Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KEMBANG BATAVIA
Suka
Favorit
Bagikan
18. #18 Luka Ventura

FADE IN:

77. EXT. HALAMAN RUMAH TABIB NIOTO (PAGI)

Cast: Tabib Nioto, Saathi, Mlêthik, Byomå

Tabib Nioto berlari dengan cara yang lucu menyambut Saathi dan kedua adiknya. Begitu melihat ketiganya berjalan menuju pondoknya, Nioto berlari menyambut dengan dua kaki yang terbuka.

NIOTO

(berteriak)

Melte! Melte!

Lu anak sakit lagi, haiiyah!

Mlêtik dan Byomå tertawa-tawa menyaksikan Nioto bertingkah seperti anak-anak. Nioto berjongkok di pinggir jalan lalu memeriksa Mlêtik dengan cara yang berlebihan. Memeriksa tangannya, mendengarkan degup jantungnya, meletakkan punggung tangan di dahinya.

NIOTO

(Larak-lirik)

Haiyyah. Ini tiada kenapa-kenapa, ya.

MLȆTHIK

Sayê tiada sakit, Baba.

NIOTO

Lu anak tiada sakit?

Mlêtik menggeleng sambil tertawa-tawa.

NIOTO

(Menoleh pada Saathi lalu berdiri, celingukan)

Ha? Lu olang punya adik tiada sakit, apa sebab ke mari? Lu punya gelobak di mana?”

BYOMȦ

Kerbaunya dijual.

MLȆTHIK

Gunê baya pajak

BYOMȦ

(Tambah semangat)

Uangnya dicuri Kang Wångså.

Nioto menoleh ke sana-sini, mengikuti siapa yang berbicara. 

SAATHI

Sayê hendak melamar keja, Baba.

NIOTO

(Semakin bingung)

He? Keja apa?

SAATHI

Apa saja. Memasak, mengurus kebon, membersihkan rumah. Mengurus kuda. Sayê sanggup.

NIOTO

(Mengangkat dua telapak tangan)

Tunggu … tunggu …tunggu. Lu olang, ya, datang-datang, ya, mau urus goa punya kuda, ya?

SAATHI

Sayé kena nasib tiada beruntung, Baba. Butuh keja.

NIOTO

(Garuk-garuk kepala belakang)

Haiyyah. Masuk dulu ke goa punya lumah ya, kita olang nanti omong-omong, ya.

Mereka berempat lalu berjalan menuju rumah kayu Nioto yang asri. Nioto menggandeng Mlêtik Mereka berjalan bergandengan sambil mengayun-ayunkan tangan. Saathi dan Byomå menyusul kemudian.

CUT TO:

78. INT. RUANG DALAM PONDOK TABIN NIOTO (PAGI)

Cast: Nioto, Saathi, Mlêthik, Byomå

NIOTO

(Sambil masuk rumah)

Ini lumah, ya. Bukan tempat blobat, ya. Tapi lumah buat goa istilahat, ya.

Nioto lalu duduk di bangku, Mlêtik dia pangku. Saathi dan Byomå duduk di bangku-bangku yang tersisa.  

NIOTO

Goa punya keja di Batavia, ya. Di itu lumah sakit Cina. Tapi, goa, ya, kadang-kadang, ya, ada pulang ke mari, ya.

Saathi mengangguk, berusaha memahami.

NIOTO

Lu olang dapet sial apa, ya?

Tanpa dialog; Saathi bercerita. Selama mendengar cerita Saathi, Nioto memperhatikan benar-benar. Mengangguk-angguk, sesesakali menimpali dengan celetukan “haiyyah” sebagai tanda keprihatinan. 

BACK SOUND: Musik instrument

BYOMȦ

Sayê dua hari tiada makan.

MLȆTHIK

Perut sayê sakiiiit, Baba.

NIOTO

(Tampak sedih sekali, lalu menoleh ke Saathi)

Haiyaah. Kenapa lu olang tiada kemali?”

Saathi diam menunduk. Malu. 

BYOMȦ

Kami pegi ke Mangga Dua, Baba. Kakak Nanhi Pari kasih kita makan. Enaaak sekali.

NIOTO

Nanhi Pali?

MLȆTHIK

Kakak Nanhi Pari kasih kami makanan untuk dibawa pulang.

BYOMȦ

Kami diantar pulang dengan kereta kuda.

NIOTO

(Menoleh ke Saathi)

Itu plampuan olang Mol?

Saathi menggangguk.

NIOTO

Sepuluh linggit, ya. Goa bole kasih lu olang, ya, sepuluh linggit, ya.

SAATHI

(Menggeleng)

Sayê mau keja, Baba.

NIOTO

Lu olang, ya, bole pinjam dulu ke goa, ya.

SAATHI

(Menggeleng lagi) 

Baba suda terlalu baik kepada sayê.

NIOTO

(Sedikit kesal)

Haiyyah. Lu olang sunggu-sunggu mau keja di ini lumah?

Saathi mengangguk.

NIOTO

(Mengelus kepala Mlêtik)

Begini saja, ya. Lu olang bole di ini lumah keja, ya. Tapi, ada pasalnya.

Saathi menunggu.  

NIOTO

(Meyentuh ujung telunjuk ke hidung Mlêtik)

Ini anak jadi goa punya mulid, ya.

SHAATI

(Tidak mengerti)

Murid? Murid apa, Baba?

NIOTO

Haiyyah, ini Melte anak ada kepandaian, ya. Dia punya otak celdas, ya. Goa misti punya mulid, ya. Jikalau goa mati, ya. Goa punya ilmu tiada hilang, ya.

SAATHI

(Merasa tak percaya, menoleh ke Mlêthik)

Mlêtik mau?

Mlêtik melihat ke Nioto. Keduanya bersitatap dengan lucu. Nioto mengubah-ngubah kesan mukanya dari gembira, bersedih, memohon. Sampai-sampai Mlêtik tertawa. Byomå mengikutinya.

Nioto lagi-lagi menyentuhkan ujung jari ke hidung Mlêtik. 

NIOTO

Lu anak misti mau. Goa bekal kasih ajar lu anak chang shou dao.

MLȆTHIK

Chang shou dao.

NIOTO

(Melihat sekeliling)

Cara hidup abadi. Itu juga nama ini tempat, ya.

SAATHI

(Berkaca-kaca)

Terima kasêh, Baba.

FADE OUT:

FADE IN:

79. INT. RUMAH LOSMEN (PAGI)

Cast: Gesù, Ventura, Domingos

Gesù membantu Ventura mengenakan baju setelah ia membalurkan obat luka di punggungnya. Ventura meringis, menahan sakit tapi tak ingin mengeluarkan suara. 

VENTURA

Tuan terlalu baek sekali.

Gesù meletakkan bantal di dinding supaya Ventura bisa duduk menyender. Alas tidurnya tergelar di lantai. 

GESÙ

Kata dokter, luka-lukamu perlu dua atau tiga minggu untuk sembuh, Ventura. Jangan pikirkan hal lain.

Ventura menatap Gesù sambil menggoyang-goyangkan kepala dengan lemah.

VENTURA

Saya orang tiada tahu misti begimana kasih balas Tuan punya budi.

GESÙ

(Mengibaskan tangan)

Piove sul bagnoto. Bicara apa kamu? Cepat sembuh. Itu akan membuatku senang.

Sekarang Gesù menghampiri Domingos yang tak banyak bergerak. Sepertinya dia luka lebih parah. Tidur terlentang, lebih banyak diam. Gesù memeriksa nafas Domingos

VENTURA

Tuan suda kasih keluar uwang terlalu banyak.

GESU

(Menyandar di dinding)

Anggap saja aku punya sumber keuangan yang mencukupi.

Memang semakin menipis. Tapi itu kita pikirkan nanti setelah kalian sembuh.

VENTURA

Tuan ada rencana?

GESÙ

(Mengendik)

Setelah ini? Aku akan menyewa lahan di Ommelanden. Mendirikan pondok naturalis. Mungkin berkebun untuk bertahan hidup.

VENTURA

Tuan segera misti urus jual beli kami orang di itu petugas notaris.

GESÙ

Heh?

VENTURA

JIkalau tidak, kami orang masih punya Nyonya Trjintje bagi itu hukum Kompeni.

GESÙ

Nanti kita urus setelah kalian sembuh. Sekarang cobalah untuk tidur.

VENTURA

Iya, Tuan.

Ventura berusaha memejam, sedangkan Gesù melamun. Gesù mendengar suara-suara tak lazim dari kamar sebelah. Bunyi cekikikan yang berlebihan, juga caci maki yang tak enak di dengar. Gesù menoleh ke Ventura. Budaknya itu pun membuka mata.

SOUND EFFECT: SUARA CEKIKIKAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

VENTURA

(Mimik wajah Ventura aneh)

Saya ada ingin bicara kepada Tuan sejak pertama. Pastor ada sebut kawasan ini nama rumah umum yang tidak terhormat.

GESÙ

Maksudnya?

VENTURA

Itu Tuan Danswijcq ada sering berurusan dengan pengadilan.

GESÙ

(Gesù mengangkat satu tangan, terbuka ke atas)

Bicara langsung ke intinya, Ventura.

VENTURA

Ini kawasan terlalu terkenal sebagai tempat pembudidayaan mawar, Tuan.

GESÙ

(Semakin gemas)

Buomamptte al secchio. Apa maksudnya?

VENTURA

Kita orang ada di kawasan portitusi, Tuan.

Mata Gesù juling seketika, bibirnya menyong dengan sengaja, telunjuk mengarah kepala dan dia putar-putar begitu rupa. 

FADE OUT:

FADE IN:

80. EXT. PABRIK GERABAH MARTI (SIANG)

Cast: Mbok Marti, Saathi, pekerja pabrik gerabah

Saathi mengunjungi rumah Marti siang itu. Mereka berdua duduk di bangku depan rumah. Marti memegang kipas anyaman bambu. Saathi duduk di sebelah Marti. Tangan Saathi sibuk memainkan ujung kain jaritnya.

MBOK MARTI

Kenapa kowe menolak tawaran Tabib Nioto, Thi?

SAATHI

(Lirih)

Kulå malu.

MBOK MARTI

(kipas-kipas)

Selain malu. Dia beda dengan kita. Dia orang Cina. Kowe tidak tahu dia menginginkan apa dari awakmu, tå?”

Saathi mengangguk.

MBOK MARTI

(Melirik)

Kalau orang Moor yang baik itu, kenapa kowe tolak juga?

SAATHI

(Menunduk)

Kami baru kenal, Mbok.

MBOK MARTI

Banyak yang kasihan kepadamu, Thi. Kowe beruntung. Kecuali si Wångså itu. Bocah kurang ajar. Dia tidak akan berani kembali ke kampung ini.

Marti meletakkan kipas bambunya. Siang itu, pabrik gerabahnya sepi. Hanya ada dua orang mondar-mandir sedari tadi. Mengusung tanah lempung bahan membuat gerabah dari kebun. 

MBOK MARTI

Kowe benar-benar masuk ke rumah ulama Hasba itu, Thi?”

Saathi mengangguk lagi.

MBOK MARTI

(Menoleh pada Saathi)

Kowe benar-benar beruntung. Keluarga itu sangat terkenal dan kaya raya. Kata orang-orang, rumahnya tempat berkumpul orang-orang penting. Benar begitu, Thi?

SAATHI

Nggih.

MBOK MARTI

Kowe lihat sendiri, på?

SAATHI

Nggih, Mbok.

MARTI

Tahu siapa mereka?

Saathi menggeleng.

MARTI

Teman barumu itu tidak cerita?

SAATHI

Ada temannya Tuan Pekel.

MARTI

(Kaget sekali)

Ha? Jan Pekel kepala kampung kita?

Saathi mengangguk. Menoleh ke Mbok Marti sedikit.

MBOK MARTI

Bagaimana kowe tahu?

SAATHI

Saya mendengar namanya disebut.

Mbok Marti terdiam lalu mengangguk-angguk. 

MBOK MARTI

Ya, sudah. Itu urusan orang-orang besar, yo, Thi. Jangan dipikirkan.

SAATHI

Nggih.

MARTI

(Mengambil kipas bambunya lagi)

Jadi kamu sudah mantap mau pinjam uang kepadaku?

SAATHI

Nggih.

MBOK MARTI

(Menunjuk ke arah kebun)

Tapi begini, Thi. Kowe lihat sendiri. Pabrikku sedang sepi. Bayar pegawai saja aku sudah berat. Jualan juga sepi. Semakin banyak saingan.

Saathi mendengarkan dengan tatapan heran. 

 

MBOK MARTI

Sepuluh ringgit itu uang banyak, Thi. Bagiku juga banyak. Bagi pabrik gerabah ini juga banyak. Namanya juga usaha kecil. Aku tetap bisa meminjami kowe, tapi aku minta bantuan ke kowe juga, Thi.

Saathi menyimak dengan saksama.

MBOK MARTI

Kowe bantu aku di pabrik ini, Thi. Aku ndak bisa memberi gaji. Tapi, untuk makan dan dapur, aku bisa berikan.

Saathi bingung sendiri. Dia terdiam kemudian.

MBOK MARTI

Kowe sudah tahu, pekerjaannya ringan, Thi. Kalau membuat gerabah harus belajar dulu. Perlu waktu. Jadi, kowe hanya bantu membakar gerabah saja atau, kalau mau, seperti dua orang itu. Mengambil lempung di kebun.

Saathi masih terdiam. Tidak percaya apa yang dia dengarkan. Bingung membuat keputusan.

MBOK MARTI

Tapi, sepertinya aku juga butuh Byomå , Thi.

SAATHI

(Menoleh)

Byomå?

MBOK MARTI

(Mengangguk)

Anak itu kuat. Sudah bisa membantu sedikit-sedikit. Kalau kalian berdua bersama-sama, pasti lebih membantu pabrik ini.

Saathi tertegun.

FADE OUT:

FADE IN:

81. INT. GEROBAK SAATHI (MALAM)

Cast: Saathi, Mlêthik, Byomå

Lampu minyak menyala di dalam gerobak, Saathi bicara dengan adik-adiknya. 

BYOMȦ

Mbakyu. Kenapa kita tidak minta tolong kepada Baba Nioto saja?

SAATHI

Baba Nioto sudah terlalu baik dengan menerima Mlêtik sebagai murid, Byomå.

MLȆTHIK

Kalau Mbakyu dan Kang Byomå bekerja di Mbok Marti, kulå sendirian?

SAATHI

(Mengelus kepala Mlêtik)

Tapi, kalau syarat itu kita terima, bekerja di Mbok Marti setengah hari saja.

MLȆTHIK

Pagi sampai siang di Baba Nioto. Siang sampai petang di Mbok Marti?

SAATHI

(Mengangguk)

Kira-kira begitu.

BYOMȦ

Kulå mau, Mbakyu.

SAATHI

(Menoleh pada Byomå)

Kowe yakin?

BYOMȦ

Baba Nioto sayang kepada Mlêtik. Mlêtik akan baik-baik saja. Tapi, kalau Mbayu sendiri, tidak ada yang membela kalau ada apa-apa.

SAATHI

(Meletakkan tangannya di bahu Byomå)

Ini sementara saja, sampai hutang kepada Mbok Marti lunas.

MLȆTHIK

Kulå juga mau. Baba Nioto baik sekali. Belajar dengan Baba Nioto tidak pernah bosan.

SAATHI

(Mengangguk-angguk) 

MLȆTHIK

Kulå mau jadi tabib. Kalau Mbakyu atau Kang Byomå sakit, Kulå obati.

BYOMȦ

Aku ndak sakit..

MLȆTHIK

Semua orang pasti sakit.

BYOMȦ

Aku ndak.

MLȆTHIK

(Merajuk)

Huh, kalau Kang Byomå sakit aku tidak mau mengobati.

BYOMȦ

Aku ndak sakit. Kowe yang waktu itu sakit.

MLȆTHIK

Kang Byomå juga pernah sakit dulu waktu masih kecil.

BYOMȦ

Mlêtik yang sakit.

MLȆTHIK

Kang Byomå juga.

BYOMȦ

Mlêtik.

MLȆTHIK

Kang Byomå.

BYOMȦ

Mlêtik.

MLȆTHIK

Kang Byomå.

CAMERA MOVEMENT: 

Ke luar dari gerobak, menyorot langit penuh bintang.

FADE OUT:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar