Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
01. INT. EXT. DI ATAS KAPAL LAUT JAWA (PAGI)
Cast: Gesù, Anthony, Budak Perempuan, Beberapa budak Melayu dan India
TEKS: LAUT JAWA, BULAN DESEMBER, ABAD KE-17 MASEHI
LONG SHOT:
Kapal budak berlayar di tengah lautan. Kamera menyorot nama Het Wapen van Rotterdam di lambung kapal lalu bergeser ke geladak, tempat orang-orang berkumpul.
CAMERA MOVEMENT:
Gesù (Pemuda Italia 20-an tahun. Menjulang, Rambut cokelat gelap. Mata cokelat terang. Kulitnya terang tapi tak pucat. Berkemeja putih lengan panjang, celana panjang gelap dan bersepatu kulit) duduk di hadapan para budak berwajah India dan Melayu yang menyimak kata-katanya. Beberapa budak Melayu mengangguk-angguk. Budak berwajah India berbisik satu sama lain. Anthony (budak berwajah India) tersenyum lebar. Budak perempuan Melayu mengerutkan dahi.
CLOSE UP: wajah Gesù
GESÙ
(Berbahasa Melayu aksen Italia)
Sudahkah kalian dengar kisah Tuhan mengutus juru selamat kepada manusia?
CUT TO :
02.EXT. DI PINGGIR GELADAK (PAGI)
Cast: Gesù, Kapten Overige Heij, Anthony, Budak Perempuan, Anak Buah Kapal, Para Budak
Para anak buah kapal menggiring para budak kembali ke kabin kapal. Gesù berdiri bersandar di pagar geladak kapal. Anthony dan seorang Budak Perempuan Melayu berbicara kepadanya.
ANTHONY
(Sambil berurai air mata)
Sayê harap kelak boleh denga lanjutan cerita Tuan.
GESÙ
(Meyentak Anthony ke pelukannya)
Tuhan memberkatimu. Siapa namamu, Saudaraku?
ANTHONY
(Melapaskan pelukan, kepala bergoyang kiri dan kanan)
Anthony, Tuan. Anthony van Chocin.
GESÙ
Aku akan mengingat wajahmu.
ANAK BUAH KAPAL
(V.O)
Lekas-lekas. Tinggalkan Geladak!
Anthony mengangguk-angguk sambil air mata lalu meninggalkan Gesù dengan terpaksa. Budak perempuan tidak ikut pergi.
BUDAK PEREMPUAN
(Berekspresi memelas dan tidak peduli)
Tuan. Apakah Tuan nak berkhotbah di gereja?
ANAK BUAH KAPAL
(V.O)
Hei, Perempuan. Engkau tuli! Lekas tinggalkan geladak!
BUDAK PEREMPUAN
Cerita Tuan indah sangat. Semoga sayê beruntung boleh denga khotbah Tuan lagi.
Anak Buah Kapal mendatangi perempuan itu dan menyeret lengannya.
ANAK BUAH KAPALM
(Marah besar)
Dasar budak!
GESÙ
(Berteriak-teriak kepada Budak Perempuan)
Datanglah ke gereja di Batavia. Engkau akan mendengarkan cerita serupa.
CLOSE UP: WAJAH PEREMPUAN BUDAK YANG NELANGSA
Gesù berdiri termangu. Antara ingin menolong dan tidak bisa berbuat apa-apa. Saat itu, Kapten Overige Heij (Kapten Kapal berumur 40-an berseragam pelaut Belanda abad 17, berkumis sangat tebal, berbadan tinggi besar) mendekatinya. Sang Kapten melipat dua tangannya di pagar geladak. Badannya menghadap berlawanan dengan Gesù yang masih menatap para budak.
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Berkata kepada Gesù tetapi menatap lautan lepas)
Anda seorang pastor?
GESÙ
(Menoleh)
Bukan. Saya seorang naturalis.
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Keheranan, menoleh pada Gesù)
Naturalis?
GESÙ
(Mengangguk)
Saya peneliti sejarah alam, Tuan.
KAPTEN OVERIGE HEIJ
Syukurlah.
GESÙ
(Bahasa tubuhnya tidak nyaman, mengganti topik perbincangan.)
Anda tahu apa yang akan terjadi terhadap budak-budak itu?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Datar, tanpa emosi)
Dijual.
GESÙ
Dijual ke siapa?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
Ke pihak swasta. Batavia sedang berlari kencang. Banyak perkebunan dan pabrik yang membutuhkan ribuan budak setiap tahun.
GESÙ
Ribuan?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Mengangguk)
Itu yang hidup. Hampir setengah dari seluruh budak yang diangkut dari berbagai negeri mati dalam pelayaran.
Itulah mengapa saya biarkan mereka mendengar cerita Anda tadi. Agar mereka tidak terlalu tertekan selama di laut.
GESÙ
(Berkata dengan nada mengambang)
Batavia sedang berlari kencang.
KAPTEN OVERIGE HEIJ
Keadaan sudah semakin baik. Saya kira tak lama lagi, VOC akan menguasai Jawa.
GESÙ
Lebih baik dibanding kapan?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
Hampir dua puluh tahun lalu raja Jawa menyerang Batavia. Dua kali. Meski gagal, tapi butuh waktu lama bagi Batavia untuk memperoleh kedamaian dan bisa kembali menjalankan usaha.
GESÙ
Anda sudah lama menekuni usaha ini rupanya?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Terkekeh)
Saya merencanakan untuk segera pensiun, pulang ke Belanda. Menikmati masa tua.
Anda masih sangat muda. Petualangan ini akan membuka mata Anda.
GESÙ
Bagaimana Anda yakin?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
Firasat saya mengatakan, Anda tidak sepenuhnya datang ke Jawa untuk mempelajari pepohonan dan hewan.
Anda tidak perlu memberi tahu rahasia Anda.
Tapi, saya jamin, perjalanan Anda akan sangat menakjubkan.
Jawa adalah pulau tropis paling indah sekaligus misterius di dunia.
GESÙ
(Tersenyum)
Begitu?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Mengulurkan tangan)
Nama saya Overige Heij. Kapten kapal yang Anda tumpangi. Anda perlu mengingatnya baik-baik.
GESÙ
(Menyambut tangan Kapten Heij)
Matteo de Gesù.
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Melepaskan tangan)
Baiklah, Tuan Gesù. Anda perlu mengingat nama saya, karena petugas pelabuhan nanti akan merepotkan Anda dengan banyak pertanyaan. Termasuk nama kapten kapal ini.
CLOSE UP: WAJAH KAPTEN HEIJ
KAPTEN OVERIGE HEIJ
Anda juga perlu mengingat nama saya agar kelak Anda bisa berkata, ‘Benar apa yang dikatakan Overige tentang Jawa.’
GESÙ
(Tersenyum lebar)
Saya tidak sabar untuk membuktikan kata-kata Anda, Kapten Heij.
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(Memberi tanda dengan gerakan kepala)
Jangan buru-buru, Anak Muda. Selamat datang di Batavia. Nikmati setiap hal-hal baru di sana.
Gesù mengalihkan pandangannya dari Kapten Heij. Menatap ke kejauhan.
CLOSE UP: WAJAH GESÙ
GESÙ
(Takjub)
Itu Kastil Batavia yang termasyur?
KAPTEN OVERIGE HEIJ
(V.O.)
Rumah orang paling berkuasa di Hindia Timur.
CAMERA MOVEMENT:
Kapal-kapal besar dan kecil seperti muncul begitu saja dari berbagai arah. Bendera merah, putih, biru berkibar-kibar di anjungan banyak kapal. Seperti juga kapal yang dia tumpangi.
Semua menuju titik yang sama, sebuah kota dengan benteng putih tinggi mengelilinginya. Kanal besar menghubungkan pantai dengan perairan yang membelah kota. Kapal-kapal kecil ke luar masuk melintasinya. Sibuk bukan main.
GESÙ
(V.O)
Saya sudah tiba di Batavia, Pater.
Saya akan temukan pusaka itu.
CUT TO:
03. INT. EXT. DATARAN TINGGI JACATRA (SIANG)
Cast: Saathi, Mlêtik, Byomå
CAMERA MOVEMENT: Tampak ilalang tinggi di pinggir jalan lalu ke gerobak kerbau yang berjalan perlahan di tepi sungai.
SOUND EFFECT: BUNYI GEROBAK DAN LENGUHAN KERBAU
TEXT : DATARAN TINGGI JACCATRA
Gerobak Glinding beroda kayu setinggi orang dewasa ditarik dua kerbau jantan bertanduk panjang, mendaki jalan medekati kawasan Ommelanden di luar benteng Batavia. Pengendara gerobak itu adalah Saathi (pengamen Sastra Gendhing, umur 16 tahun, berkulit cokelat, berambut lurus disanggul, bermata biru, hidung mancung, berkemben kain batik, bawahan jarit batik Mataraman, sedikit bicara, ekspresinya datar seperti sinden) Di sebelah Saathi duduk adik-diknya Byomå (anak laki-laki berusia 10 tahun, kosakata terbatas, tampan, tak berkemeja, dada, berikat kepala batik, berbebat jarik batik bagian bawah) dan Mlêtik (usia 8 tahun, pintar bicara, cerdas, berambut gelombang, menggemaskan.)
SAATHI
(Menatap ke muka)
Kita bermalam di jalan sekali lagi, Byomå, Mlêthik. Besok kita sampai di Batavia.
Byomå dan Mlêthik menatap Saathi sambil mengangguk.
MLȆTHIK
(Antusias)
Nggih, Mbakyu.
BYOMĀ(
Polos)
Di Batavia banyak orang mau dinonton kita, Mbakyu?
SAATHI
Menoleh ke Byomå)
Menonton … bukan ditonton, Byomå. Semoga saja begitu.
MLȆTHIK
Kalau kita main gamelan dengan bagus, pasti orang-orang senang dan memberi uang banyak, Kakang.
BYOMȦ
Setelah banyak uang, kita bisa membangun rumah, ya, Mlêtik?
MLȆTHIK
Lebih enak begini, Kakang. Rumah kita gerobak. Berpindah-pindah ke berbagai kota. Melihat banyak tempat.
BYOMĀ
Tapi kita nanti harus punya rumah. Biar tidak seperti Biyung. Mati di jalanan. Kalau kita punya rumah, kita punya tetangga. Ada yang menolong kita.
MLȆTHIK
(Agak marah)
Séda, bukan mati. seperti ayam saja, mati.
BYOMĀ
Iya, kataku séda.
MLȆTHIK
(Mengoreksi)
Bukan kataku … tapi maksudku.
BYOMĀ
Maksudku, biar tidak seperti Biyung, séda di jalan.
MLȆTHIK
Kita masih kecil. Tidak akan mati di jalan.
BYOMĀ
(Bersidekap kesal)
Huh … kowe bukan pendengar yang baik.
INSERT: Wajah Saathi yang tetap fokus mengendalikan gerobak. Tidak terganggu oleh pertengkaran kecil adik-adiknya.
MLȆTHIK
(Penuh semangat)
Kami boleh berlatih, Mbakyu?
SAATHI
(Mengangguk sedikit)
Boleh.
Mlêtik dan Byomå buru-buru melompat ke bagian belakang gerobak. Byomå yang sudah melupakan rasa kesalnya lalu meraih ketipung. Mlêtik susah payah menggeser-geser bonang yang baginya berukuran terlalu besar.
CAMERA MOVEMENT: ke luar dari gerobak, naik, menyorot atap gerobak lalu ke belakang sementara gerobak bergerak ke depan, meninggalkan penonton.
SOUND EFFECT: bunyi bonang dan ketipung, genta kerbau, roda gerobak.
FADE OUT: