Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sepenggal Kisah dari SMP (Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
22. (73-75)

73.   EXT. Sekolah, koridor, pagi.

WIDESHOT ruang kelas. Tampak Ayah yang masih duduk menunggu giliran nama Audy dipanggil.

CAMERA PAN TO Audy yang berdiri di luar kelas di pintu.


AUDY
(melambaikan tangan lagi)
Ayah!
(kembali berbisik, menggerakkan mulut)

 

Ayah masih bergeming.

 

AUDY
(menggeser ke sisi pintu satu lagi yang posisinya berada lebih depan dari barisan paling depan tempat duduk siswa)
Ayah!
(berbisik dengan keras)
(melambaikan tangan)

 

CAMERA PAN TO Ayah yang tampak menunduk melihat pager di tangannya.

 

AUDY
(kembali melambaikan tangan)
Ayah!
berbisik dengan keras)

 

CAMERA PAN TO Ayah yang akhirnya mengadah.

 

AYAH
(membuka mulut, tetapi tidak terdengar suaranya)
Apa?

 

AUDY
(membuka mulutnya)
Aku mau jalan sama Nicky.
(menunjuk Nick)

 

AYAH
Ha?

 

AUDY
Aku …
(menunjuk Nicky)
Nicky….

 

AYAH
(membuka mulutnya)
Apa?

 

AUDY
Aku …
(PAUSE)
...ya udah, aku telpon aja.
(tangan kanan mengepal dengan kelingking dan jempol menjulur dan bergerak seperti gerakan menelepon)

 

Ayah mengangkat pagernya. Audy mengangguk.

 

AUDY
Yuk.
(lalu melangkah)

 

NICKY
Ke mana?

 

AUDY
(berbalik danberhenti)
Katanya mau ke tempat biasa.
(PAUSE)
Tapi ke telepon umum sebentar, ya? Mau kirim pesan ke pager bokap dulu.


CUT TO


74.   INT. Gedung “tempat rahasia”, pagi.

Audy, Nicky, dan Mikha berada di gedung yang menjadi tempat rahasia mereka. Ketiganya duduk di undakan.

 

AUDY
Kelas pagi gimana, Nick?

 

NICKY
Enak.

 

MIKHA
Anak-anaknya gimana? Katanya kebanyakan anak-anak yang suka bikin masalah, ya?

 

NICKY
Nggak juga. Kata siapa? Yang gue kenal anaknya asyik-asyik, kok.

 

AUDY DAN MIKHA
Oooohh….

 

NICKY
Jangan suka nge-judge orang cuma karena ngeliat nilai-nilainya doang.

 

AUDY
Lo ngomong, deh, sama nyokap gue.

 

NICKY
Nyokap lo kenapa?

 

AUDY
Bagi nyokap, yang paling penting itu nilai. Kalo nilainya jelek, pasti dianggap bandel.
(duduk lagi, lalu membuka sebuah minuman bersodan dalam kaleng dan menenggaknya)
Belum tahu Adrian, sih.

 

MIKHA
(cemberut)
Kenapa jadi bawa-bawa Adrian?

 

AUDY
Adrian, kan, sebenernya pinter. Anak I-2 gitu, loh. Tapi coba lihat rekor bolosnya. Gue denger sendiri, 30 hari!

 

Mikha masih cemberut. Sedangkan Nicky tertawa.

 

NICKY
Emang apa yang lo suka dari Adrian, sih? Segitunya banget suka sama dia?
(masih tertawa)

 

MIKHA
Adrian itu … kan, lucu.
(tersipu)
Kayak … Leonardo DiCaprio.

 

NICKY DAN AUDY
Leonardo DiCaprio?

 

MIKHA
Yang sempat ada di “Growing Pains” itu. Emang di sini jarang muncul filmnya. Tapi sering muncul di majalah.

 

NICKY
Itu gue juga tahu. Pertanyaan gue, kok, lo bilang kayak Leonardo DiCaprio, itu miripnya di mana?

 

MIKHA
Rambutnya, kan, belah tengah gitu. Mirip, kan?

 

NICKY
(terbelalak)
Emangnya cowok yang rambutnya belah tengah cuma dia?

 

AUDY
Mark Owen juga rambutnya belah tengah.
(mencibir)

 

MIKHA
(kembali cemberut)
Tapi … Adrian orangnya asyik, tahu!
(kembali semringah)

 

AUDY
Emangnya lo pernah bareng sama dia? Perasaan selama ini lo cuma ngeliatin aja, deh.

 

MIKHA
Ya … tahu aja….
(nada suaranya sedikit ragu)

 

NICKY
Eh … bentar … bentar….
(tampak mengingat-ingat)
Bukannya Adrian itu pacarnya Audi, ya?

 

MIKHA
Kata siapa? Itu Audi doang yang ngaku-ngaku. Mentang-mentang sesama anak basket.

 

NICKY
Itu, kan, menurut gosip yang beredar di anak II-1.

 

AUDY
Eh … bukan gue, ya!

 

NICKY
(tertawa)
Ge-er amat, sih? Jelas bukan elo, lah!
(mendorong pundak Audy)

 

MIKHA
Audy, tuh, sensitif banget setiap kali nama “kembarannya” disebut.

 

AUDY
(cemberut)
Nggak enak banget, ya, jadi anak nggak populer. Nggak ada yang kenal.


SFX

Suara pintu dibuka.

 

Audy, Nicky, dan Mikha menoleh. Tampak petugas kebersihan gedung masuk sambil membawa beberapa peralatan untuk bersih-bersih.

 

PETUGAS KEBERSIHAN (LAKI-LAKI, 35 TAHUN)
Permisi, Neng. Mau bersih-bersih dulu.

 

NICKY
(setengah berteriak)
Iya, Pak.
(lalu berdiri)

 

Audy dan Mikha ikut berdiri. Ketiganya kemudian berjalan keluar gedung.

 

NICKY
Mari, Pak.

 

PETUGAS KEBERSIHAN
Mangga, Neng.

 

CUT TO


75.   EXT. Gedung “Tempat Rahasia”, halaman depan, pagi.

Suasana depan gedung “tempat rahasia”. Terdapat halaman berupa tempat parkir kendaraan. Terpisah jalan raya, di seberangnya terdapat taman dengan rumput hijau yang cukup luas. Beberapa pedagang tampak berjualan di pinggir jalan tepat di sisi luar taman.

Audy, Mikha, dan Nicky pindah tongkrongan ke depan gedung. Mereka duduk di undakan tangga yang menuju pintu masuk utama yang selalu dikunci.

 

AUDY
Eh, Nick. Lo tahu Jonathan, nggak?

 

NICKY
Tahu dong! Itu cowok paling keren di kelas 3. Kenapa, Dy? Lo naksir dia juga?


AUDY
Nggak.
(tertawa)
Tapi gue udah pernah ngobrol sama Jonathan.

 

Nicky dan Mikha sontak melongo.

 

NICKY
Kok bisa?

 

AUDY
Gara-gara Ajeng. Itu anak ngegebet Jonathan, tapi kalo nelpon nggak pernah ngaku Ajeng, ngakunya Ayu. Jadinya, yang nelpon atas nama Ajeng itu Tanty. Tapi karena takut ketahuan lagi, Tanty minta tolong Zara buat nelpon Jonathan pakai nama Tanty.
(tertawa)
Akhirnya, gue deh yang diminta tolong Zara buat nelpon Jonathan, ngakunya Zara.
(terbahak-bahak)

 

Nicky dan Mikha pun tertawa terbahak-bahak.

 

NICKY
Temen lo ribet banget!

 

AUDY
Emang!

 

MIKHA
Terus, gebetan lo sendiri siapa, Dy?

 

Audy mengangkat bahu.

 

NICKY
Setahu gue, gebetannya Audy kalo nggak Luke Perry ya Mark Owen.
(tertawa)

 

MIKHA
Lo, tuh, beruntung tahu! Lo bisa deket sama Ferry, terus pernah ngobrol sama Jonathan.

 

AUDY
Soalnya gue nggak suka sama cowok SMP. Cowok SMP tu kekanak-kanakkan. Sama sekali tidak meyakinkan untuk dijadikan pacar.
(mencibir)

 

MIKHA
Emangnya lo suka cowok yang kayak apa, sih?

 

AUDY
(tampak berpikir)
Cowok … yang kayak apa, ya?
(menenggak minuman kalengnya sampai habis, kemudian melemparkannya ke tong sampah besar yang berada di depan gedung, masuk)
Gue suka cowok dewasa … tinggi, minimal 180 sentimeter … kayak bule tapi nggak bule-bule banget … hidungnya mancung … yang kalo pake kacamata jadi tambah manis dan kelihatan pinter….
(terdiam, raut wajah agak bingung)

 

MIKHA
Kenapa, Dy?
(menangkap perubahan air muka Audy)

 

AUDY
(tersadar)
Eh … nggak apa-apa.

 

MIKHA
Kok lo jadi aneh gitu, sih?

 

AUDY
(tergagap)
Enggak … nggak, kok.
(berdiri, lalu melihat jamnya)
Eh, udah jam segini ternyata. Udah hampir setengah 12.
(menunjukkan jam tangannya)
Pulang, yuk. Paling juga pembagian rapornya udah selesai.

 

Mikha bangkit, diikuti Nicky. Ketiganya berjalan menuju pinggir jalan raya.

 

NICKY
Lo naik angkot, kan?

 

AUDY
Iya.
(PAUSE)
Kalo lo berdua mau duluan juga nggak apa-apa.

 

MIKHA
Kita tungguin, kok.

 

Audy tersenyum. Tampak raut wajahnya yang terlihat agak gugup dan bingung.

Di jalan raya, tampak beberapa kendaraan lalu lalang tetapi angkot berwarna merah masih juga belum terlihat.

 

AUDY (VO)
Aduh … gue kenapa, sih? Kenapa yang muncul malah … ah! Udahlah!

 

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar