34. INT. Ruang kelas, siang.
Suasana kelas. Kamera menyorot suasana kelas setelah jam pelajaran selesai. Para siswa yang berada di kelas sebagian ada yang berdiri di depan kelas dan mengobrol. Sebagian lagi berjalan keluar kelas.
AUDY (VO)
Gue punya kakak sepupu yang dulu juga sekolah di sini. Tapi sekarang udah lulus, sih. Baru aja masuk SMA. Namanya Mas Ardi. Nah, Mas Ardi pernah ngomong ke gue. Katanya, guru matematika yang namanya Pak Steven itu asyik banget ngajarnya.
Kamera menyorot para siswa di kelas.
AUDY (VO)
Asyik buat olahraga jantung sehat!
Kamera menyorit Audy yang sedang berdiri di depan kelas, bersama dengan Mikha, Eza, dan Adrian.
AUDY (VO)
Soal yang tadi ditanya sama Pak Steven…
(memandang ke sekeliling)
INTERCUT TO luar kelas, banyak siswa berdiri di sana.
INTERCUT TO depan kelas, banyak siswa yang juga sedang mengobrol.
AUDY (VO)
Itu adalah materi dasar aljabar. Oh iya. Aljabar sendiri adalah salah satu cabang matematika dengan penyelesaian masalah yang identik dengan penggunaan huruf atau variabel. Ini kata buku pelajaran, ya. Bukan kata gue.
Zoom in Ferry yang masih tetap berada di tepat duduknya dengan sebuah buku cetak masih terbuka di atas meja. Salah satu tangannya memegang pulpen dan tampak mencoret-coret sesuatu di buku tulis dengan tatapan serius ke buku cetak yang dibukanya.
AUDY (VO)
Itu materi gampang sebenarnya. Anak-anak juga tahu. Tapi, gurunya bikin takut duluan!
EZA
Itu guru killer banget.
ADRIAN
Emang. Gila!
AUDY (VO)
Horor … eh … kok, pas, ya? Kayak penulis Stephen King. Itu dia. Pak Steven Si Raja Horor.
EZA
Bikin gue tambah males sama matematika.
Audy dan Mikha tidak menanggapi. Suasana kelas masih tampak riuh.
EZA
Eh, tahu nggak?
ADRIAN
Apaan?
EZA
Gue denger-denger gosip kemarin. Katanya, yang bakal jadi wali kelas II-5 itu Pak Steven.
ADRIAN
(terbelalak)
Serius?
EZA
Iya.
ADRIAN
(tertawa terbahak-bahak)
Hahaha. Biar mampus, deh, itu anak-anak II-5.
OS (BEBERAPA SISWA)
Sukurin!
Mikha memelotot mendengarnya. Namun, ia juga ikut tertawa. Audy tersenyum geli.
AUDY (VO)
Oh iya. Gue belum cerita, ya? Sekolah ini, kan, pakai sistem kelas unggulan. Alias, waktu kelas satu kemarin, kelas dibagi berdasarkan NEM.
Kamera menyorot para siswa. Zoom in para siswa yang sedang mengobrol di tempat masing-masing. Zoom in luar kelas. Zoom in depan kelas.
AUDY (VO)
NEM paling tinggi, jelas ada di kelas I-1. Kelas I-2 juga bagus, sih, NEM-nya. Cuma, tetep aja kalah sama I-1.
Kamera kembali menyorot suasana kelas yang riuh karena belum ada guru yang masuk lagi.
AUDY (VO)
Yang kebagian kelas siang tahun ini itu kelas I-1, I-2, sama I-4. Yang kelas pagi itu I-3, I-5, I-6, sama I-7. Jadi, urutan untuk kelas siang berubah jadi II-5, II-6, sama II-7. Kelas pagi urutannya jadi II-1, II-2, II-3, sama II-4.
(PAUSE)
Kelas gue sekarang jadi II-6. Berarti, kelas I-1 sekarang jadi II-5.
Zoom in Zara, Ajeng, dan Tanty yang sedang mengobrol di tempat duduk mereka. Sekilas terdengar obrolan tentang sosok cowok bernama “Jonathan”.
AJENG
Eh … Jonathan belum punya cewek, kan?
AUDY (VO)
Kelas I-1 dari dulu udah dianggap paling top. Wajar. Kan, NEM-nya juga paling tinggi. Masalahnya, kelas I-2 jadi sering dibanding-bandingin. Mana di I-2 anak-anaknya pada kalem gitu.
Kamera kembali menyorot suasana kelas. Tampak beberapa anak sedang mengobrol.
AUDY (VO)
Inget, kan, yang pas Nicky bilang, tahun lalu anak-anak I-2 banyak yang minta bocoran ke I-1?
Kamera menyorot Mikha yang asyik mengobrol dengan Adrian. Wajah Mikha tampak semringah.
AUDY (VO)
Gara-gara itu, anak I-1 jadi tambah belagu ke I-2. Nggak semuanya, sih. Nicky enggak. Tapi, tetep aja jadi banyak yang nyebelin.
Kamera kembali menyorot Adrian.
AUDY (VO)
Meski cowok terkeren di angkatan gue ada di I-2, sih.
Zoom in Ferry yang masih berkutat dengan buku. Ferry tiba-tiba menengadah dan tersenyum pada Audy. Kamera menyorot Audy yang balas tersenyum dan agak tersipu.
AUDY (VO)
Makanya, pas tadi Eza bilang kalo Pak Steven bakal jadi wali kelas II-5, anak-anak pada seneng. Jahat? Biarin!
MIKHA
Terus, siapa yang bakal jadi wali kelas kita?
EZA
Denger-denger, sih, Bu Ita, guru ekonomi.
ADRIAN
Beneran, tuh? Wah, kalo Bu Ita, mah, baik banget. Cantik lagi.
CUT TO
35. INT. Ruang kelas, siang.
Zoom in Rifki yang tiba-tiba masuk kelas dengan terburu-buru.
RIFKI
Eh, ada Pak Chris, tuh. Buruan duduk.
Kerumunan siswa yang berdiri di depan kelas pun buru-buru membubarkan diri. Begitu juga Audy. Sayang, ketika ia berjalan menuju tempat duduknya, ia malah bertabrakan dengan Pak Chris.
SFX
Suara buku terjatuh.
AUDY
Maaf, Pak.
(menunduk, lalu buru-buru mengambil buku-buku Pak Chris yang terjatuh)
PAK CHRIS
Kamu lagi.
AUDY
(masih menunduk)
Maaf, Pak.
(lalu menyerahkan buku-buku itu kepada Pak Chris)
PAK CHRIS
Hati-hati, dong.
AUDY
Iya, Pak.
(lalu berjalan menuju tempat duduknya)
PAK CHRIS
Oh iya. Tolong duduknya sesuai absensi, ya.
OS (PARA SISWA)
Yaaahhh….
(suara gumaman)
AUDY
(menggumam agak keras)
Kenapa, sih, harus sesuai absen? Kan udah kenal?
PAK CHRIS
Iya. Kalau kamu, saya pasti kenal. Kamu yang kemarin numpahin minuman ke baju saya, kan?
Seisi kelas mendadak hening, tetapi kemudian langsung terdengar tawa. Audy menatap ke depan, ke arah Pak Chris. Tampak Pak Chris tersenyum-senyum pada Audy. Audy pun menunduk malu. Ia segera beringsut menuju tempat duduk di samping Mikha.
AUDY(VO)
Kenapa lagi gue sama Pak Chris?
(melirik sekilas Pak Chris, kemudian kembali berjalan menuju tempat duduknya untuk pelajaran fisika)
Kamera menyorot Mikha yang sudah ada di tempatnya dan mulai mengeluarkan buku
AUDY (VO)
(tersenyum sambil menatap Mikha)
Yah, nggak apa-apa juga, sih. Setidaknya, setiap kali pelajaran fisika, gue bisa duduk sebangku sama Mikha. Paling enggak, Pak Chris bikin gue nggak garing-garing banget lah.
Audy menaruh tasnya di kursi sebelah kiri Mikha, lalu mengeluarkan buku-bukunya.
MIKHA
Heh.
(mencolek Audy)
Audy menoleh.
MIKHA
Lo kenapa, sih? Kemarin lo nabrak dia. Tadi barusan lo nabrak dia lagi.
AUDY
(mengangkat bahu)
Au, ah. Kutukan kali?
(nada suara cuek)
Mikha melongo menatap Audy.
AUDY
(agak berbisik)
Kan udah gue bilang, gue selalu segan kalo ketemu dia. Mending gue nggak usah berurusan aja, deh, sama dia.
(melirik Pak Chris yang berada di depan kelas)
MIKHA
Aneh, deh, lo.
AUDY
Biarin.
CUT TO