81. INT. Ruang kelas, siang.
Audy berjalan memasuki kelasnya. Ia melihat sekilas jam tangannya. Zoom in pukul 12.15. Audy tersenyum, lalu menuju bangkunya.
Kamera menyorot sebuah meja dan dua buah kursi di pojok kiri paling depan dekat pintu yang posisinya nyaris menyembul keluar. Audy tampak mengernyit melihatnya sambil berjalan.
Di belakang Audy, tampak Bobby juga berjalan menuju bangkunya di samping Rio. Tampak Rio sudah duduk menyender pada tembok. Bobby tidak langsung duduk. Ia berdiri sambil melihat bangku paling depan yang masih kosong.
BOBBY
Yo, gue pindah ke depan, ya?
RIO
(melirik bangku depan)
Ngapain?
BOBBY
Soalnya … mata gue kurang jelas ngeliat ke papan tulis kalo dari sini.
RIO
(kembali melirik bangku paling depan)
Itu udah ada orangnya. Nggak usah. Lo di sini aja.
BOBBY
Kata siapa? Masih kosong, tuh.
RIO
Nggak. Lo di sini aja.
(nada suara menekan, agak memerintah)
Bobby tampak menunduk. Ia masih juga belum menaruh tasnya. Wajahnya menyiratkan keraguan.
RIO
Lo mau menghindar atau mau caper sama guru?
(nada suara sinis, lebih menekan dari sebelumnya)
BOBBY
Nggak.
(akhirnya ia duduk di samping Rio)
CAMERA PAN TO Audy yang tampak berdiri mengamati adegan antara Bobby dan Rio sebelum akhirnya ia menaruh tas di bangkunya.
CUT TO
82. INT. Ruang kelas, siang.
Kamera menyorot Ajeng dan Tanty. Tampak Ajeng tersenyum-senyum menyambut Audy.
AJENG
Hai, Dy!
Audy tersenyum, tetapi tidak menjawab. Ia langsung duduk di samping Zara.
ZARA
Dy.
AUDY
(menoleh)
Ya?
ZARA
Besok lo ikut, ya?
AUDY
Ke mana?
ZARA
Ke McD. Ajeng mau traktiran. Jam sepuluh aja di Melawai. Kan udah buka, tuh. Cuma sekali naik Metromini dari sekolah juga.
TANTY
Atau mau di Sarinah aja sekalian?
ZARA
Ngaco, lo! Kejauhan kali!
TANTY
Ya kali aja pada mau camping.
AUDY
Wah, ada apa, nih? Ulang tahun, ya?
(membalik badan, lalu menyalami Ajeng)
Met ultah, ya?
Ajeng terbengong menerima uluran tangan Audy.
TANTY
(menepuk tangan Audy)
Bukan!
Audy yang terkejut spontan menarik tangannya.
ZARA
Ajeng akhirnya jadian juga sama Jonathan
AUDY
Oh, wow! Selamat, ya…!
(kembali menyalami Ajeng)
AJENG
Makasih.
(tersipu, semringah)
Cuma….
AUDY
Kenapa?
AJENG
Anak kelas tiga, kan, sebentar lagi ujian. Kayaknya kita malah bakal jarang ketemu. Soalnya dia, kan, harus persiapan EBTANAS.
(lesu)
ZARA
Sabar aja. Tunggu aja setelah ujian.
AJENG
Tapi … setelah ujian, kan, dia bakal ke SMA….
TANTY
(mendorong pundak Ajeng)
Ya ketemu di mana, gitu! Ah, elo kok ribet banget, sih?
AJENG
Kalo ternyata dia selingkuh sama temen SMA-nya gimana?
ZARA
Yaelah! Lo beneran kebanyakan nonton telenovela, sih. Belum apa-apa udah takut diselingkuhin.
TANTY
Elo tuh, ya. Pas belum jadian, ngebet banget. Giliran udah jadian, malah kepikiran macem-macem. Ribet, ah!
Audy tertawa melihat tingkah teman-temannya. Ia kemudian membalik tubuhnya dan menghadap ke depan lagi. Pada saat itulah ia melihat seorang siswi masuk dan duduk di tempat paling depan di kiri dekat pintu.
Zoom in siswi tersebut yang duduk sendirian.
ZARA
Kenapa, Dy?
AUDY
Gue kayaknya belum pernah lihat dia, deh. Itu anak baru?
(menunjuk ke arah depan)
ZARA
(melihat arah yang ditunjuk Audy)
Eh … itu kayaknya anak sini juga, kok. Kayaknya gue dulu pernah lihat dia.
AUDY
Kenapa ada di kelas kita?
Zoom in siswi tersebut. Ia tampak menunduk dan seolah tidak peduli dengan orang-orang di sekelilingnya.
CUT TO
83. INT. Ruang kelas, siang.
WIDESHOT suasana ruang kelas. Anak-anak tampak mengobrol karena belum ada guru.
SFX
Bel tanda dimulainya pelajaran pertama.
Para siswa berangsur mulai menempati tempat masing-masing. Tak lama, Pak Steven masuk kelas. Para siswa pun menempati bangku masing-masing.
PAK STEVEN
Selamat siang, Anak-anak.
(kemudian duduk)
PARA SISWA
Selamat siang, Pak.
WIDESHOT suasana kelas, para siswa sudah duduk di bangku masing-masing.
EZA
Berdoa, mulai!
Hening.
EZA
Selesai.
Pak Steven tampak mengeluarkan buku-buku dari dalam tas untuk memulai pelajarannya.
PAK STEVEN
Silvi.
(melirik ke arah siswi yang duduk sendirian di bangku paling depan)
SILVI (PEREMPUAN, 14 TAHUN)
(mengacungkan tangan)
Ya, Pak?
Seisi kelas ikut menatap ke arah Silvi.
PAK STEVEN
Berarti sekarang kamu di kelas ini, ya?
SILVI
Iya, Pak.
PAK STEVEN
Saya harap kamu bisa menyesuaikan dengan cara belajar di kelas ini karena kelas ini adalah kelas unggulan.
SILVI
Baik, Pak.
PAK STEVEN
Kalau kamu merasa ketinggalan, kamu bisa tanya sendiri ke teman-temanmu, ya?
SILVI
Iya, Pak.
PAK STEVEN
(menghadap ke seisi kelas)
Jadi anak-anak, semester ini kalian mendapatkan teman baru. Namanya Silvi.
(kembali melirik Silvi)
Silvi memutar badan hingga menghadap ke seisi kelas, kemudian mengangguk sambil tersenyum.
PAK STEVEN
Silvi ini bukan murid baru di sekolah ini. Dia pindah dari kelas pagi ke kelas siang. Tadinya di kelas II-4.
(PAUSE)
Berati sebelumnya kelas I-7.
Kamera menyorot suasana kelas, tampak beberapa anak berbisik dengan teman sebangkunya.
PAK STEVEN
Saya berharap yang lain bisa membantu Silvi jika ada pelajaran yang tidak dia mengerti.
PARA SISWA
Baik, Pak.
PAK STEVEN
Baik. Sekarang, kita akan mulai pelajaran. Untuk semester genap ini mungkin materi akan dipadatkan karena waktu kita tidak banyak. Akan banyak terpotong oleh ulangan harian dan menyesuaikan dengan jadwal EBTANAS kelas tiga juga.
Para siswa mulai mengambil buku dan peralatan tulis dari dalam tas masing-masing.
PAK STEVEN
Saya berharap kalian semua bisa maksimal. Dan tidak ada yang tidak naik kelas. (kembali melirik Silvi)
Silvi tampak menunduk.
PAK STEVEN
Karena angkatan kalian adalah angkatan terakhir yang menggunakan kurikulum lama. Angkatan di bawah kalian sudah menggunakan kurikulum baru yang pembagiannya bukan lagi semester tetapi catur wulan. Kalau kalian tidak naik kelas, bisa-bisa kalian mengulang lagi dari kelas satu.
Para siswa menengadah. Beberapa murid menunjukkan ekspresi bingung.
ZARA
Ngulang dari kelas satu?
(berbisik, agak bingung)
AUDY
Ngaco, ah. Mana ada ngulang lagi dari kelas satu.
(berbisik)
Paling juga nakut-nakutin doang. Namanya juga Raja Horor.
ZARA
(menoleh)
Ha? Raja Horor?
(berbisik, agak bingung)
Audy menoleh dan sedikit terkikik.
PAK STEVEN
Untuk refreshing, kita akan latihan soal. Tolong buka …
(PAUSE)
(membuka buku juga)
...halaman 129. Kerjakan soal yang ada di sana. Waktunya 30 menit. Nanti kita bahas bersama-sama.
Para siswa mulai mengerjakan latihan soal. Mereka tampak menunduk karena membaca buku masing-masing sambil menuliskan jawaban di buku tulis. Ada juga beberapa siswa yang tampak sesekali bertanya pada teman di sampingnya. Sebagian ada juga yang meminjam cairan penghapus tinta.
CUT TO
84. INT. Ruang kelas, siang.
Pak Steven tampak duduk sambil membaca sebuah berkas yang dijepit dalam map.
PAK STEVEN
Adrian!
Seisi kelas masih hening. Kamera menyorot para siswa yang seolah tidak peduli karena sedang berkutat dengan soal latihan masing-masing.
PAK STEVEN
ADRIAN! MANA YANG NAMANYA ADRIAN? TIDAK MASUK LAGI?
(keras, nyaris berteriak)
Kali ini para siswa sontak menghentikan pekerjaannya. Beberapa tampak menoleh ke arah bangku Adrian.
PAK STEVEN
ADA TIDAK ORANGNYA?
ADRIAN
Saya … Pak.
(mengacungkan tangan, suaranya gugup)
PAK STEVEN
KE SINI KAMU!
Adrian berdiri dan maju. Kepalanya tampak sedikit tertunduk. Beberapa siswa tampak mengamati Adrian.
CUT TO