.

Byomå melongo. Orang-orang Tionghoa berbusana meriah, membawa lampu kertas indah berjalan dalam pawai yang semarak. Para penonton, warga Batavia yang sangat beragam warna kulitnya, berjejal di pinggir jalan sambil berteriak-teriak.

Di Parit Harimau, berlayar perahu-perahu dengan lampu kertas bulat merah bertuliskan aksara Tiongkok. Para penari bergerak gemulai dan menakjubkan. Gaun-gaun panjang mereka berkibaran, sempurna tertimpa cahaya bulan purnama. Lalu bunyi-bunyi yang asing sama sekali masuk ke telinga Byomå. Bunyi logam dibentur-benturkan tapi tidak terdengar seperti gamelan.

BYOMȦ

(Atusias sekaligus takut)

Apa itu?

Byomå melihat lbarongsai. DI matanya seperti tiga makhluk besar aneh bergerak-gerak liar seperti tarian disambut tepuk tangan dan teriakan orang-orang. 

JACOBA

Orang-orang Cina menyebutnya Barongsai. Itu manusia, Nicolaas. Mereka mengenakan pakaian pawai.

BYOMȦ

Oooh mereka manusia.  

Di belakang barongsai-barongsai itu lalu muncul liong; kepala besar, dan ekor sangat panjang. Meliuk-liuk di atas kepala orang-orang. Kepalanya sungguh hidup mengerikan. Gerakannya sangat lincah dan mengesankan.

JACOBA

(Teriak)

Itu liong, Nicolaas. Naga.

BYOMȦ

Manusia juga?

JACOBA

Tentu saja. Mereka penari yang sangat piawai.

Bebunyian semakin meriah. Byomå mendengar Moses dan dua karibnya berteriak-teriak dari pohon sebelah. 

JACOBA

(Kegirangan)

Pawai lampion, Nicolaas! Lihat!

Serombongan orang yang memanggul beraneka lampu kertas raksasa, berbagai warna, dengan bentuk-bentuk menakjubkan. Ada yang berbentuk ikan, kuda, kereta, kapal besar, harimau, bunga, banyak lagi. 

Mata Byomå seolah tak berkedip. Mulutnya terbuka. Byomå hampir menangis saking gembiranya. Pawai lampion itu juga diikuti orang-orang kaya Batavia yang menaiki kereta dan kuda-kuda. Budak-budak yang beruntung dibiarkan oleh para majikan untuk turun ke jalan-jalan, menyaksikan. Tuan dan Nyonya Belanda atau orang-orang Portugis Hitam juga tumpah ruah penuh kegembiraan.  

Pandangan Byomå tersita oleh sepasang ayah dan anak Tionghoa yang berkuda di samping lampion berbentuk bunga mekar. Anak perempuan yang duduk di depan ayahnya menunjuk-nunjuk lampion dengan sangat ceria. Sedangkan sang ayah berbicara di dekat telinganya.

Dia pandangi lagi pasangan ayah anak itu dengan tatapan sendu. Lalu, dahinya mulai mengerut. Matanya melebar kemudian.

BYOMȦ

(Bergumam)

Itu Baba Nioto? Berarti anak perempuan itu, Mlêtik? 

Byomå masih ragu, sampai kemudian dia sangat yakin dengan apa yang dia pikirkan.

BYOMA

(Berteriak)

Mlêtik! Mletiiiik! Ini Kang Byomå ! Aku di sini!

JACOBA

(Keheranan)

Kamu melihat seseorang, Nicolaas?

JACOBA

Itu adik saya, Jacoba! Itu Mlêtik!

JACOBA

Mana?

BYOMȦ

(Menunjuk-nunjuk)

Itu… yang naik kuda. Itu Baba Nioto dan Mlêtik.

Jacoba mencari-cari, tetapi tetap tak yakin menemukan sosok sama yang dimaksud Byomå.

BYOMȦ

Saya harus turun.

Tanpa menunggu persetujuan Jacoba, Byomå buru-buru meniti pokok pohon dan turun cepat-cepat.

JACOBA

Nicolaas! Tunggu! Kamu bisa hilang. Orang-orang terlalu banyak!

Kali ini Byomå tidak mau mendengarkan Jacoba. Dia melompat ke tanah lalu lari mengikuti keyakinannya, memburu kuda Tabib Nioto dan Mlêtik. Jacoba cepat-cepat menyusul Byomå, turun dari pohon lalu berlari ke arah yang sama.

MOSES

(Berteriak dari atas pohon)

Jacoba! Kamu mau ke mana!

CUT TO:

144. EXT. PINGGIR JALAN PARIT BUAYA (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba , Warga Kota

Jacoba sudah tidak mendengar teriakan Moses. Dia hanya memikirkan Byomå. Sedangkan Byomå yakin telah menuju arah yang benar, berusaha menyelinap di antara impitan ribuan orang. Badan Byomå yang kecil tergencet orang-orang yang bertinggi menjulang. Dia tidak bisa melihat ke mana-mana. Dia berjinjit, tapi itu sama sekali tidak membantu. Dia tetap tidak bisa melihat apa-apa. Di sekelilingnya hanya punggung manusia. Byomå mulai kebingungan dan panik dalam waktu yang sama.  

BYOMȦ

Mlêtik! Tunggu!

Sementara itu, Jacoba terus berusaha menyibak kerumunan orang-orang. Beberapa kali orang memaki tapi dia tidak peduli. 

JACOBA

Nicolaas! Kamu di mana!

Byomå panik ketika orang-orang juga mulai bergerak. Mungkin mereka mengikuti pergerakan pawai itu. Semua orang, di kanan kiri, depan belakang, saling dorong, saling desak, berusaha beranjak. Byomå terjebak di antara orang-orang itu dan semakin terimpit. Keringat bercucuran, napasnya semakin sesak, kakinya pun terinjak-injak. Byomå hampir saja terpelanting ketika dari belakang, gelombang orang-orang mendorongnya ke depan. 

BYOMA

Nicolaas! 

Jacoba mucul di samping Byomå dan segera meringkus lengannya. 

JACOBA

Kamu tidak apa-apa?

Byomå mengangguk gugup. 

JACOBA

Jalan di belakangku. Ayo. Jangan sampai terpisah.

Byomå menurut. Dia berjalan menempel di belakang Jacoba. Mereka mengikuti arah gelombang manusia tapi sedikit demi sedikit bergerak ke pinggir. Perlahan-lahan mereka bisa ke luar dari kerumunan. Jacoba lalu menggandeng Byomå ke sisi jalan, di pinggir kanal. Byomå langsung lega ketika dia bisa bernapas bebas.

CUT TO:

145. EXT. PINGGIR KANAL PARIT BUAYA (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba, Dirk, Warga Kota

Jacoba mengajak Byomå duduk. Keramaian masih berlangsung di jalan dan di atas perahu-perahu yang berlayar di sepanjang kanal. Byomå duduk dengan dua kaki menekuk ke depan. Dia berairmata tanpa suara. Jacoba menepuk-nepuk punggungnya.

JACOBA

Kamu yakin itu adikmu?

Byomå mengangguk-angguk. 

JACOBA

Dia terlihat gembira?

BYOMȦ

Iya.

JACOBA

Kalau begitu kenapa kamu bersedih?

BYOMȦ

Saya ingin bertemu Mlêtik.

JACOBA

Adikmu tidak akan ke mana-mana. Kalau dia terlihat gembira, berarti dia bersama orang baik. Kamu punya banyak kesempatan untuk menemukannya.

BYOMA

Baba Nioto tinggal di kota.

JACOBA

Baba siapa?

BYOMȦ

Baba Nioto. Tabib Cina itu.

JACOBA

Oh…tabib yang tinggal di Sungai Udang?

Byomå mengangguk.

BYOMȦ

Dia pindah ke kota? Bagaimana kamu tahu?

BYOMȦ

Tuan Gesù mengatakan kepada saya.

JACOBA

Siapa Tuan Gesù?

BYOMȦ

Teman saya.

JACOBA

Kapan dia mengatakan itu?

BYOMȦ

Di pesta kebun.

JACOBA

Di Ommelanden?

Byomå mengangguk lagi.

JACOBA

Tunggu … tunggu. Maksudmu lelaki Eropa yang berbicara denganmu di bawah pahon, sewaktu saya mencari-cari kamu untuk naik bendi?

BYOMȦ

Iya.

JACOBA

Kamu tidak bercerita apa-apa waktu itu.

BYOMȦ

Tuan Gesù melarang saya bercerita.

JACOBA

Kenapa?

BYOMȦ

Kata Tuan Gesù, kalau orang tahu saya kenal Tuan Gesù, saya akan mendapat kesulitan.

JACOBA

Mengapa begitu?

BYOMȦ

Tuan Gesù mau mengeluarkan saya dari panti.

JACOBA

(Mengerutkan dahi)

Kamu yakin dia orang baik?

BYOMȦ

Tuan Gesù membolehkan saya cerita ke kamu.

JACOBA

(Mata berputar, mulai tak sabar)

Kenapa?

BYOMȦ

Karena kamu satu-satunya teman saya di panti.

JACOBA

(Menepuk-nepuk punggung Byomå)

Alasan yang bagus.

Setelah mengatakan itu, Jacoba lalu bangun. 

JACOBA

Sudah larut. Waktunya kembali ke panti.

Byomå ikut bangun. Dia masih menunduk.

JACOBA

Jangan khawatir, Nicolaas. Kamu pasti akan berkumpul dengan adik dan kakak perempuanmu.

CUT TO:

146. EXT. JALAN JONKER (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba, Warga Kota

Dua sahabat itu lalu berjalan gontai menuju pulang. Sepanjang perjalanan orang-orang masih riuh di jalan-jalan. Semakin ke barat, suasana jalan-jalan semakin lengang.

BYOMȦ

Moses, Dirk, dan Hendricksz, bagaimana?

JACOBA

Mereka bisa pulang sendiri.

BYOMȦ

Moses tahu jalan pulang?

JACOBA

(Mengangguk)

Mereka sering menyelinap ke luar panti.

BYOMȦ

Saya tahu.

JACOBA

Kamu tahu?

BYOMA

Saya sering tidak bisa tidur. Saya lihat Moses ke luar kamar lewat jendela.

JACOBA

Kalau begitu, tidak perlu khawatir. Mereka akan baik-baik saja. Mungkin malah mereka sudah sampai di panti.

Jacoba dan Byomå terus berjalan dengan santai. Sesekali mereka tertawa jika Jacoba melucu tentang sesuatu. Beberapa kali Jacoba mengajak Byomå adu lari lalu berjalan biasa lagi. 

CUT TO:

147. EXT. DI DEPAN KAMAR PANTI (MALAM)

Cast: Byomå, Jacoba

Jacoba mengajak Byomå melewat kebun di samping panti. Mereka mengendap-endap mendekati kamar anak laki-laki. Jacoba hendak menarik daun jendela ke arah luar karena yakin tidak terkunci. Baru saja Jacoba hendak menyentuhnya, jendela terbuka dari dalam, dengan entakan. Hampir saja Jacoba mengatakan sumpah serapah jika tidak dia sadari wajah siapa yang muncul di jendela. Wajah keras, kaku, galak, dan marah.

JACOBA

Ibu Wali!

FADE OUT:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar