Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
54. INT. EXT. DALAM GEROBAK (SIANG)
Cast: Saathi, Mlêthik, Byomå
Saathi memeluk badan Mlêtik yang panas di dalam gerobak.
SAATHI
(Lembut)
Mlêthik. Makan, ya.
Mlêtik mengangguk tanpa bicara. Tatapannya layu, bibirnya kering, kepalanya lunglai.
SAATHI
(Menyuapi Mlêtik dengan tangannya)
Bismillah.
Mlêtik membuka mulut dengan susah payah. Mengunyah dengan perlahan, menetes air matanya, menahan demam. Di pintu gerobak seolah-olah muncul Byomå.
BYOMȦ
(Lirih)
Mbakyu… Ada dukun jampi di Kota Depan Barat, di pinggir Sungai Udang.
SAATHI
Mbok Marti memberi tahu arahnya?
BYOMA
(Mengangguk)
Ikuti Parit Luar Tembok ke barat, Mbakyu. Ke arah Gerbang Utrecht.
SAATHI
Kowe jadi sais, ya. Kalau aku yang duduk di depan, Mlêtik keanginan.
BYOMȦ
Nggih, Mbakyu.
Byomå lalu duduk tempat mengendali kerbau. Dia mengarahkan kerbau-kerbau itu. Saathi masih berusaha menyuapi Mlêtik. Mlêtik sudah berhenti makan pada suapan ketiga. Saathi lalu meletakkan piring tanah liatnya. Dia dekap Mlêtik sambil menembang Sastra Gendhing.
SAATHI
(Menembang lembut)
Kalengkanireng swarendahA. rancak pineta ngesti. Ngesti rejaseng wirama.Tuduh pamdyaning dasih.Mring Hyang kang Maha Sugih.
Mata Mlêtik memejam, terbawa suasana, membawanya ke dalam ketenangan mimpi.
CLOSE UP: WAJAH PUCAT MLȆTHIK
CUT TO:
55.EXT. SEPANJANG PINGGIR SUNGAI (SIANG)
Cast: Saathi, Byomå
Long shoot:
Gerobak berjalan perlahan. Kanan kiri gerobak sungai dan persawahan.
SAATHI
(V.O)
Tidak ada yang mengganggu kowe tadi, Byomå?
BYOMȦ
(V.O)
Mboten, Mbakyu. Tidak ada.
SAATHI
(V.O)
Banyak orang jahat.
BYOMȦ
(V.O)
Kalau ada orang jahat, kulå lawan.
Gerobak glinding sudah berbelok, mengikuti aliran parit yang mengalir melewati Gerbang Utrecht, jalan ke luar tembok kota di sebelah barat. Beberapa lama, gerobak berbelok lagi ke jalan yang diapit petak-petak sawah yang dialiri air dari Sungai Udang. Ladang-ladang yang ditanami pohon kelapa, pisang, dan pinang tampak di kejauhan.
BYOMȦ
(V.O.)
Tabib Cina itu namanya Baba Nioto, Mbakyu. Rumahnya sendirian. Di pinggir sungai, seperti tempat tinggal kita.
Sampai pinggir Sungai Udang, tampak di kejauhan rumah kayu kokoh yang asri, dikelingi kebun yang terawat rapi. Atapnya dari genting dengan lengkungan-lengkungan Tiongkok. Lampion-lampion bulat berwarna merah menggantung. Ada kandang burung dengan empat kaki jangkung dari tiang bambu di sebelah rumah. Seekor kuda yang tampak sangat terawat sedang menyantap rerumputan dalam wadah bambu di sebelah rumah burung itu.
Semakin dekat semakin tampak, kebun itu cukup luas. Dua atau tiga kali lebih luas dibanding rumahnya sendiri. Kebun yang ditanami berbagai tanaman tak biasa.
CUT TO:
56. EXT. PINGGIR SUNGAI UDANG, RUMAH TABIB NIOTO (SIANG)
Cast: Nioto, Saathi, Byomå, Mlêthik.
Suara gemericik air dan burung-burung dalam kandang. Di sisi kebun seorang Tabib Nioto (lelaki Tionghoa umur 40-an, berkepang panjang, berbahasa tubuh lucu, lincaj) sedang berbicara kepada tanaman di tengah-tengah tanaman kebunnya. Di tangan tergantung kerajang bambu. Tempat dia meletakkan dedaunan dan bagian dari tanaman. Saathi dan adik-adiknya mendekati Nioto.
SOUND EFFECT: BUNYI BURUNG GEMERICIK AIR SUNGAI
SAATHI
Selamat pagi, Baba Nioto.
NIOTO
(Menoleh)
Haiya, siapa sakit, ya?
SAATHI
(Menoleh pada Mlêtik dalam gendongannya)
Adik sayê, Baba.
Nioto langsung menghampiri Saathi lalu menyentuh kening Mlêtik. Dia lalu mengambil tangan Mlêtik. Menyentuh-nyentuh telapak tangannya dengan ujung-ujung jari.
NIOTO
(Agak mendongak, pada Saathi)
Lu olang ya, bawa adik lu ya, masuk di dalam lumah, ya.
Saathi mengangguk. Dia lalu menuju pintu, sementara Byomå mengikutinya. Nioto malah kembali ke kebun, mencari-cari beberapa tumbuhan lagi.
CUT TO:
57. INT. DI DALAM RUMAH NIOTO (SIANG)
Cast: Nioto, Saathi, Byomå, Mlêthik.
Saathi dan Byomå berdiri kikuk di dalam rumah Nioto. Melihat ke sekliling dengan takjub. Meja dan kursi kayu. Dinding kayunya halus bercat merah. Ada meja altar tempat lilin dan batang-batang dupa yang mengeluarkan asap wangi, patung-patung dewa. Nioto masuk ke rumah membawa keranjang berisi tanaman obat.
NIOTO
Haiya, kasih duduk, ya, di klosi, ya, lu punya adik, ya.
SAATHI
(Menghampiri bangku di pinggir ruangan)
Iyê.
Saathi membangunkan Mlêtik dengan lembut lalu mendudukkannya di bangku kayu. Mlêtik sempat kebingungan karena terbangun di tempat asing. Saathi menenangkannya. Byomå duduk di lantai dekat Mlêthik.
NIOTO
Haiya, ini anak terlalu cantik, ya. Goa liat, ya, sebental, ya.
Nioto memeriksa ujung kelingking Mlêtik, berpindah ke pundak, leher, lalu kepala.
NIOTO
Ini usus kecil kena, ya. Makan ini anak tiada betul, ya. Gugup. Emosi kacau, ya.
Saathi memerhatikan dengan cemas. Byomå melongok-longok ingin tahu.
NIOTO
(Tersenyum jenaka)
Tiada kenapa, ya. Minum obat, tidul baek, ya, misti cepat sembo, ya.
Mlêtik tampak memerhatikan Nioto dengan saksama. Suka dengan tingkah lakunya.
NIOTO
Lu anak nama siapa?
MLȆTHIK
(Malu-malu)
Mlêtik.
NIOTO
(Susah payah)
Met…Met … Salmet, ya? Lu punya nama, ya, sepelti olang Jawa, ya?
Mlêtik tertawa meski masih sayu matanya. Byomå begitu juga.
BYOMA
Mlêtik. Bukan Melte.
NIOTO
(Berpura-pura berpikir berat. Bertopang dagu)
Melte, ya, Goa panggil Melte ya?
MLȆTHIK
(Menahan tawa)
Mlêtik.
NIOTO
Haiya, lu punya nama susa sebut, ya.Ini goa mau di itu kebon, ya. Lu anak suka ikut, ya.
Mlêtik tertawa kecil sambil mengangguk. Dia minta turun dari gendongan Saathi.
CUT TO:
58. EXT. KEBUN OBAT TABIB NIOTO (SIANG)
Cast: Nioto, Saathi, Byomå, Mlêthik.
Nioto mengajak tamunya ke halaman belakang. Saathi masih berjaga-jaga di samping Mlêtik. Merangkul bahunya. Di halaman belakang rumah Nioto, kebun yang lebih luas mengampar. Tidak hanya tanaman-tanaman pendek, ada berbagai pohon juga. Semuanya tertata rapi.
Nioto menghampiri tanaman pendek yang batangnya tertutup bulu-bulu kekuningan. Bunga-bunganya berwarna ungu di bagian dalam, kekuningan di sisi luar. Nioto mencabut tanaman itu beberapa batang.
NIOTO
Ini tanaman nama Jih Mu.
MLȆTHIK
Zhi Mu.
NIOTO
(Terkejut yang berlebihan)
Lu anak terlalu pandai, ya. Bole sebut nama ini tanaman.
BYOMȦ
Jih Mu.
MLȆTHIK
Salah, Kakang.
Zhi Mu.
NIOTO
(Mendekatkan Jih mu ke Mlêtik)
Ini tanaman, ya, asal dari Peking, ya. Jauh, ya.Lu kasih cium, ya.
MLȆTHIK
(Membaui Jih Mu)
Harum.
NIOTO
Sedap, ya?
MLȆTHIK
(Mengagguk)
Iya.
NIOTO
Tapi, ya, dianya punya rasa pait, ya.
Byomå langsung mengerutkan wajah. Bibirnya seperti sabit tengkurap. Membayangkan rasa pahit di lidah.
CLOSE UP: WAJAH MASAM BYOMȦ
NIOTO
(Serius tapi tampak lucu)
Ini tanaman, ya, kita kasih iris batang, ya. Ini buat obat lu punya demam, ya. Diseduken sedikit-sedikit, ya.
Semakin Nioto berbicara sungguh-sungguh, semakin Mlêtik dan Byomå tertawa. Mlêtik terlihat sehat sebelum minum obat.
NIOTO
Melte…Lu kasih liat itu tanaman.
Nioto menunjuk tanaman di tengah rimbunan. Tinggi menjulang di atas kepala. Batangnya hijau keungu-unguan dan berlubang-lubang. Buahnya seperti telur yeng bergerombol.
NIOTO
Itu tanaman punya nama Bai Jih. Buat tangkal racun.
MLȆTHIK
Bai Zhi.
NIOTO
(Menunjuk)
Itu…nama Chiang Huo, buat kasih ke luar racun.
CLOSE UP: WAJAH MLȆTHIK
MLȆTHIK
Chiang Huo.
Nioto berjalan di jalur bebatuan yang membelah kelompok-kelompok tanaman. Saathi diam, Byomå berusaha mengerti, dan Mlêtik yang berkonsentrasi, terus mengikuti di belakang.
NIOTO
Du Huo.
MLȆTHIK
(Pipi menggembung)
Du Huo.
NIOTO
Mu Hsiang.
MLȆTHIK
(Lantang)
Mu Xiang.
NIOTO
(Teriak)
Mai Men Dung.
BYOMȦ
(Menyerobot)
Me ga Men Dung.
Semua tertawa, kecuali Saathi. Wajahnya tenang, tetapi tersenyum pun tidak.
FADE OUT: