Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
48. INT. RUMAH BILIK PARIT MELAYU (DINI HARI)
Cast: Anthony, Annika, Maria, Sussana, Esperance
Empat orang perempuan mengetuk sebuah rumah kosong berdinding anyaman bambu di pinggir Parit Melayu, pada malam yang sunyi, mendekati dini hari. Annika, Maria, Sussana, ketiganya adalah perempuan mardiker benama belakang van Bengalen. Seorang lagi budak bernama Esperance van Tanimbar.
SOUND EFFECT: PINTU DIKETUK
Pintu dibuka dari dalam oleh Anthony Van Chocin, (mantan budak India bermuka memelas, usia 20-an) Suasana di dalam rumah muram. Hanya ada sebatang lilin menyala di atas meja.
SOUND EFFECT: BUNYI PINTU KAYU TERBUKA
ANTHONY
Masuk. Saya mau menanya. Siapa nama angkau dan siapa yang suka untuk dibaptis?
ANNIKA
Saya punya nama Annika van Bengalen, Pater. Saya punya budak nama Esperance van Tanimbar. Kami orang suka untuk dibaptis. Itu dua prampuan saya punya teman ada untuk jadi saksi baptis.
ANTHONY
Angkau apa masih pegang atawa suda buwang angkau punya kepercayaan lama?
ANNIKA
Jikalau Pater sungguh-sungguh hati suka menulung, nanti kita orang bekal taat ibadat.
ANTHONY
Jikalau saya boleh tulung, suda tentu sekali nanti saya tulungin, tapi misti pake aturan yang baek.
ANNIKA
Iya, Pater.
ANTHONY
Engkau kenapa mau dapat baptis?
ANNIKA
Saya punya pengharepan, sebole-bole, biar masuk di dalem surga, Pater.
ANTHONY
Tentu angkau nanti jadi orang ibadat dan orang yang bakal masuk di dalem sorga. Di situ tempat paling bruntung dan paling baek.
ESPERENCE
Saya ada banyak dosa, Pater. Apa saya bekal masuk di dalam sorga?
ANTHONY
(Gemas)
Tuliken angkau punya kuping dan tiada sekali-kali jangan tengok ka blakang. Betul ada dosa yang terlalu amat besar. Tapi, jikalau saya kasi baptis kepada angkau, sudah pasti bole dapet kebresian dari dosa, kendatinya begimana besar juga angkau punya kesalahan.
ESPERENCE
Iya, Pater.
ANTHONY
Angkau suda tau saya punya aturan?
ANNIKA
Apa misti dikerjaken buat dapet baptis, Pater?
ANTHONY
Taro itu uwang satu orang lima sen ke atasnya meja.
Perempuan-perempuan itu mengambil keping uang dari kantung mereka dan meletakkannya di atas meja. Anthony mengambil jubah dari gantungan baju yang menempel di dinding bambu. Setelah atribut kepateran melekat di badannya, dia meniup lilin, hingga suasana gelap gulita.
CUT TO:
49. EXT. DI DEPAN RUMAH BILIK PARIT MELAYU (DINI HARI)
Cast: Anthony, Annika, Maria, Sussana, Esperance
Pintu rumah bilik itu segera terbuka dan empat perempuan ke luar dari dalamnya dengan langkah gembira. Mereka mengendap-endap. Sambil berbisik-bisik, keempat-empatnya lalu pergi sendiri-sendiri. Kecuali Esperenca yang mengikuti langkah Annika.
Pintu rumah kembali terbuka, setelahnya. Anthony celingukan melihat ke kanan kiri. Di dadanya terpeluk buntalan. Dia lalu menutup pintu dan berjalan setengah berjingkat menuju kanal.
CUT TO:
50. EXT. KANAL PARIT MELAYU (DINI HARI)
Cast: Anthony
Anthony menuruni tangga, menuju perahu kecil yang ada di pinggir Parit Melayu. Dia lalu melepas tali yang mengikat perahu, naik ke atasnya, kemudian mulai mendayung perlahan-lahan.
Bunyi katak di pinggir-pinggir kanal dan jangkrik-jangkrik.
SOUND EFFECT: BUNYI KATAK DAN JANGKRIK
Anthony terus mendayung dan menikmati bunyi air beriak yang dipecah dayung.
SOUND EFFECT: BUNYI AIR TERDAYUNG
CUT TO:
51. EXT KANAL PARIT JONGKER (DINI HARI)
Cast: Anthony
Anthony meminggirkan perahu, persis di tangga kanal. Dia mengikat perahunya di sana.
Anthony mendaki tangga batu itu dengan sangat hati-hati.
CUT TO:
52. EXT. JAJARAN RUMAH PARIT JONGKER (DINI HARI)
Cast: Anthony, Gesù, De Abreu
Anthony menyisir bagian depan rumah-rumah. Sampai di ujung jalan dia terhenyak karena Gesù dan De Abreu berdiri dan tampak sedang menunggu.
GESÙ
Pater, kami sudah lama menanti.
ANTHONY
(Ragu, kaget)
Apa suda angkau ada siapkan itu tempat buat baptis?
GESÙ
Sudah, Pater.
ANTHONY
Di mana?
GESÙ
(Memukul wajah Anthony)
Di sini!
Anthony seketika terjengkang ke tanah. Buntalan di dadanya terpental. Pinsan.
CLOSE UP: WAJAH PINGSAN ANTHONY
CUT TO:
53. INT. DALAM RUANG RUMAH KAWASAN PARIT JONGKER (DINI HARI)
Cast: Anthony, Gesù, De Abreu, Rafael, Petugas Kompeni
Anthony terbangun di atas kursi. Dia meraba tulang bibirnya yang pecah dan berdarah. Pandangannya dari buram mulai jelas menyaksikan orang-orang di hadapannya. Gesù dan Abreu sama-sama duduk di atas kursi, di dalam rumah yang tidak dia kenal ini.
Kamera memakai pandangan Anthony mulai matanya terbuka, memandang buram, sampai sosok Gesù dan De Abreu tampak jelas di depannya.
GESÙ
(geram)
Di atas kapal, aku mengatakan kepadamu bahwa aku pasti akan ingat wajahmu, Anthony. Aku memang tidak lupa wajahmu. Tapi, tidak mengira akan menemukanmu dalam keadaan begini.
ANTHONY
(Menangis meraung-raung)
Tuaaan.
GESÙ
(Lengan kanan Tangan kiri menggenggam lengan kanan. Mengumpan bahasa Italia)
Pesce di faccia!
ANTHONY
(Terisak)
Ampun, Tuan.
GESÙ
(Menyipitkan mata)
Apa yang terjadi padamu? Seingatku kamu seorang yang taat dan percaya Tuhan.
Atau di atas kapal itu pun kau menipuku?
Anthony masih terus tergugu. Air matanya betul-betul bercucuran.
GESU
(Menoleh pada De Abreu)
Kautahu siapa beliau?Beliau adalah Pater Alexandre De Abreu. Beliau diutus untuk membereskan kekacauan yang kaubuat.
ANTHONY
Maafkanlah sayê. Sayê terpaksa.
Baik Gesù ataupun De Abreu tak mencoba menghentikan tangisan pilu Anthony. Keduanya seolah tak peduli dan tak tersentuh. Mereka diamkan saja sampai Anthony diam sendiri.
GESÙ
Bagamana kamu bisa bebas berkeliaran di Batavia?
ANTHONY
Sayê tak turun di Batavia, Tuan. Sayê dikirim ke Banten. Di sana sayê dibeli oleh pemilik perkebunan kelapa. Majikan sayê sungguh kejam. Sayê melarikan diri ke Krawang lalu ke Batavia.
DE ABREU
(Bersidekap)
Lalu, mengapa kamu berpura-pura menjadi pater?
ANTHONY
(Ragu-ragu)
Kerana…..
GESÙ
(Menghardik)
Bicara saja.
ANTHONY
Orang-orang ingin dibaptis sembunyi-sembunyi. Sayê bepikir, jika sayê boleh jadi seorang pater, tak akan ada orang yang akan melaporkan. Sebab, mereka takut Kompeni tahu.
DE ABREU
Kamu ingin bertobat?
Anthony menangis lagi. Kali ini tanpa suara. Dia mengaguk-angguk saja.
DE ABREU
(Menoleh ke Gesù)
Gesù. Togaku tertinggal di rumah Claes de Motte. Kaubisa ambilkan?
GESÙ
(Terkesan tidak setuju)
Pater…dia penipu.
DE ABREU
(Tersenyum)
Lihatlah dia. Di mana kasih sayang yang kauberikan kepadanya di atas kapal?
GESÙ
(Bangkit tapi tampak emosi)
Saya ambilkan, Pater.
De Abreu mengangguk. Gesù beranjak pergi, dia lalu memakai ujung baju untuk menyeka darah yang masih merembes dari bibir Anthony.
DE ABREU
Semua akan baik-baik saja, Anakku.
ANTHONY
Pater … maafkan sayê.
DE ABREU
Tuhan Maha Baik.
Beberapa orang mendatangi rumah tempat Anthony ditahan. Mereka berbicara sedikit di depan pintu. Lalu dalam entakan yang sangat keras, satu di antara mereka menendang daun pintu yang memang ringkih hingga terpental, hampir-hampir lepas dari engselnya. Salah satunya Rafael Ferreira (Pastor pemerintan Kopeni, usia 40 an, berwajah tegas, tegap, berpakaian pendeta gereja)
RAFAEL
Pater Alexandre De Abreu!
De Abreu terkesiap. Begitu juga Anthony yang langsung berwajah pucat.
Sekelompok pengawal Kompeni berdiri di pintu. Rafael berdiri paling depan.
RAFAEL
Anda sudah menyalahi peraturan Pemerintah Agung dengan memasuki Batavia tanpa izin, membaptis warga Batavia tanpa izin, dan membuat kekacauan.
DE ABREU
(Mengangkat wajah. Tegar)
Dan Anda adalah?
RAFAEL
Pastor Rafael Ferreira.
DE ABREU
Anda mau menangkap saya?
RAFAEL
(Menggeleng, menoleh ke petugas)
Mereka yang akan menangkap Anda. Tugas saya memperbaiki benih busuk yang Anda tanam di lahan kami.
De Abreu mengangguk-angguk. Memperkirakan seburuk apa kemungkinan yang akan dia hadapi.
CLOSE UP: WAJAH DE ABREU
FADE OUT: