Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sepenggal Kisah dari SMP (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
26. (91-94)

91.   EXT. Halaman sekolah, siang.

Montage:

-  LS jalan menuju sekolah. Tampak para siswa berlalu-lalang.

-  ESTABLISH gedung sekolah.

-  Para siswa di pintu masuk lobi sekolah, tampak bergerombol. Sebagian keluar dan sebagian lainnya masuk.

-  Para siswa sedang duduk di bangku permanen yang ada dilobi.

 

CAMERA FOLLOW Bobby yang sedang berjalan menuju sekolah. Beberapa kali ia menyapa beberapa siswa lain yang berpapasan dengannya. Kemudian berbelok untuk masuk melalui pintu pagar sekolah.

CAMERA PAN TO Rio yang ternyata sedang berdiri di depan pagar. Ia langsung menghadang Bobby.

 

RIO
Hei, Bob!
(menghampiri Bobby kemudian merangkulnya)

 

BOBBY
(menoleh sekilas)
Hai, Yo.
(nada suara ogah-ogahan)

 

RIO
(menekan pundak Bobby dan menghentikan langkah)
Bob, bagi duit dong!

 

BOBBY
(berhenti)
Ha?

 

RIO
Bagi duit….

 

BOBBY
Buat apa?

 

RIO
Yaelah. Pelit amat, sih? Pakai nanya-nanya segala?

 

BOBBY
Ya …
(bingung)
Gue nggak punya….
(nada suara ragu)

 

RIO
(secepat kilat merogoh ke dalam saku Bobby)
Halah! Ini apaan?

 

BOBBY
(terkejut)
Eh … jangan. Itu buat uang jajan gue seminggu.

 

RIO
Pelit amat, sih?
(membentak)

 

BOBBY
(memandang Rio, serba salah, agak kesal, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa)
Ya udah. Lo ambil aja.

 

RIO
(menyeringai)
Nah, gitu dong.

 

Bobby baru akan melangkah ketika Rio lagi-lagi menahannya.

 

RIO
Bob, ntar lo bilang ke guru kalo gue sakit, ya?

 

BOBBY
Ha?

 

RIO
Iya. Lo bilang ke guru kalo gue sakit. Lagi males banget, nih.

 

BOBBY
(nada suara ogah-ogahan)
Iya … iya….

 

RIO
Lo harus bersumpah!
(kembali membentak)

 

BOBBY
Ha?

 

RIO
Buruan!

 

BOBBY
(menghadap Rio, kemudian mengacungkan telunjuk dan jari tengah kanannya membentuk huruf “V)
I swear….
(nada lagu “I Swear” milik grup musik All 4 One)

 

RIO
Jangan bercanda!
(marah)

 

BOBBY
(terkejut)
Iya … iya…. Gue akan bilang ke guru kalo lo nggak masuk karena sakit.

 

RIO
Awas kalo lo berani ngaduin gue!
(menunjuk Bobby, kemudian melangkah menjauh dan keluar pagar)

 

Bobby masuk ke dalam. Dan berpapasan dengan Audy yang tampak berdiri mengamati Bobby.


CUT TO

 

92.   EXT. Halaman sekolah, siang.

ESTABLISH lobi sekolah.

Tampak Audy berdiri di pintu gerbang sekolah. Ia tampak menatap Bobby yang berjalan untuk masuk ke gedung sekolah. Audy lalu berjalan menghampiri Bobby.

 

AUDY
Lo diapain lagi sama Rio?
(menjejeri langkah Bobby)

 

BOBBY
(menoleh)
Biasa.

 

AUDY
Dipalak?

 

Bobby menoleh sekilas, lalu tersenyum.

 

BOBBY
Setidaknya dia hari ini nggak masuk.

 

AUDY
Oh ya?

 

BOBBY
Tadi dia minta supaya dibilang sakit.

 

AUDY
(masih berjalan menjejeri Bobby, lalu menatap Bobby)
Bob?

 

Bobby menoleh.

 

AUDY
Lo sekali-kali lawan aja napa, sih?

 

BOBBY
(menghela napas)
Yah, Dy….
(menoleh)
Mana bisa?

 

Audy berhenti sementara Bobby terus berjalan menuju kelas.

LS Bobby.

 

CUT TO


93.   INT. Ruang kelas, siang.

WIDESHOT suasana kelas yang masih melompong. Hanya Mikha yang berada di kelas. Audy segera menghampiri Mikha.

 

MIKHA
Hai, Dy.
(tersenyum)

 

AUDY
Hai, Mik.
(menaruh tas dan duduk)

 

Mikha tampak beberapa kali mencuri-curi pandang ke arah Audy. Wajahnya tampak semringah. Audy yang sedang mengeluarkan buku-bukunya pun menoleh.

 

AUDY
Ada apa?

 

MIKHA
Ehm….
(tersipu)
Eh …
(melirik ke sekeliling)
...gue pengen cerita sesuatu ke elo. Tapi …
(melirik ke sekeliling lagi)
...lo jangan cerita ke siapa-siapa, ya?
(meletakkan telunjuk di bibir)

 

AUDY
(menaikkan alis)
Kenapa?

 

MIKHA
(meletakkan telunjuk di bibir)
Rahasia….

 

Audy melirik ke sekelilingnya. Tampak tidak ada lagi siswa yang berada di kelas kecuali mereka.

 

MIKHA
Gue….
(PAUSE)

 

Audy menatap Mikha. Wajahnya tampak antusias.

 

MIKHA
…udah … jadian….
(PAUSE)

 

Audy kembali menaikkan alisnya dan melongo.

 

MIKHA
Sama …
(PAUSE)
Adrian….
(suara semakin memelan, lalu kembali meletakkan telunjuk di bibirnya)

 

AUDY
(ternganga)
Serius?

 

Mikha mengangguk. Wajahnya tampak tersipu.

 

AUDY
Selamat, ya.
(tersenyum senang)
Kapan?

 

MIKHA
Udah agak lama, sih, sebenernya.

 

AUDY
Oh, ya? Kok nggak cerita?

 

MIKHA
Ya….
(kembali tersipu)
Pas liburan kemarin, Adrian, kan, nelpon gue. Ngajak jalan ke PIM. Terus … tahu-tahu dia nembak gue….

 

AUDY
(kembali menaikkan alisnya, melongo, kemudian tersenyum senang)
Ternyata dia selama ini merhatiin elo, ya?

 

MIKHA
Iya. Gue juga nggak nyangka.
(tersipu)

 

Audy melihat ke arah pintu. Tampak beberapa murid masuk. Dan ketika Adrian masuk kelas, tanpa sengaja tatapannya bersirobok dengan tatapan Audy. Audy spontan tersenyum. Adrian tampak tertunduk dan tersipu, kemudian menuju tempat duduknya di pojok kiri paling depan paling dekat pintu. Audy menoleh ke Mikha yang juga tertunduk dengan wajah tersipu.

 

AUDY
Berarti kabar yang bilang dia jadian sama …
(PAUSE)
... orang itu …
(PAUSE)
... gosip doang, dong?

 

MIKHA
Jelas. Emang dia, mah, ngaku-ngaku doang.
(melirik Adrian)

 

CAMERA PAN TO Adrian yang tampak duduk sendirian saja di tempatnya.

 

MIKHA
Eh, tapi, Dy….
(PAUSE)

 

AUDY
(menoleh)
Apa?

 

MIKHA
(berbisik)
Jangan bilang-bilang, ya? Nggak enak sama anak-anak sekelas.
(kembali meletakkan telunjuk di bibir)

 

AUDY
(tersenyum)
Tenang. Rahasia lo aman sama gue.

 

SFX

Bel tanda dimulainya pelajaran berbunyi.


Para siswa berangsur masuk kelas.

 

CUT TO


94.   INT. Ruang kelas, siang.

BEAT. Musik.

Suasana kelas tampak sedikit riuh. Zoom in jam dinding, sudah menunjukkan pukul 12.50. Sudah lewat lima menit sejak bel dimulainya jam pelajaran.

Beberapa anak tampak berada di depan pintu kelas. Adrian, Eza, Rifki, dan beberapa anak lainnya, kebanyakan laki-laki.

 

SFX

Suara riuh para siswa yang ribut, saling mengobrol.

 

MONTAGE:

-  Eza yang sedang memutar-mutar pulpen dengan satu tangan sambil tertawa, di sekelilingnya ada Adrian, Rifki, dan beberapa anak laki-laki lainnya.

-  Ferry tampak serius di tempat duduknya. Ia tampak membaca buku. Zoom in textbook pelajaran fisika di tangan Ferry.

-  Audy dan Mikha tampak mengobrol, suara mereka tidak kedengaran, terendam riuhnya suasana kelas.

-  Silvi tampak duduk sendirian di pojok paling kanan, dekat dengan tembok, sisi paling jauh dari pintu kelas.

 

Eza masih asyik memutar-mutar pulpen dengan satu tangan. Rifki mencoba mengikuti Eza tetapi gagal. Beberapa siswa berada di luar kelas. Beberapa yang di dalam tampak ada yang melongok-longok keluar juga.

Tiba-tiba para siswa yang di luar masuk melangkah dengan cepat. Mereka melewati Eza yang berdiri membelakangi pintu. Eza masih tampak asyik memutar pulpennya. Rifki yang berdiri di depan Eza langsung beranjak ke tempat duduknya dengan langkah cepat. Tampak seorang guru pria masuk kelas dan berada di belakang Eza. Eza yang menyadari kalau teman-temannya mulai beranjak duduk pun membalik badan.

CAMERA PAN TO Pak Hari, guru yang masuk kelas dan berada di belakang Eza.

Eza terkejut melihat Pak Hari. Keseimbangan pulpen di tangannya goyah dan akhirnya malah terbang menimpuk wajah Pak Hari, lalu jatuh.

 

CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar