Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
24. EXT. PABRIK GULA LIM SAN SAN (SIANG)
Cast: Gesù, Mandor Galak, para budak pabrik gula
Gesù dan dua budak yang dia sewa berpisah ketika mendekati ladang tebu. Ketika Gesù sampai di kawasan itu, dia tidak melihat sesuatu selain persiapan besar-besaran sebuah pabrik pembuat gula.
Di tempat ini ada puluhan budak-budak melakukan macam-macam pekerjaan di lahan becek yang luas bukan main. Ada yang mengolah tanah, menyeret-nyeret batang bambu, membuat pagar pembatas dan macam-macam lainnya.
Calon pabrik gula itu merupakan kumpulan bangunan. Berbanjar-banjar, bersambung-sambung dengan empat cerobong besar menyodok udara. Cerobong-cerobong silinder itu belum mengeluarkan asap membentuk kotak raksasa. Sebagian benar-benar tersambung satu sama lain. Sisanya berdiri dengan jarak tertentu, untuk keluar masuk budak dan para pegawai. Atapnya genting merah, tampak masih baru. Gedung-gedung ini persis berada di pinggir jalan yang cukup untuk perlintasan beberapa kereta kuda secara bersamaan. Sedangkan di bawah jalan itu, mengalir Sungai Krukut. Perahu-perahu datang dan pergi mengantar budak-budak yang membawa masuk berbagai peralatan.
Budak-budak itu mengusung panci-panci besi, batang-batang besi, gentong-gentong tanah liat, batu bata, bakul-bakul bambu berisi padi, tumpukan bakul-bakul bambu.
Seorang mandor galak berwajah hitam, gempal, menggenggam tombak, menghadang Gesù.
MANDOR GALAK
Mau ke mana, Tuan?
GESÙ
Saya mencari Tuan Lim Samsang.
MANDOR GALAK
Mau apa?
GESÙ
(Tersenyum)
Ada perlu.
MANDOR GALAK
Perlu apa?
GESÙ
(Mengendik)
Sangat penting.
Tolong sampaikan kepadanya, Gesù hendak bertemu.
MANDOR GALAK
(Mengamati Gesù dari wajah hingga mendekati kaki.)
Tuan bukan orang Belanda?
GESÙ
Saya datang dari Italia.
MANDOR GALAK
Urusan usaha?
GESÙ
(Mengangkat satu tangan, terbuka lebar)
Ya. Semacam itu.
MANDOR GALAK
(Berpikir sejenak lalu memberi tanda dengan gerakan kepala)
Ikut saya.
CUT TO:
24. INT. DI DALAM PABRIK
Cast: Gesù, Lim San San, Mandor Galak, Dua orang Tionghoa, Para Budak Pabrik Gula.
Gesù mengikuti langkah Mandor yang digagah-gagahkan. Masuk ke bagian dalam jajaran gedung itu, tampak kesibukan orang-orang. Kebanyakan budak yang berLalu lalang membawa macam-macam barang.
Mereka berdua menuju gedung yang tidak bersambung dengan bangunan-bangunan lain. Di sana pun kesibukan yang hampir sama. Gesù melihat tiga lelaki Tionghoa yang sedang berbicara. Ketiganya mengenakan baju tuikhim (baju koko panjang) tanpa kerah dan celana komprang.
Ketiga orang itu bergaya rambut rambut taucang khas suku Manchu yang menguasai Beijing. Setengah kepalanya pelontos dan setengah lagi panjang dikepang ke belakang.
Mereka berdiri berhadapan, berbincang dalam bahasa Hokkian. Sesekali Lim Samsan (lelaki yang berperut paling buncit) meneriaki para budak. Lelaki yang kepangnya paling panjang, hampir-hampir menyentuh tanah. Dua temannya berambut kepang hingga ke pinggang.
MANDOR GALAK
Tunggu di sini, Tuan.
GESÙ
(Berdiri kikuk di antara kesibukan orang-orang)
Baiklah
Lelaki penjaga menghampiri kumpulan lelaki Tionghoa tadi lalu berbicara kepada Lim Samsang dengan punggung sedikit membungkuk. Sesekali dia menengok pada Gesù, diikuti Lim Samsang.
Lim Sansan berbicara sedikit kepada dua temannya, lalu menghampiri Gesù dengan langkah buru-buru. Mandor Galak mengikutinya dengan langkah menderap.
GESÙ
(Menyambut Lim Samsang)
Tuan Lim Samsang?
Mereka kini berhadapan. Berjarak dua atau tiga langkah saja
LIM SAMSANG
(Bersidekap)
Telgantung, ya, siapa yang bertanya, ya?
GESÙ
Saya Gesù dari Italia.
LIM SAMSANG
Goa, ya, tidak tahu Italia, ya.
GESÙ
(Tertawa canggung)
Maafkan saya. Saya baru datang dari Malaka.
Di sana mendapat arahan untuk mencari Tuan Lim di Batavia.
Lim Samsang naik dagunya. Tidak berkata apa-apa.
GESÙ
Saya punya tawaran untuk Tuan Lim.
LIM SAMSANG
Tawalan apa, ya?
GESÙ
Harga yang bagus untuk barang yang Tuan punya.
LIM SAMSANG
Balang apa, ya?
Gesù melihat ke sekeliling. Seolah dia khawatir ada yang menguping. Dia melirik penjaga gedung tebu di belakang Lim Samsang. Memperlihatkan keraguan.
Lim Samsang yang mengerti hal itu lalu memberi tanda kepada pengawalnya untuk menyingkir. Dia lalu menatap Gesù dengan cara yang lebih tak bersahabat lagi.
GESÙ
(Merendahkan suara)
Pusaka yang dicuri dari Kota Milan.
Jelas air muka Lim berubah. Tetapi dia berusaha menyembunyikannya.
GESÙ
Saya diperintahkan untuk membawa kembali benda pusaka itu. Apa pun yang terjadi. Termasuk berapa pun harga yang harus saya bayar.
LIM SAMSANG
Goa tidak mengelti, ya.
GESÙ
(Sedikit emosi, melihat ke sana-sini)
Tuan sangat mengerti. Tuan membeli pusaka itu dari pedagang barang langka di Malaka. Pusaka itu tidak ada gunanya bagi Tuan.
Lim bergeming. Beradu pandangan sengit dengan Gesù.
LIM SAMSAN
Sebulan lagi, ya, balik ke sini, ya.
GESÙ
Saya tidak punya waktu selama itu.
Lim menoleh kepada penjaga yang segera menghampirinya.
LIM SAMSAN
Lu olang datang sebulan lagi, ya. Sekalang, ya, jangan ganggu goa, ya.
Gesù hendak memprotes lagi tetapi Mandor Galak sudah menyiapkan tombak, sementara Lim berjalan meninggalkannya.
MANDOR GALAK
Tuan Lim sudah ada suruh Anda pegi.
Agak menyentak, Gesù lalu membalikkan badan, meninggalkan tempat itu.
CUT TO:
25. EXT. PINGGIR SUNGAI KRUKUT (SIANG)
Cast: Gesù.
Sampai di tempat perahu, Gesù kebingungan apa yang harus dia kerjakan. Duduk-duduk di pinggir sungai, lama-lama bosan. Sambil berjalan kecil di sekitar perahu, Gesù memikirkan sesuatu yang membuatnya tersenyum.
CLOSE UP: WAJAH CERAH GESÙ
Gesù melompat semak-semak,buru-buru, Gesù menyingkirkan semak, batang bambu tumbang, dan ranting-ranting yang menutupi perahu. Dia lalu mendorong perahu itu sekuat-kuatnya. Bergeser sedikit, sampai ujungnya menyentuh air.
CUT TO:
26. EXT. DI ATAS PERAHU (SIANG)
Cast: Gesù
Gesù mengayuh pelan, di samping kanan lalu kiri, bergantian, menyeberang, sehingga perahu meluncur di sepanjang pinggiran. Sambil melongok-longok. Dia melihat Gerobak kerbau itu benar-benar masih ada di sana. Gesù tampak gembira. Gerobak itu tertambat di tempat yang sama. Di atas atap gerobak, sudah menumpuk belasan batang bambu.
INSERT: GEROBAK DENGAN TUMPUKAN BAMBU
Gesù merapatkan perahu ke pinggir sungai yang becek dengan akar-akar bambu yang menyebar.
CUT TO:
27. EXT. RUMPUN BAMBU
Cast: Gesù
Susah payah, Gesù menarik ujung perahu sampai moncong perahu sudah ada di daratan. Gesù menghampiri gerobak kerbau. Ternyata sepi. Gesù lalu berjalan lagi, mencari-cari di antara rimbunan pepohonan. Juga di antara rumpun bambu.
28. EXT. DEPAN POHON BESAR, PINGGIR SUNGAI
Cast: Gesù, Saathi, Mlêthik, Byomå
Gesù menemukan Mlêthik duduk bersandar di bawah pohon. Dia sedang berbicara sendiri sambil memainkan batang-batang bambu. Masing-masing batang seolah punya peran yang berlainan.
GESÙ
Sedang apa, Gadis Cantik?
Mlêthik menoleh seketika. Agak tersentak kaget. Melihat Gesù sebentar, bocah itu lalu berdiri mendadak. Mainan batang bambunya terlempar ke tanah.
CLOSE UP: WAJAH PANIK MLȆTHIK
MLȆTHIK
(Panik)
Aaaaaaaa. Hantuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!
GESÙ
(Tolah-toleh)
Hantu? Eh … tunggu. Saya bukan hantu
Gesù lalu mengejar Mlethik. Gesù mendengar suara suling yang dekat.
SOUND EFFECT: BUNYI SERULING
CUT TO:
29. EXT. PINGGIR SUNGAI KRUKUT (SIANG)
Cast: Mlêthik, Byomå
Mlêthik menyelinap di antara pepohonan menuju ke pinggir sungai. Berlari kepada Byomå yang sedang memainkan suling di bibirnya, sambil duduk di atas batu menatap aliran sungai.
BYOMȦ
Ada apa, Mlêtik?
Byomå melompat dari atas batu, siap siaga melindungi Mlêthik yang datang kepadanya.
MLȆTHIK
(menjerit)
Hantu, Kang!
BYOMȦ
Hantu apa? Kowe ada-ada saja.
CUT TO:
30. EXT. PINGGIR SUNGAI KRUKUT (SIANG)
Cast: Gesù, Mlêthik, Byomå, Saathi
Gesù segera sampai di pinggir sungai, melangkah hati-hati. Dua tangan terbuka, menekuk setinggi dada. Dia hendak menyapa.
Byomå mengangkat wajah, menatap Gesù dengan kesan datar. Tapi, sekejap kemudian dia melompat tak karuan. Berlari tak tentu arah.
BYOMȦ
(Mencebur ke sungai)
Dhemiiiiiiit! Toloooong! Ada Hantuuuuu!
Byomå berenang kebingungan. Antara kembali ke pinggir dan menjemput adiknya, atau terus menyeberang mencari pertolongan. Gesù memukul kening. Tidak habis pikir dengan apa yang dia saksikan.
SAATHI
(V.O.)
Byomå! Mlêtik!
CUT TO:
31. EXT. PINGGIR SUNGAI KRUKUT (SIANG)
Cast: Gesù, Saathi, Mlêthik, Byomå
Dari rimbunan pohon bambu, datang Saathi. Dia mengangkat golok sambil meraih bocah Mlêthik lalu menyembunyikannya di belakang punggung.
SAATHI
(Mengacungkan golok ke Gesù, matanya geram, napasnya tersengal)
Pergi! Sayê punya golok! Pergi!
Dari sungai, Byomå, berenang ke pinggir sambil meraih sulingnya yang kebasahan.
INSERT: BYOMȦ BERENANG KE PINGGIR
GESÙ
(Membungkuk, megentak tanah)
Saya bukan hantu. Saya manusia biasa.
Lihat. Saya bicara bahasa manusia. Bahasa Melayu. Menginjak bumi seperti kamu.
Saathi, mulai sedikit tenang. Tetapi golok masih dia acungkan.
GESÙ
Saya hanya ingin menyapa.Maaf membuat adik-adikmu kaget. Kita bertemu tadi pagi, bukan? Kamu melihat saya di perahu.
Saathi menurunkan goloknya perlahan. Mlêtik masih memeluk pinggang mbakyunya, mengintip-ngintip. Byomå berdiri basah kuyup di belakang kedua saudara perempuannya.
GESÙ
Saya… Gesù. Nama kamu siapa?
Saathi merangkulkan lengannya ke pundak Mlêtik yang masih sedikit ketakutan.
SAATHI
Saathi.
GESÙ
(Mengangguk lalu melihat Mlêthik)
Saathi … terdengar indah.Kamu siapa, gadis mungil cantik?
MLȆTHIK
Mlêtik.
GESÙ
Siapa tadi?
MLȆTHIK
Mlêtik!
GESÙ
(Mengangguk lagi lalu menoleh ke Byomå)
Mlêtik. Jagoan yang di belakang siapa namanya?
Byomå berdiri menjejeri Saathi. Meski menggigil, dia berusaha terlihat berani.
BYOMȦ
(Digagah-gagahkan)
Byomå.
Gesù mengangguk-angguk. Dia menegakkan badan. Sekarang, Saathi setinggi telinga, Mlêtik tak melebihi pinggangnya.
GESÙ
Kalian sedang mengumpulkan bambu? Saathi mengangguk. Tatapannya masih curiga. Goloknya masih tergenggam kuat.
GESÙ
Saya sedang menunggu kawan-kawan saya. Mereka bekerja di ladang tebu. Jika kalian tidak keberatan, saya menunggu mereka di sini.
Saathi menoleh pada Byomå lalu Mlêtik. Byomå menggeleng, sedangkan Mlêtik justru mengangguk.
CUT TO:
32. EXT. RUMPUN BAMBU TEPI SUNGAI KRUKUT (SIANG)
Cast: Gesù, Saathi, Mlêthik, Byomå
GESÙ
(Susah payah menebas batang bambu dengan golok Saathi)
Berapa lagi batang bambu yang harus kamu tebang … Saathi?
SAATHI
Lima belas.
CLOSE UP: WAJAH SHOCK GESÙ
Ayunan golok di tangan Gesù tidak menancap dalam. Sering terpeleset atau menghunjam dangkal. Saathi menengadahkan tangan, meminta kembali goloknya.
GESÙ
(Malu-malu)
Saya perlu banyak latihan, rupanya.
Saathi meraih goloknya, lalu ‘menyerang’ batang bambu yang tadi tak berhasil diptong Gesù. Beberapa kali Saathi menebas di satu sisi lalu berganti sisi satunya lagi. Bekas tebasan bertemu di tengah, meruncing. Gesù buru-buru menggenggam batangnya, menyeretnya kemudian. Bunyi batang yang tumbang menimpa batang lainnya begitu berisik.
GESÙ
Bumbu-bambu ini untuk apa?
SAATHI
Pajak Kompeni.
GESÙ
VOC?
Saathi mengangguk sambil mengayunkan golok, membersihkan cabang-cabang bambu.
GESÙ
Tiga puluh batang?
SAATHI
Benar.
GESÙ
(Menyingkirkan cabang-cabang)
Kamu tinggal di Ommelanden?
Saathi menoleh tapi tidak segera menjawab.
GESÙ
Maksud saya, kamu tinggal di luar tembok kota?
SAATHI
(Sambil menebas bambu)
Iyê.
GESÙ
(Menoleh pada Byomå dan Mlêtik yang sedang shalat berdua)
Hanya dengan mereka?
INSERT: BYOMȦ DAN MLȆTHIK SEMBAYANG JAMAAH DI ATAS KAIN JARIT
SAATHI
Iyê.
Saathi menyelesaikan pekerjaannya. Dia lalu hendak memikul batang bambu itu. Buru-buru Gesù meraih ujung bambu. Mereka lalu memanggulnya bersama-sama. Saathi di bahu, Gesù mengimbanginya.
CUT TO:
33.DEKAT GEROBAK, TEPI SUNGAI KRUKUT (SIANG)
Cast: Gesù, Saathi, Mlêthik, Byomå
Saathi naik ke atas gerobak. Dia lalu memasukkan batang bambu di antara tumpukan bambu lain yang sudah dia ikat lebih dulu di atap miring gerobak. Batangnya panjang, sampai melebihi atap gerobak yang sudah menjorok ke depan. Lebih dari sepuluh potong bambu. Gesù membantu Saathi menguatkan tali-tali dari anyaman kulit bambu yang tajam.
GESÙ
Ini pekerjaan yang tidak mudah. Kamu membuat saya kagum.
Saathi selesai memastikan bambu-bambu itu terikat kuat. Dia lalu turun dari gerobak.
GESÙ
Kamu terlihat beda. Kawan saya mengatakan, mungkin kamu orang Mestizo.
Saathi tidak menanggapi. Dia lalu menghampiri adik-adiknya. Mereka berbicara sebentar. Byomå masih terlihat sedikit kedinginan. Bajunya belum kering betul. Bertiga mereka lalu menghampiri gerobak. Byomå dan Mlêtik naik ke gerobak lebih dulu. Masuk dengan cepat.
GESÙ
(Menoleh ke tumpukan bambu di atap gerobak)
Kata kamu perlu tiga puluh batang bambu?
Saya rasa itu baru beberapa belas.
SAATHI
(Naik ke gerobak. Duduk rapi, bersiap-siap berangkat)
Hari ini cukup.
GESÙ
Besok kamu kembali ke mari?
Saathi mengangguk tanpa bicara.
GESÙ
Di mana saya harus mencari jika mau menemui kamu?
Saathi mengentakkan tali kekang, kerbau-kerbau mulai berjalan.
SAATHI
Kampung Jawa.
Gesù berjalan cepat mengimbangi laju gerobak.
GESÙ
Saya tinggal di dalam tembok kota. Bulan depan baru kemungkinan bisa ke luar gerbang. Saya akan mencari kamu.
Saathi menoleh saja, tetapi tidak menjawab apa-apa. Tidak pula tersenyum atau menampakkan ketidaksukaan. Dia terus menjalankan gerobaknya.
Gesù tertegun di tempatnya berdiri. Bingung sendiri.
FADE OUT: